Loa (Ficus racemosa L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingkom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelididae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae Gaudich.
Genus : Ficus L.
Spesies : Ficus racemosa L.
(USDA, t.t.)
Status Konservasi IUCN
LC - Least Concern
Deskripsi
Pohon loa merupakan salah satu jenis tanaman yang berasal dari Pakistan dan bagian utara Australia (Royal Botanic Gardens, Kew, t.t.). Pohon loa dapat tumbuh tinggi mencapai 15–20 m. Batangnya berbentuk silindris dengan warna abu-abu. Tumbuh secara monopodial, pohon loa memiliki banyak percabangan dengan permukaan batang yang halus. Morfologi pohon loa yang seperti ini, membuat pohon loa sangat cocok dijadikan tanaman konservasi karena memiliki akar tunggang yang kuat bercabang, sehingga mampu mengikat tanah dengan baik. Pohon loa memiliki manfaat ekologis karena kemampuan daya serap airnya yang tinggi, sehingga sangat cocok ditanam di tepi sungai untuk mencegah erosi dan banjir. Sedangkan tajuknya yang rapat dapat menahan air hujan agar tidak langsung jatuh mengikis tanah, juga sebagai habitat satwa arboreal dan burung (Ulfah et al., 2015).
Pohon loa memiliki daun tunggal bertangkai, tulang daun menyirip, susunan daun berseling. Daunnya berbentuk lanset, ujung daun meruncing (acutus), pangkal daun tumpul (obtusus), tepi daun rata (integer), dan permukaan daun halus, licin, dan kadang berkilau (glaber) (Rahmawati et al., 2025). Bunga loa memiliki bentuk syconium atau jenis perbungaan yang tumbuh langsung dari batang dengan bagian dasar bunga yang menyatu, sehingga bunga tidak terlihat dari luar. Bunga berwarna cokelat dan berubah menjadi merah ketika matang. Buah loa berwarna merah muda saat matang dengan banyak biji kecil berwarna cokelat yang tersebar di dalam daging buah yang berwarna putih (Febriana et al., 2015). Buah loa merupakan buah yang tumbuh menggerombol pada batang utama (cauliflory). Memiliki rasa yang manis sedikit hambar, buah loa dapat dikonsumsi secara langsung atau dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan obat tradisional.
Pustaka
Botanic Gardens Conservation International (BGCI) & IUCN SSC Global Tree Specialist Group. (2019). Ficus racemosa. The IUCN Red List of Threatened Species 2019: e.T145362959A145371147. https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2019-2.RLTS.T145362959A145371147.en. Diakses pada 30 Oktober 2025.
Febriana, S. P., Sudiarta, N. P., Hardina, H., & Kartini, L. P. (2025). Organoleptic Quality of Jam Made from Loa Fruit (Ficus Racemosa). Indonesian Journal of Applied and Industrial Sciences, 4(5), 631–650.
Rahmawati, I., Arganata, F. D., khoirun Nadzifah, B., Fahriza, M. R., Ula, A. I., & taufan Insani, G. (2025). Variasi Morfologi Daun Tumbuhan Ficus di Sumber Jembangan Kediri. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya (JB&P), 12(1), 102–107.
Royal Botanic Gardens, Kew. (t.t.). Syzygium cumini (L.) Skeels. Plants of the World Online. Diambil dari https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:853540-1. Diakses pada 30 Oktober 2025.
Ulfah, M., Rahayu, P., & Dewi, L. R. (2015). Kajian morfologi tumbuhan pada spesies tanaman lokal berpotensi penyimpan air: Konservasi air di Karangmanggis, Boja, Kendal, Jawa Tengah. Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1(3), 418–422.
United States Department of Agriculture (USDA), Natural Resources Conservation Service. (t.t.). Ficus racemosa L. The PLANTS Database. Diambil dari https://plants.usda.gov/plant-profile/FIRA. Diakses pada 30 Oktober 2025.
















PUPR 
