Berita Balai Wilayah Sungai Maluku Utara > Petani Waringin Lamo Rasakan Dampak Langsung Operasional Jaringan Air Tanah di Kao
Sabtu, 15 November 2025, Dilihat 17 kali
Petani Waringin Lamo Rasakan Dampak Langsung Operasional Jaringan Air Tanah di Kao
Rubrik Editorial
Operasional jaringan irigasi air tanah (JIAT) di Desa Waringin Lamo, Kecamatan Kao, menjadi salah satu contoh paling nyata dari keberhasilan sistem irigasi modern yang memberikan dampak langsung bagi petani. Setelah seluruh pekerjaan fisik rampung dan pengujian teknis selesai dilakukan, sistem air tanah di desa ini mulai dioperasikan secara penuh untuk mendukung kegiatan pertanian setempat. Hasil lapangan memperlihatkan bahwa sistem berfungsi stabil, dengan aliran air yang merata di seluruh lahan yang menjadi area layanan.
Petani Waringin Lamo kini merasakan perubahan signifikan dalam cara mereka mengelola lahan. Sebelum adanya sistem air tanah, mereka bergantung pada sumber air permukaan yang sangat terbatas, sering kali tidak menentu karena dipengaruhi oleh curah hujan musiman. Kini, pasokan air dapat diatur sesuai kebutuhan, dan pengairan dilakukan dengan lebih cepat, merata, dan terencana. Hal ini mengubah pola kerja petani, memungkinkan proses penanaman berlangsung serentak dan efisien di seluruh area pertanian.
Dari sisi teknis, sistem air tanah di Waringin Lamo menunjukkan kinerja yang handal. Pompa bekerja konsisten, menjaga aliran air tetap lancar di sepanjang jalur pipa hingga ke titik-titik terjauh. Pipa utama dan cabang distribusi yang terpasang dengan presisi memastikan air mengalir tanpa kebocoran atau hambatan. Sistem ini juga dirancang dengan mempertimbangkan topografi desa yang bervariasi, sehingga distribusi air tetap merata meskipun terdapat perbedaan elevasi di lapangan.
Salah satu keunggulan utama sistem ini adalah kemampuannya menyediakan air sepanjang waktu. Dengan adanya jaringan tertutup, air tidak terbuang sia-sia akibat penguapan atau limpasan. Setiap liter air yang dipompa benar-benar digunakan untuk pengairan lahan. Keandalan sistem ini memberi jaminan ketersediaan air yang berkelanjutan, bahkan di musim kering sekalipun.
Manfaat sosial dan ekonomi dari pengoperasian jaringan ini juga mulai terasa. Dengan ketersediaan air yang stabil, petani mampu meningkatkan frekuensi tanam dan memperluas area yang dapat diolah. Efisiensi kerja meningkat, sementara waktu yang sebelumnya dihabiskan untuk mencari air kini digunakan untuk perawatan tanaman dan pengelolaan hasil panen. Pendapatan petani pun berpotensi naik seiring dengan meningkatnya hasil pertanian yang dihasilkan dari sistem irigasi yang lebih efisien ini.
Dampak positif tersebut tidak hanya terbatas pada sektor pertanian. Ketersediaan air yang terjamin juga memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa. Petani menjadi lebih mandiri dalam mengatur waktu tanam dan panen, sementara pemerintah daerah mendapatkan bukti konkret bahwa sistem air tanah dapat menjadi solusi strategis bagi wilayah dengan keterbatasan sumber air permukaan.
JIAT Waringin Lamo kini menjadi salah satu model penerapan sistem air tanah yang paling berhasil di Kabupaten Halmahera Utara. Keberhasilan operasionalnya membuktikan bahwa infrastruktur yang dirancang dengan tepat dan diawasi dengan baik dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Lebih dari sekadar proyek fisik, JIAT Waringin Lamo adalah bukti nyata bagaimana pengelolaan air yang efisien mampu mengubah wajah pertanian, memperkuat ekonomi lokal, dan membawa desa menuju kemandirian pangan.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#MengelolaAirUntukNegeri
#IrigasiUntukSwasembadaPangan
#setahunberdampak

