Slide 1

Berita Balai Wilayah Sungai Maluku Utara > Kepala BWS Malut Kunjungi Daerah Banjir di Halmahera Utara


Senin, 18 Januari 2021, Dilihat 590 kali

Dokumentasi BWS Malut

 

TERNATE – Merespon bencana banjir di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) akhir pekan kemarin, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara (Malut), Bebi Hendrawibawa bersama tim terjun ke lokasi, tepatnya di Desa Ngidiho, Kecamatan Galela Barat, Minggu (17/01/2021), pagi.

Didampingi Kepala Seksi OP, Kepala Seksi Pelaksana, PPK OP SDA I, PPK OP SDA II, PPK Sungai Pantai I dan PPK Sungai Pantai II, Kepala BWS Malut berangkat dari pelabuhan Resident Ternate menggunakan satu unit Speed Boad PUPR 4 menuju pelabuhan Sofifi selanjutnya menggunakan jalur darat menuju Halut.

Tim BWS Malut tiba di Desa Ngidiho, Kecamatan Galela Barat, pada Minggu, siang tepatnya pukul 11.00 WIT. Saat berada di lokasi Kepala BWS dan tim langsung melakukan pendataan terhadap fasilitas umum yang rusak.

Berdasarkan data yang diperoleh tim di lokasi kejadian, hujan dengan intensitas yang sangat tinggi pada Jum’at (15/01/2021), sekira pukul 18.00 WIT sampai dengan Sabtu, (16/01/2021) mencapai 299 mm/hari, mengakibatkan meluapnya Sungai Tiabo (DAS Tohaki). Hal ini mengakibatkan putusnya 1 unit Oprit Jembatan Jalan Kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Galela Barat dan Loloda putus atau rusak berat.

Akibat kejadian tersebut, kini warga di kecamatan Galela Utara, Loloda Utara dan Loloda Kepulauan belum dapat terhubung dengan Kota Tobelo melalui jalur darat, begitu juga sebaliknya.

“Jadi, sebelumnya kejadian yang sama juga terjadi pada tahun 1933, 1936 dan 1954. Dan setiap Banjir, pemukiman Desa dipindahkan, jadi sudah tercatat  dua kali Desa Ngidiho dipindahkan,” berikut keterangan Kepala Desa Ngidiho, Kamal Abdullah  kepada tim Humas BWS Malut di lokasi kejadian, Minggu (17/01/2021).

Kepala BWS Malut, Bebi Hendrawibawa mengatakan, pihaknya bersama BPJN, BPBD Halut, Pemrov Malut dan Bupati halut telah melakukan koordinasi di lapangan dan telah menemui titik kesepakatan untuk penanganan Jembatan yang rusak.

“Karena jalannya masuk jalan provinsi jadi akan diprogramkan untuk pembangunan jembatan Beli oleh Pemprov Malut dan akan dibantu satu unit jembatan Belinya juga oleh BPJN, tapi untuk sementara waktu aksenya pakai rakit dulu,” kata Kepala BWS Malut.

Sementara pihak BWS lanjut Bebi Hendrawibawa, akan mengkaji pembangunan Tanggul,”Sementara kita lagi kaji dan persiapan desainnya,” ujarnya.

Amatan Tim Humas BWS Malut, kejadian tersebut juga mengakibatkan 25.000 jiwa mengalami dampak yang tersebar di Kecamatan Galela barat, Galela Utara, Loloda Utara dan Lolda Kepulauan, 3 rumah terbawa arus dan 2 rumah rusak berat.