© 2025 BBWS Mesuji Sekampung.

PU-Net
      

Berita Bencana

Banjir di 19 titik di Kota Bandar Lampung dan sejumlah Daerah Kabupaten tersebar di wilayah Provinsi Lampung

Banjir di 19 titik di Kota Bandar Lampung dan sejumlah Daerah Kabupaten tersebar di wilayah Provinsi Lampung


Kategori : Berita Bencana

  22 Januari 2025



Foto : Snapinst_app_474391267_1999255800543939_3772017068913119933_n_1080.jpg


Awal tahun 2025, Bandar Lampung telah dilanda 6 kali banjir akibat hujan lebat hingga ekstrem dalam durasi singkat. Curah hujan tertinggi terjadi pada 17 Januari 2025, mencapai 122.4 mm dalam waktu singkat, menyebabkan banjir di 19 titik di Kota Bandar Lampung dan sejumlah Daerah Kabupaten tersebar di wilayah Provinsi Lampung.

Berdasarkan info dari Koordinator TRC BBWS Mesuji Sekampung Kementerian PU Ir. MF. Nur Yuniar, S.T.,M.T bahwa Banjir saat ini terindentifikasi dari pola Monsun Asia dan aliran konvergensi meningkatkan suplai uap air di wilayah Lampung, hal ini memicu hujan lebat dan pembentukan awan-awan konvektif intens yang mengakibatkan:
- Curah hujan dalam kategori lebat hingga ekstrem sering kali berlangsung singkat, tapi cukup untuk memicu banjir di wilayah rawan.
- Infrastruktur seperti drainase dan kawasan resapan air yang kurang memadai memperparah dampak hujan.

Investigasi dilakukan dengan:
1. Perbaikan Drainase: Pastikan air hujan cepat mengalir ke sungai atau laut.
2. Penambahan Kolam Retensi: Mengurangi beban aliran air.
3. Reboisasi DAS: Menahan air hujan di hulu sungai.
4. Tata Ruang yang Berkelanjutan: Hindari pembangunan di kawasan rawan banjir.
5. Pengerukan Sungai: Atasi sedimentasi yang menghambat aliran air.

Tim TRC BBWS Mesuji Sekampung saat ini melakukan pengiriman bahan banjiran GEOBAG dan karung penyekat sebagai aksi darurat bencana di:
- Kab.Lampung Tengah (Kec.Bekri)
- Kab. Tulangbawang (Kec.Dente teladas dan Kec.Brantasena adiwarna)
- Kab. Lampung Timur (Kec.Sragi,Kec.Jabung).
- Kàb. Lampung Selatan (Kec.Palas).
- Kota Bandar Lampung (Kec.TBB-TBT) Pompanisasi pasca banjir.

Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten-kota sangat diperlukan agar kejadian seperti ini tidak terus berulang. Mitigasi bencana harus jadi prioritas bersama kedepan.


Bagikan :

Cetak