BBWS Pompengan Jeneberang Bersama Bupati Luwu Utara, Dampingi PJ Gubernur Sulsel Kunjungan Lokasi Alur Sungai Baliase yang menuju ke Sungai Masamba

BBWS Pompengan Jeneberang Bersama Bupati Luwu Utara, Dampingi PJ Gubernur Sulsel Kunjungan Lokasi Alur Sungai Baliase yang menuju ke Sungai Masamba

Demi terlaksananya program swasembada pangan di provinsi Sulawesi Selatan, PJ Gubernur Sulsel Prof.Dr.Ir. Fadjry Djufry, M.Si mengunjungi lokasi alur Sungai Baliase menuju ke Sungai Masamba yang berkontribusi menambah debit sungai Masamba. Hal ini diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Luwu Utara serta meningkatnya sedimentasi pada Sungai Baliase.

Hal ini menyebabkan air sungai Baliase sebagian mengalir dan memperlebar alur sungai yg menuju Sungai Masamba sehingga mengakibatkan penanganan darurat yg dibuat untuk menutup limpasan air ke Sungai Masamba tidak berfungsi. Debit air yang cukup besar menghantam tanggul dan mencari titik lemah pada tanggul darurat sebelah kanan aliran Sungai Baliase dimana debit air tersebut menuju ke arah Sungai Masamba dan menambah debit Sungai Masamba.

Terbuka dan melebarnya alur sungai dari Sungai Baliase ke Sungai Masamba menyebabkan kapasitas tampung Sungai Masamba tidak mampu untuk menampung debit air dan menyebabkan banjir yang mengakibatkan banyaknya kerugian masyarakat terutama petani. Beberapa lokasi pemukiman dan persawahan terendam dan juga menyebabkan petani di daerah tersebut gagal panen sepanjang tahun 2024.


Terdapat 5 daerah di Kabupaten Luwu Utara yang terkena dampak limpasan yakni di Desa Giri Kusuma, Desa Pute Mata, Desa Petta Landung, Desa Malangke dan Desa Pattimang dimana tidak hanya pada desa saja namun juga berdampak pada lahan pertanian yang diperkirakan lebih dari 3000 Ha areal persawahan yang produktif terendam banjir.

Pada lokasi di bantaran alur Sungai Baliase menuju Sungai Masamba,  Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan memaparkan kronologis kejadian banjir dan upaya yang telah dilakukan oleh Balai serta rencana  penanganan darurat.

"Kami sudah melaksanakan penanganan darurat dengan membangun tanggul pada Tahun 2022, 2023 dan 2024, kami mencoba mengatasi aliran air agar bisa kembali seperti semula dengan penanganan jangka pendek melalui kegiatan tanggap darurat dengan memanfaatkan peralatan dan bahan banjiran yang tersedia di Balai. Namun demikian, upaya ini belum memberikan hasil yang maksimal karena kegiatan ini merupakan penanganan darurat yang sifatnya tidak permanen dimana kami hanya menggunakan dana darurat saja" Ucap Nalvian S.ST.,MT

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, dalam kunjungannya ke lapangan juga menyampaikan beberapa keluhan masyarakat serta menjelaskan lokasi daerah terdampak banjir.

"Kehadiran pak gubernur menjadi harapan kami dari pemerintah daerah, kami paham betul bahwa BBWS Pompengan Jeneberang 3 tahun berturut-turut telah mengintervensi lokasi ini dimana  statusnya masih tanggap darurat. Kami berharap adanya atensi khusus walaupun ini memang  membutuhkan anggaran yang tidak kecil, namun jika tidak segera ditangani tentunya akan berdampak pada kesuksesan program ketahanan pangan khususnya di Kab. Luwu Utara" Ucap Bupati Indah Putri.
Menanggapi hal tersebut PJ Gubernur Prof. Fadjry Djufry menekankan bahwa Pemerintah Provinsi juga akan berupaya agar hal ini segera mendapat perhatian dari pemerintah pusat.

"Ini memang merupakan tujuan kami untuk berkunjung, dimana kunci dari produksi beras dan hasil pertanian yang melimpah ada di air, kami juga berupaya akan membantu mendorong Kementerian PU dan Kementerian Pertanian walaupun sebenarnya pada rakor kemarin kita mengerti kondisi Kementerian PU, namun sekiranya dibuatkan suratnya dulu, secara bertahap ini bagian dari ikhtiar kita mudah-mudahan petani kita juga tidak patah semangat walau tahun ini petani telah melakukan 4 kali tanam namun belum pernah panen sama sekali akibat banjir, kami usahakan agar masalah ini segera mendapat perhatian khusus" Ungkap PJ Gubernur Prof. Fadjry Djufry. (SISDA)