Berita Balai Wilayah Sungai Papua Barat > BWS Papua Barat Salurkan Bantuan Untuk Korban Bajir Mare Selatan
Kamis, 04 Agustus 2022, Dilihat 423 kali
BWSPAPUABARAT - Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat, Wempy Nauw meninjau lokasi banjir di Kampung Sidi, Distrik Mare Selatan Kabupaten Maybrat. Kamis, 4 Agustus 2022.
Dalam kunjungan tersebut, Kepala Balai didampingi, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan, Kepala Seksi Pelaksanaan, Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan, Direksi Operasi dan Pemeliharaan (OP III), Perwakilan Komunitas Peduli Sungai, serta Tim Pengamanan dari Kodim 1089/Maybrat.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 Jam dari Kota Sorong, Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat beserta rombongan menyampaikan keprihatinannya secara langsung kepada masyarakat di Posko Bencana Banjir Distrik Mare.
"Atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kami prihatin kepada masyarakat di Distrik Mare Selatan khususnya di Kampung Sidi dan 3 kampung lainnya yang dilanda banjir. Sehingga hari ini kami turun untuk melihat secara langsung dan membagikan sembako kepada masyarakat, " ujarnya.
Kunjungan tersebut juga untuk melihat tindakan antisipasi yang akan dilakukan BWS Papua Barat agar banjir serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Kami kedepannya akan melakukan tindakan antisipasi, bukan untuk membuat air ini segera surut, karena perilaku Kars disini jika kita menangani sisi yang satu akan berdampak kepada sisi yang lain. Sehingga kita akan menunggu air surut dengan sendirinya, kemudian kita berkunjung kembali untuk melakukan survei observasi lebih lanjut seperti apa tindakan yang akan kita ambil, " tuturnya.
Senada dengan Kepala Balai, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan, Cahyani Koba mengatakan butuh penyelidikan mendalam untuk mengetahui penyebab dari banjir tersebut. Sebab menurut masyarakat yang telah bermukim selama sepuluh tahun di Kampung Sidi, ini pertama kalinya terjadi banjir.
"Kita cukup prihatin dengan kejadian di Mare Selatan ini, butuh penyelidikan mendalam kalau kita ingin tau penyebabnya karena penduduk disinipun tidak menyangka sementara mereka tinggal sudah sepuluh tahun. Mungkin ada outlet yang tersumbat sehingga terbentuk genangan," jelasnya.
Sementara menurutnya, langkah kedua yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa membangun didaerah genangan cukup berisiko
"Kita lihat ada beberapa unit rumah bahkan satu Gereja yang tergenang. Jadi perlu pemahaman bersama bahwa sangat berisiko membangun di daerah genangan, " jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Mesal Linggi mengatakan kehadiran Balai Wilayah Sungai Papua Barat merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat untuk membantu masyarakat Mare yang terdampak banjir tersebut.
"Kehadiran kita disini mewakili pemerintah pusat untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak akibat dari pada Fenomena alam yang terjadi lagi. Benar bahwa ini menjadi edukasi bagi masyarakat agar tidak membangun di daerah genangan. Semoga sedikit bantuan yang kita berikan ini, dapat membantu masyarakat yang terdampak, " tutupnya.
Perwakilan masyarakat di Kampung Mare, Soleman mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan yang diberikan BWS Papua Barat.
"Ucapan terimakasih yang sangat mendalam atas bantuan Balai, semoga Tuhan memberkati Kepala Balai yang telah sampai ditempat ini dengan selamat. Kami tidak dapat membalas pada hari ini tapi Tuhan akan memberkati pada hari-hari berikutnya, " jelasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maybrat melaporkan bahwa banjir tersebut terjadi pada Jumat (22/7) pukul 20.00 WIT. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras yang menyebabkan peningkatan debit air hingga meluapnya Sungai Asen yang masuk ke pemukiman warga.
Banjir berdampak pada 36 KK yang bermukim di Kampung Sidi, Kampung Sire, Kampung Sabes, Kampung Sire Timur dan Kampung Renis yang terletak di Distrik Mare Selatan, Desa Sidi.
Hasil kaji cepat sementara mencatat pada 36 rumah yang terdampak, dua diantaranya mengalami rusak berat. Selain itu, 1 unit kantor desa, 1 unit sarana pendidikan, dan akses jalan terendam banjir hingga 200 sentimeter. (Yuni/SISDA)