Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi (>300mm) pada bulan November 2018 akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan bagian utara dan barat, serta sebagian besar wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sifat hujan pada beberapa wilayah ini berada pada tingkat diatas normal.
Puncak musim hujan pada bulan November - Desember akan melanda sebagian besar Pulau Sumatera dan Kalimantan serta sebagian kecil Pulau Jawa dan Sulawesi. Sementara pada bulan Januari - Februari 2019, puncak musim hujan akan melanda sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Akibat dari puncak musim hujan tersebut, beberapa daerah di Indonesia berpotensi alami banjir. Potensi banjir ini diperkirakan akan terjadi di 31 kota/kabupaten dan 73 kecamatan di Pulau Sumatera dan Kalimantan pada bulan November. Sedangkan pada bulan Januari 2019, banjir diperkirakan akan terjadi di 13 kota/kabupaten dan 35 kecamatan di Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Sebagai bentuk pencegahan banjir pada tahun 2018, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan berbagai pekerjaan seperti membangun pengendali banjir sepanjang 195 kilometer, merehabilitasi pengendali banjir sepanjang 7 kilometer, pemeliharaan tanggul dan tebing sungai sepanjang 3.725 kilometer dan pemeliharaan kanal banjir sepanjang 164 kilometer.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Jakarta (1/11). “Ditjen SDA juga melakukan penelusuran (walkthrough) terhadap sungai-sungai utama di seluruh BWS/BBWS sepanjang 54 kilometer. Dari hasil updating tahun 2018, diketahui saat ini terdapat 42 kilometer sungai yang berada dalam kondisi kritis dan sampai dengan saat ini kurang lebih sepanjang 30 kilometer yang telahditangani,” lanjutnya.
Dalam menanggulangi terjadinya banjir, Ditjen SDA telah menyiapkan total 657 unit peralatan yang terdiri dari excavator, amphibious excavator, mobile pump, dump truck, trailer truck, pick up, mesin outboard dan perahu karet untuk menanggulangi banjir. Untuk bahan banjiran, Ditjen SDA juga menyiapkan 242.633 buah sandbag, 5.968 buah geobag dan 41.798 buah kawat bronjong. Sedangkan untuk tahap pemulihan Ditjen SDA siap melakukan pemulihan berupa rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan-bangunan air.
Surat Keputusan Dirjen SDA No.52/KPTS/D/2018 tentang Piket Pusat Komando Penanggulangan Bencana Ditjen SDA Kementerian PUPR telah menetapkan personil yang bertugas untuk melaporkan kejadian bencana secara cepat, memantau, mencatat dan mengevaluasi kejadian bencana serta dampak yang ditimbulkan. Ditjen SDA juga menyiapkan Pos Komando (Posko) Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat di setiap Balai/Balai Besar Wilayah Sungai (BWS/BBWS) di 34 provinsi di Indonesia. Alamat dan contact person Pos Siaga Bencana selengkapnya dapat dilihat di website http://sda.pu.go.id.
Selain itu, juga telah diterbitkan Surat Perintah Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 110/SPRIN/D/2018 tentang Penanggulangan Bencana Banjir. SPRIN ini memerintahkan kepada seluruh Kepala BBWS dan BWS untuk melaksanakan tahap prabencana, tahap tanggap darurat dan tahap pasca bencana. (KompuSDA)
- kompusda