BENDUNG KAMUN: WARISAN PENGAIRAN YANG MENOPANG KETAHANAN PANGAN MAJALENGKA
Terletak di Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Bendung Kamun merupakan salah satu infrastruktur pengairan bersejarah yang memiliki peranan penting bagi sistem irigasi di wilayah hilir Sungai Cilutung. Dibangun pada tahun 1913 oleh Pemerintah Hindia Belanda, bendung ini menjadi bukti nyata upaya pengelolaan sumber daya air yang telah berlangsung lebih dari seabad. Dengan struktur bendung tetap berbahan beton bertulang dan panjang mercu mencapai 60 meter, Bendung Kamun menjadi salah satu bangunan utama dalam Daerah Irigasi (D.I.) Kamun yang saat ini mengairi lahan pertanian seluas 8.462 hektare.
Fungsi utama Bendung Kamun adalah menyediakan air irigasi secara merata bagi lahan pertanian di wilayah sekitarnya. Melalui sistem distribusi air yang terukur, bendung ini mampu menjaga stabilitas suplai air selama musim tanam, sehingga mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan pada musim kemarau maupun kelebihan air pada musim hujan. Data produktivitas pertanian Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa daerah yang mendapat layanan irigasi dari Bendung Kamun memiliki hasil panen padi rata-rata 6,3–6,8 ton per hektare, lebih tinggi dibandingkan wilayah tadah hujan yang hanya berkisar 4,5 ton per hektare. Hal ini menunjukkan kontribusi langsung bendung terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan lokal.
Setelah mengalami rehabilitasi pada tahun 2007, Bendung Kamun semakin berfungsi optimal dengan sistem pintu air dan bangunan pelengkap yang lebih efisien. Rehabilitasi ini memperkuat struktur bangunan sekaligus memperbaiki sistem pengaliran air, sehingga kinerja bendung tetap andal menghadapi dinamika debit Sungai Cilutung. Pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh BBWS Cimanuk Cisanggarung memastikan agar distribusi air berjalan tepat waktu, tepat volume, dan berkelanjutan sepanjang tahun.
Selain aspek teknis, keberadaan Bendung Kamun juga memiliki nilai sosial dan ekologis yang besar. Bendung ini tidak hanya mendukung kemandirian pangan tetapi juga menjaga keseimbangan hidrologi wilayah, membantu konservasi air tanah, serta mendukung kelestarian ekosistem sungai. Dengan air yang mengalir dari Cilutung, sawah-sawah di wilayah Kamun tetap hijau meski di tengah musim kemarau, menjadi simbol harmoni antara alam, teknologi, dan kehidupan masyarakat.
Lebih dari sekadar bangunan fisik, Bendung Kamun adalah simbol kesinambungan pembangunan sumber daya air di Majalengka. Melalui pengelolaan yang berkelanjutan dan perawatan yang konsisten, bendung ini terus mewujudkan semangat “Air Mengalir, Sawah Subur, Petani Makmur.” Sebagai warisan kolonial yang kini menjadi bagian dari upaya modernisasi irigasi nasional, Bendung Kamun membuktikan bahwa infrastruktur yang dirawat dengan baik akan terus memberikan manfaat lintas generasi—menghidupi tanah, menyejahterakan petani, dan menjaga masa depan pangan daerah.