Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona

Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri Sungai Larona

Bendungan memiliki banyak manfaat sangat besar dalam memenuhi kebetuhan air, namun disamping memiliki banyak manfaat, juga menyimpan potensi bahaya sangat besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas pada hilir bendungan.

Berdasarkan PERMEN PUPR 27 Tahun 2015 tentang bendungan yang antara lain menyatakan bahwa setiap pembangunan dan pengelolaan bendungan harus dilaksanakan berdasarkan konsepsi keamanan bendungan dan pilar ke 3 dari konsepsi keamanan bendungan adalah Kesiapsiagaan Tindak Darurat.

Rabu 18 Juni 2025, BBWS Pompengan Jeneberang mengikuti Simulasi Rencana Tindak Darurat Bendungan Seri yang terdiri dari Bendungan Batubessi, Bendungan Balambano dan Bendungan Karebbe yang dikelola oleh PT. VALE Indonesia Tbk. Bertempat di Lapangan Merdeka, Kabupaten Luwu Timur.

Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dan memitigasi dampak yang timbul terhadap potensi kegagalan bendungan khususnya pada masyarakat di hilir bendungan.

Bupati Luwu Timur dalam sambutannya menyampaikan kegiatan rencana tindak darurat ini sangat penting mengingat apabila terjadi kegagalan bendungan maka Kota Malili yang paling terdampak.

“Dari simulasi ini kita tahu, dampaknya bisa menyentuh hingga 12 ribu jiwa dengan potensi kerugian mencapai Rp 300 miliar, kita semua berdoa agar itu tidak pernah terjadi. Maka dari itu, upaya mitigasi seperti ini sangat penting,” ungkapnya.

Kegiatan simulasi dimulai, Bupati memberikan pengumuman pertama tentang kondisi SIAGA. Alarm kondisi Siaga dinyalakan.

Petugas BPBD, relawan, dan tim kesehatan segera bergerak. Ambulans menuju lokasi, sementara relawan, dapur umum, mobil logistik, serta tenda darurat dikerahkan ke Lapangan Wisma Verbeck dan Lapangan Merdeka. Posko Komando dan Posko Kesehatan didirikan, dan evakuasi terhadap penduduk rentan dilakukan secara terstruktur.

Situasi berlanjut ke tahap AWAS, ditandai dengan dinyalakannya alarm kondisi Awas. Proses evakuasi menyeluruh dilakukan, dengan seluruh peserta diarahkan ke muster point.

BPBD melaporkan kepada Bupati bahwa seluruh warga dari desa terdampak telah berhasil dievakuasi hingga akhirnya, simulasi ditutup dengan status AMAN. Alarm terakhir pun dinyalakan.(SISDA)