Slide 1

Berita Balai Wilayah Sungai Maluku Utara > Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Bangun Sentra Pertanian Baru di Halmahera Selatan


Jumat, 24 Oktober 2025, Dilihat 28 kali

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Bangun Sentra Pertanian Baru di Halmahera Selatan

Kabupaten Halmahera Selatan kini mulai menunjukkan geliat baru, melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara, kawasan transmigrasi ini perlahan bertransformasi menjadi salah satu sentra pertanian produktif di wilayah selatan Pulau Halmahera.

Kepala BWS Maluku Utara, M. Saleh Talib, ST., MT., menegaskan bahwa P3TGAI bukan hanya pembangunan saluran irigasi semata, tetapi bagian dari upaya besar pemerintah dalam menyeimbangkan pembangunan antara wilayah pesisir dan pedalaman. “Trans Lalubi menjadi bukti bahwa daerah terpencil pun bisa tumbuh maju bila infrastruktur air dibangun dengan pendekatan berbasis masyarakat,” ujarnya.

Program P3TGAI yang berjalan di bawah koordinasi Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan (Satker OP) serta diawasi langsung oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) OP SDA I, tidak hanya menyentuh aspek fisik infrastruktur. Lebih dari itu, program ini membangun sistem sosial-ekonomi baru bagi masyarakat desa. Warga yang sebelumnya bergantung pada hasil kebun kini mulai beralih ke sektor persawahan, dengan dukungan jaringan irigasi yang lebih teratur dan efisien.

Kepala Satker OP SDA, Reynaldo Matheus Vernandes, ST., MT., menjelaskan bahwa kegiatan ini juga merupakan bentuk nyata pelaksanaan prinsip padat karya yang mengedepankan partisipasi warga. “Melalui program seperti ini, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tapi juga pelaku utama pembangunan. Mereka terlibat langsung, bekerja, dan menjaga hasilnya,” katanya.

Sementara itu, PPK OP SDA I, Ruslan Rizal, ST., MT., menegaskan pentingnya penerapan aspek teknis dan keselamatan kerja (K3) di lapangan. Ia menuturkan bahwa setiap pekerjaan harus memperhatikan gravitasi saluran agar air dapat mengalir optimal ke sawah. “Program ini bukan sekadar proyek pembangunan, tapi upaya nyata agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi. Melalui padat karya, masyarakat tidak hanya bekerja, tapi juga belajar mengelola air dan lahan dengan lebih baik,” ungkapnya.

Kegiatan ini membawa dampak sosial yang signifikan. Banyak warga, termasuk pemuda desa, kini terlibat langsung dalam pembangunan saluran irigasi. Keterlibatan mereka memperkuat rasa gotong royong, sekaligus menumbuhkan kembali semangat kebersamaan khas masyarakat pedesaan.

Dengan meningkatnya akses air irigasi, Trans Lalubi kini bersiap menatap masa depan sebagai desa pertanian baru yang tumbuh dari semangat swadaya dan kerja bersama. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah melalui BWS Maluku Utara dalam memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus menumbuhkan ekonomi desa dari akar rumput.