Slide 1

Berita Balai Wilayah Sungai Maluku Utara > JIAT Hadirkan Air Tanah Produktif, Harapan Baru untuk Petani Maluku Utara


Sabtu, 01 November 2025, Dilihat 62 kali

JIAT Hadirkan Air Tanah Produktif, Harapan Baru untuk Petani Maluku Utara


Program Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT), Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai Maluku Utara terus memperluas akses air bagi masyarakat pertanian di daerah yang sulit dijangkau irigasi permukaan. Program ini menjadi simbol kesinambungan pembangunan yang tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menghidupkan kembali harapan masyarakat desa.

Pada tahun 2025, total 22 titik pekerjaan JIAT tersebar di Halmahera Barat, Halmahera Timur, dan Halmahera Utara, meliputi pembangunan reguler, rehabilitasi reguler, dan pembangunan Inpres Tahap II. Dari seluruh kegiatan tersebut, jaringan yang berhasil dibangun dan dipulihkan mencapai 25,5 kilometer, dengan kapasitas debit 110 liter per detik, melayani 219 hektare lahan pertanian aktif.

Kepala BWS Maluku Utara, M. Saleh Talib, menyampaikan bahwa JIAT menjadi salah satu program paling berdampak langsung bagi petani di wilayah Maluku Utara.“JIAT tidak hanya membangun jaringan air tanah, tapi juga membangun harapan. Melalui sistem ini, petani kini bisa menggarap lahan yang sebelumnya tidak terairi. Total 25,5 kilometer jaringan telah berfungsi, membawa manfaat bagi lebih dari dua ratus hektare sawah aktif,” ungkapnya.

“Kami memastikan setiap titik dirancang sesuai kondisi geologi setempat agar debit air stabil dan efisien,” tambahnya.

Salah satu titik yang memberi dampak besar adalah di Desa Golago Kusuma dan Sidodadi, Kecamatan Sahu Timur, Halmahera Barat. Masing-masing titik menghasilkan 5 liter air per detik, mengaliri hingga 11 hektare sawah. Bagi petani setempat, air yang kini tersedia sepanjang musim menjadi jaminan bagi hasil panen yang lebih pasti.

Tak hanya membangun jaringan baru, BWS Maluku Utara juga melakukan rehabilitasi sistem lama di Desa Gamsungi dan Kalipitu, memperbaiki saluran sepanjang 1,5 kilometer yang sempat tidak berfungsi. Sementara itu, melalui Pembangunan Inpres Tahap II, wilayah Kao, Tobelo, dan Birinoa Dalam kini menjadi kawasan baru dengan akses air tanah berkelanjutan.

Kehadiran JIAT juga menjadi bukti bahwa infrastruktur air dapat bertransformasi menjadi alat pemberdayaan masyarakat. Dengan sistem pompa air tanah dan jaringan distribusi tertutup, kehilangan air dapat ditekan, sementara efisiensi pemakaian meningkat. Bagi warga, air kini bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga sumber penghidupan.

”Melalui JIAT, kami ingin menunjukkan bahwa membangun air berarti membangun kesejahteraan,” tutup M. Saleh Talib.

Kini, dari Golago Kusuma hingga Waringi Lamo, dari Gamsungi hingga Sangaji Jaya, wajah-wajah petani tampak lebih tenang. Mereka tidak lagi menatap langit menunggu hujan, karena air telah hadir di bawah kaki mereka, mengalir dari bumi sendiri untuk menumbuhkan harapan baru bagi Maluku Utara.

 

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#MengelolaAirUntukNegeri
#IrigasiUntukSwasembadaPangan
#setahunberdampak