Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
blog-img-10

Posted by : ppid_cimancis

PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MELALUI PEMBANGUNAN SUMUR JIAT SEKARMULYA

Pembangunan empat titik Sumur Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Sekarmulya, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, merupakan salah satu langkah strategis BBWS Cimanuk Cisanggarung dalam memperkuat ketersediaan air bagi sektor pertanian. Setiap titik sumur memiliki debit air sekitar 7,5 liter per detik dengan jaringan saluran distribusi sepanjang hampir 1 kilometer, yang secara keseluruhan mampu melayani lebih dari 90 hektare lahan sawah produktif. Kehadiran infrastruktur ini diharapkan mampu menjawab tantangan klasik yang dihadapi petani, yaitu keterbatasan air irigasi pada musim kemarau yang kerap menurunkan hasil panen.

Sebelum adanya pembangunan JIAT, produktivitas padi di wilayah Indramayu, khususnya di Kecamatan Gabuswetan, rata-rata berada pada kisaran 6,7 ton per hektare berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Indramayu tahun 2023. Namun, pada musim kemarau, sebagian besar petani mengalami penurunan hasil hingga 20–30 persen akibat pasokan air yang tidak stabil. Kondisi ini menyebabkan menurunnya pendapatan petani sekaligus menekan kontribusi daerah terhadap produksi beras nasional, padahal Indramayu merupakan salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat dengan luas lahan sawah mencapai lebih dari 115 ribu hektare.

Dengan beroperasinya Sumur JIAT Sekarmulya secara optimal, diproyeksikan akan terjadi peningkatan produktivitas padi sebesar 10 hingga 20 persen, atau setara dengan 7,4 hingga 8 ton per hektare. Jika dikonversi terhadap total area layanan 90 hektare, maka tambahan hasil produksi bisa mencapai 70 ton gabah kering panen setiap musim tanam. Peningkatan ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan lokal, tetapi juga menjadi kontribusi signifikan bagi capaian program swasembada pangan nasional yang digagas pemerintah pusat.

Lebih dari sekadar penyediaan air, pembangunan JIAT juga membawa manfaat sosial-ekonomi yang luas bagi masyarakat. Ketersediaan air yang stabil memungkinkan petani melakukan dua kali masa tanam dalam setahun secara lebih pasti tanpa khawatir kekeringan. Hal ini tentu akan meningkatkan frekuensi panen, memperkuat pendapatan petani, dan membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian dan jasa penunjang. Selain itu, proyek ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah pusat melalui BBWS Cimanuk Cisanggarung, pemerintah daerah, serta masyarakat dalam membangun sistem irigasi yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Secara keseluruhan, JIAT Sekarmulya merupakan bentuk investasi jangka panjang yang tidak hanya memperbaiki infrastruktur pertanian, tetapi juga memperkuat ekosistem pangan berkelanjutan. Dengan optimalnya fungsi empat titik sumur ini, diharapkan kesejahteraan petani meningkat, risiko gagal panen berkurang, dan ketahanan pangan daerah Indramayu semakin kokoh. Air yang mengalir dari bumi Sekarmulya kini bukan sekadar sumber kehidupan, tetapi juga simbol harapan baru bagi keberlanjutan pertanian dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.