Berita Balai Wilayah Sungai Papua Barat > BWS Papua Barat Turut Serta Dalam Pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10
Rabu, 22 Mei 2024, Dilihat 31 kali
BWSPAPUABARAT – Kepala BWS Papua Barat, Wempy Nauw, bersama para delegasi dari Balai Wilayah Sungai Papua Barat mengikuti pelaksanaan kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
Mengusung tema "Water for Shared Prosperity" Kegiatan tersebut berpusat di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua Kabupaten Bandung Bali. Sabtu, 18 - 25 Mei 2024.
Kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam sambutannya, Presiden menyerukan kepada para pemimpin dunia dan pemangku kepentingan internasional untuk memperkuat kolaborasi dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.
Presiden Jokowi juga menekankan bahwa hanya 1 persen dari air di Bumi yang dapat diakses untuk konsumsi manusia. Presiden Jokowi pun mengingatkan tentang pentingnya pengelolaan air yang efektif di tengah proyeksi kekeringan yang akan mempengaruhi 500 juta petani kecil pada tahun 2050.
Melalui Forum ini, diharapkan menjadi platform penting untuk dialog dan kerja sama internasional, dengan fokus pada penghindaran persaingan, pemerataan, kerja sama inklusif, dan mendukung perdamaian serta kemakmuran bersama melalui air.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur air dengan membangun 42 bendungan dan 1,18 juta hektar jaringan irigasi; merehabilitasi 43 juta hektar jaringan irigasi; dan membangun pengendalian banjir dan perlindungan pantai sepanjang 2.156 kilometer.
Indonesia juga memanfaatkan sumber daya air dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) Ciatra. PLTS tersebut merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
“Tetapi semua upaya ini tidak cukup. Masalah air dan sanitasi akan menjadi semakin serius di masa depan. Upaya-upaya ini harus diperkuat di tingkat global, yang melibatkan negara, sektor swasta, dan masyarakat sipil. World Water Forum ke-10 merupakan langkah strategis untuk mengambil tindakan nyata dan berkomitmen bersama untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi,” kata Presiden.
Sementara itu, Presiden World Water Council, Loic Fauchon, dalam sambutannya menyerukan tindakan internasional untuk memastikan pemerintahan yang lebih aktif dan terdesentralisasi berdasarkan kerja sama multilateral.
“Seperti yang kami lakukan di forum ini, penting juga untuk memperkuat aturan mediasi sungai, danau, dan daerah aliran sungai. Diplomasi air membawa perdamaian ke tepian, bukan membawa perang ke sungai,” tambahnya .
Selain itu, diplomasi hidro merupakan pendekatan konkrit dan inovatif dalam mengelola sumber daya air lintas batas.
Seperti diketahui, Delegasi dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat yang mengikuti kegiatan tersebut diantaranya, Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat, Kepala Subbagian Umum dan Tata Usaha, Trayanus Fe Imbiri, Kepala Satker OPSDA Papua Barat, Hary Pranowo, Perwakilan akademisi Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sorong, Dr Ir Hendrik Pristianto, dan perwakilan anak muda yakni pelaksana Teknisk Danau Situ Embung, Bayu Kusumajati.
Kepala BWS Papua Barat, Wempi Nauw menjelaskan, fokus kegiatan BWS Papua Barat dalam beberapa tahun terakhir, yang meliputi revitalisasi danau dan penyediaan air baku, pengendalian banjir di daerah aliran sungai, operasi dan pemeliharaan infrastruktur tata kelola air, serta pencegahan abrasi garis pantai. Hasil dari kegiatan WWF ke-10 ini akan dijadikan acuan dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Teknik Hidro (PIT-HATHI) ke-41 di Sorong pada 13-15 September 2024, dengan tema "Inovasi Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Air Menuju Kesejahteraan Bersama".