Tabanan, 25 Mei 2024 - Peserta field trip World Water Forum ke-10 ke Water Museum Mandala Manthika (dulu bernama Museum Subak) di Kabupaten Tabanan, Bali pada Sabtu (25/5/2024) mengaku terinspirasi dengan sistem irigasi Subak yang dipraktikkan masyarakat Bali. Para peserta juga kagum dengan koleksi peralatan pertanian tradisional hingga modern berikut sejarahnya.
Hal itu diungkapkan oleh Yumiko Yasuda, salah seorang peserta field trip dari Global Water Partnership Swedia yang mengaku sangat terinspirasi dengan sistem irigasi Subak di Bali.
"Saya ingin mempelajari lebih jauh bagaimana masyarakat Bali melakukannya, apalagi ini terkait dengan budaya dan agama," ucapnya usai mengunjungi Museum Mandala Manthika.
Dikelola oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, Mandala Manthika merupakan museum khusus tipe A yang dipelopori dan digagas oleh Gubernur Bali periode 1978-1988 Dr. Ida Bagus Mantra. Setelah diresmikan pada tahun 1991, museum ini direstorasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2023 dan selesai pada tahun 2024, menjelang perhelatan World Water Forum ke-10.
Ni Nyoman Mirahwati, pemandu Mandala Manthika menyampaikan, museum ini menyimpan berbagai koleksi alat pertanian dari berbagai sejarah peradaban manusia yang dibagi menjadi tiga seksi.
Seksi pertama menyimpan berbagai artefak yang berhubungan dengan sejarah dan perkembangan irigasi negara China, Jepang, dan Korea. Seksi kedua menyimpan informasi tentan sistem irigasi Nusantara, yakni dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku. Sementara seksi ketiga khusus menampilkan berbagai informasi dan benda koleksi terkait sistem irigasi Subak. Seksi ini menampilkan proses prapenanaman, masa menanam, hingga proses memanen padi. Para peserta dan delegasi juga menyaksikan tayangan video dokumenter tentang Subak.
Subak merupakan organisasi masyarakat petani di Bali yang mengatur tentang sistem tradisional penyediaan air atau irigasi sawah. Sistem ini telah dipraktikkan masyarakat Bali sejak ratusan tahun lalu. Subak diyakini sebagai manifestasi dari konsep Tri Hita Karana, tiga penyebab kebahagiaan dan harmoni, yakni hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui sistem ini, pembagian air dilakukan secara adil dan merata dan sistem tersebut masih terjaga hingga saat ini.
BeritaTerkini
2025-01-09 07:15:18
2025-01-04 07:01:22
2025-01-04 06:48:35
2025-01-04 06:46:12
© Copyrights 2024. BWS Bali-Penida.