Bahas Pengendalian Banjir, BBWS Pompengan Jeneberang menghadiri audiensi dengan Walikota Makassar

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang menghadiri audiensi yang digelar oleh Pemerintah Kota Makassar. Dalam audiensi ini membahas permasalahan dan langkah startegis pengendalian banjir di Kota Makassar. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Kantor Walikota Makassar, Senin 24 Maret 2025.
Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Suryadarma Hasyim menjelaskan Wilayah Sungai Jeneberang memiliki 58 DAS, dengan DAS Jeneberang dan DAS Tallo berperan besar mempengaruhi kejadian banjir di Kota Makassar.
Untuk mitigasi, telah dibangun berbagai infrastruktur dari hulu hingga hilir, seperti Kolam Regulasi Nipa-Nipa, Waduk Tunggu Pampang dan kanal-kanal utama seperti Jongaya, Panampu dan Sinrijala yang membantu mengurangi genangan dengan mengalirkan air ke laut. Selain itu, BBWS Pompengan Jeneberang juga menyusun Master Plan Pengendalian Banjir Kota Makassar guna meningkatkan efektivitas mitigasi banjir.
“Permasalahan banjir di Makassar tidak bisa hanya ditangani oleh satu pihak, diperlukan adanya sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan stakeholder terkait dalam merumuskan strategi yang lebih efektif guna mengurangi dampak banjir serta meningkatkan ketahanan wilayah terhadap bencana hidrometeorologi”, tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Makassar Munafri Arifuddin mengatakan Kecamatan Manggala menjadi fokus perhatian karena termasuk wilayah rawan banjir yang terdampak. Upaya perbaikan di kawasan ini harus segera dilakukan bersama. Selain itu, dua titik utama yang menjadi perhatian khusus dalam penanganan banjir, yaitu Jalan AP Pettarani (ruas ujung jalan Hertasning-jalan S Alauddin) dan Jalan Urip Sumoharjo (ruas Jemb Sungai Pampang-jalan Racing Centre). Kedua ruas jalan ini kerap terendam saat hujan deras, menyebabkan kemacetan parah dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Selain upaya perbaikan infrastruktur, pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Untuk itu, perlu adanya edukasi masif kepada warga untuk tidak mencemari lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.
“Setelah audiensi ini, kami mengusulkan pertemuan lanjutan yang lebih teknis untuk membahas langkah-langkah kongkrit dalam penanganan banjir dengan melibatkan berbagai pihak terkait”, pungkasnya. (SISDA)