Berita Balai Wilayah Sungai Maluku Utara > Swasembada Pangan: Fakta, Air, dan Arah Kemandirian Desa
Minggu, 12 Oktober 2025, Dilihat 10 kali
Swasembada Pangan: Fakta, Air, dan Arah Kemandirian Desa
Rubrik: Edukasi Kompu BWS Maluku Utara
Ketahanan pangan bukan sekadar urusan sawah dan panen, melainkan bagian dari ketahanan nasional yang menentukan arah pembangunan bangsa. Dunia saat ini masih menghadapi persoalan serius: lebih dari 700 juta orang di dunia masih mengalami kekurangan pangan (WHO, 2025). Fakta ini menjadi pengingat bahwa kemandirian pangan adalah kebutuhan mendesak, bukan hanya bagi negara-negara berkembang, tetapi juga bagi setiap daerah di Indonesia, termasuk Maluku Utara.
Swasembada pangan menjadi langkah konkret dalam menjawab tantangan global tersebut. Artinya, suatu wilayah mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dari hasil produksi lokal tanpa bergantung pada pasokan luar. Untuk mencapai kondisi ini, faktor utama yang sering kali luput dari perhatian justru adalah air. Berdasarkan laporan FAO, air merupakan unsur penentu utama keberhasilan pertanian — bahkan lebih penting dibanding pupuk atau alat berat. Tanpa ketersediaan air yang cukup dan terkelola dengan baik, potensi produktivitas lahan tidak akan optimal.
Inilah mengapa pembangunan infrastruktur sumber daya air seperti bendung, saluran irigasi, dan jaringan irigasi air tanah (JIAT) menjadi tulang punggung swasembada pangan. Air yang terdistribusi secara merata memungkinkan lahan pertanian tetap produktif, bahkan di musim kemarau. Dampaknya bukan hanya pada peningkatan hasil panen, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi desa.
Lebih jauh, setiap proyek irigasi membawa efek berganda. Setiap pembangunan jaringan irigasi membuka lapangan kerja baru bagi warga desa, memberikan pendapatan tambahan, serta menggerakkan ekonomi lokal. Artinya, air bukan hanya menumbuhkan padi dan jagung, tetapi juga menumbuhkan kehidupan sosial dan ekonomi di sekitarnya.
Swasembada pangan sejatinya adalah perjalanan menuju kemandirian — perjalanan yang dimulai dari tetes air, kerja keras petani, dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan. Dalam setiap aliran irigasi yang menghidupi sawah, tersimpan satu pesan sederhana: kemandirian bangsa tumbuh dari desa yang berdaya.
Daftar Pustaka:
https://www.who.int/news/item/28-07-2025-global-hunger-declines-but-rises-in-africa-and-western-asia-un-report
https://www.fao.org/measuring-hunger/en
https://www.fao.org/interactive/state-of-food-agriculture/2020/en/

