Surabaya, 2 Oktober 2025 – Direktur Air Tanah dan Air Baku, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Mojokerto dan Kediri pada Kamis (2/10). Kunjungan tersebut difokuskan untuk meninjau pelaksanaan program Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT), yang menjadi bagian dari percepatan pembangunan infrastruktur irigasi berbasis air tanah di Jawa Timur.

Dalam kunjungan ini, Direktur ATAB didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Muhammad Noor, beserta jajaran. Rombongan meninjau langsung rencana pembangunan sumur bor baru di Desa Plemahan, Kabupaten Kediri. Lokasi ini dipilih karena memiliki potensi air tanah mencapai sekitar 32,44 liter/detik, sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan irigasi bagi lahan pertanian seluas 33 hektare.

Selain di Kediri, juga melakukan survei lapangan di Kabupaten Mojokerto, salah satu daerah prioritas dalam pengembangan JIAT. Program ini dinilai penting untuk menjawab tantangan ketersediaan air pertanian, terutama saat musim kemarau. Melalui JIAT, pemerintah berharap produktivitas lahan meningkat sekaligus mendukung program swasembada pangan nasional.

Direktur Air Tanah dan Air Baku menegaskan bahwa keberhasilan program JIAT tidak hanya bergantung pada aspek teknis, tetapi juga pada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok tani, dan masyarakat penerima manfaat. “Koordinasi semua pihak sangat diperlukan agar manfaat program ini bisa dirasakan optimal, sekaligus tetap memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan keberlanjutan pemanfaatan air tanah,” ujarnya.

Kunjungan ini juga merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan dan pengelolaan jaringan irigasi nasional. Melalui implementasi program tersebut, pemerintah berkomitmen memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di berbagai daerah.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

#SetahunBerdampak

#PU608

#bbwsbrantas