10 Agustus 2016 Selengkapnya
10 Agustus 2016 Selengkapnya
Berbagai atraksi seperti water show, wahana permainan, hingga panggung hiburan yang menyuguhkan puluhan artis Ibu Kota memeriahkan Pesta Rakyat Jateng Fair 2016. Acara tersebut resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jumat (5/8/2016), pukul 20.30 WIB. Jateng Fair 2016 kembali diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Pemprov Jateng ke-66. Acara tersebut dihelat selama 31 hari, mulai Jumat 5 Agustus sampai Minggu, 4 September 2016 di Area PRPP Jateng, di Semarang. "Acara ini diperuntukkan kepada masyarakat Indonesia, dari Jawa Tengah, semoga ke depannya kita akan bawa market dari pasar ekonomi ASEAN ke sini," ujar Ganjar Pranowo, dalam pembukaan Jateng Fair 2016. "Tahun ini Jateng Fair menyuguhkan sesuatu yang lebih meriah, tak kurang dari 500 booth stan, dancing fontain di tamansari, 57 artis nasional, hingga kesenian daerah dari 35 kabupaten dan kota," ujar Direktur Utama PT PRPP, Titah Listyorini selaku penyelenggara, saat pembukaan Jateng Fair 2016. Tak hanya itu ia pun menjelaskan konsep tahun ini dimeriahkan juga oleh lomba-lomba seperti foto, Miss?Jateng Fair?2016, Lomba Memasak, Lomba Fotografi, hingga Artis Corner. Wisatawan yang datang pun berhak mendapatkan doorprize berupa satu unit mobil Datsun, lima sepeda motor, serta handphone. Pengunjung dapat menikmati tarian air dari dancing fontain mulai sore hari saat Jateng Fair dibuka, pukul pukul 16.00-23.30. Sementara hari Minggu, buka mulai jam 10.00-23.00 dengan harga tiket Rp 15.000, sedangkan Jumat-Minggu harga tiket Rp 20.000. Dengan konsep yang baru tersebut, penyelenggara menargetkan 1 juta wisatawan yang datang, dengan target transaksi Rp 200 miliar.
05 Agustus 2016 Selengkapnya
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan memberikan Penghargaan Bidang Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Tingkat Nasional 2016 pada 1 Agustus 2016 di Banjarmasin. Penghargaan tersebut terdiri atas Pemilihan Petugas O&P Jaringan Irigasi dan Rawa Teladan Tingkat Nasional yang pada tahun 2016 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 (kesembilan) sejak tahun 2008, dan Pemilihan Komunitas Peduli Sungai, Pemilihan Unit Pengelola Bendungan (UPB), Pemilihan Petugas OP Bendung Tingkat Nasional yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2015.
Kegiatan ini tidak hanya sekedar ajang untuk berkompetisi tetapi juga sebagai wahana silaturahmi dan tukar pengalaman yang baik antar wakil dari Provinsi seluruh Indonesia. Kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya mendorong Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta masyarakat dalam peningkatan kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air secara efektif dan efisien. Sebagai apresiasi, peserta yang terbaik tentunya perlu diberikan penghargaan sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Mudjiadi dalam sambutannya mengatakan bahwa menurut Peraturan Menteri PUPR nomor 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi dengan total luas irigasi 9.136.028 Ha mencakup ketentuan sebagai berikut yaitu Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah sebanyak 406 D.I. dengan luasan 3.142.532 Ha; Daerah Irigasi kewenangan Provinsi sebanyak 1.296 D.I. dengan luasan 1.634.467 Ha; Daerah Irigasi kewenangan Kabupaten/Kota sebanyak 54.589 D.I. dengan luasan 4.359.028 Ha. Kewenangan tersebut meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
Dengan adanya penetapan kewenangan tersebut, maka Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib melakukan pengelolaan irigasi antara lain melalui penyelenggaraan O&P Irigasi dan Rawa secara baik dan benar, sehingga dapat memberikan pelayanan kebutuhan air irigasi khususnya kepada para petani dalam upaya peningkatan produktifitas padi untuk mendukung kedaulatan pangan yang menjadi target Kabinet Kerja Periode 2015-2019.
Mudjiadi menambahkan bahwa selain irigasi dan rawa, sungai juga memiliki manfaat yang sangat banyak untuk kehidupan manusia. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh dengan pesat menyebabkan adanya kecenderungan lahan-lahan di sekitar sungai dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, sehingga telah mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi, yang ditandai dengan adanya penyempitan, pendangkalan, dan pencemaran sungai.
Satu hal yang sangat mengembirakan bahwa saat ini telah tumbuh dengan pesat rasa kepedulian masyarakat akan sungai, yang terbentuk dalam wadah komunitas peduli sungai dengan berbagai macam kepeduliannya, seperti misalnya peduli terhadap penataan lingkungan persungaian, peduli terhadap kualitas air sungai/pencemaran, peduli terhadap pencegahan penyalahgunaan penggunaan bantaran dan sempadan, dll, yang pada dasarnya muncul rasa memiliki terhadap sumber air/sungai di lingkungannya. Pemerintah pun memberikan apresiasi kepada para komunitas peduli sungai ini.
Di samping itu, bendungan juga merupakan prasarana sumber daya air yang memiliki nilai investasi tinggi dan mempunyai fungsi vital bagi kehidupan manusia. Selain mempunyai manfaat yang besar khususnya untuk penyediaan air baku baik itu untuk irigasi, air minum, hingga kebutuhan pembangkit listrik, bendungan juga mempunyai potensi bahaya yang besar jika mengalami kegagalan/keruntuhan, hal ini akan mengakibatkan dampak yang luar biasa berupa kerugian material/harta benda, hilangnya nyawa manusia, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya yang mungkin tidak sedikit jumlahnya.
Mudjiadi melanjutkan, untuk mengarahkan potensi manfaat maupun mengendalikan potensi bahaya ini dapat terpenuhi jika dikelola dengan baik. Aspek pengelolaan bendungan termasuk di dalamnya pengoperasian dan pemeliharaan yang bertujuan untuk menjamin kelestarian fungsi dan manfaat bendungan beserta waduknya, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan air serta keamanan bendungan. Aspek pengelolaan ini dapat tercapai jika didukung antara lain oleh peran institusi/kelembagaan dan SDM yang handal. Untuk itu perlu dilaksanakan kegiatan ?Pemilihan Unit Pengelola Bendungan (UPB) dan Petugas OP Bendungan? dalam rangka selain untuk memberikan apresiasi atau penghargaan bagi SDM pelaksana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan, sekaligus untuk memberikan motivasi pembina dalam hal ini Balai di daerah untuk menata institusi/kelembagaan pengelola bendungan (UPB) khususnya dalam menghadapi tantangan ke depan yaitu terkait dengan Program Pemerintah yang direncanakan akan membangun 65 bendungan dalam 4 tahun ke depan.
03 Agustus 2016 Selengkapnya
Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah sistem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan nonkonstruksi di setiap Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu. SMM tertuang pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009, dengan maksud untuk memberikan panduan melaksanakan manajemen organisasi yang mengarah pada perencanaan, penerapan, pengendalian, pemeliharaan, dan peningkatan bagi pencapaian kinerja berlandaskan SMM yang terdokumentasi dan terintegrasi sesuai dengan Kebijakan Mutu yang ditetapkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
03 Agustus 2016 Selengkapnya
Himpunan Ahli Teknik Hidraulika Indonesia (HATHI) menyelenggarakan Seminar Internasional ke-5 dengan tema ?Water Resilience in a Changing World? di Denpasar, Bali, pada 29-31 Juli 2016. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dijadwalkan akan hadir dan memberikan sambutan pada acara tersebut.
Menurut Ketua HATHI yang juga Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mudjiadi, tema tersebut dinilai relevan dimana dunia mengalami pertumbuhan ekonomi dan bertambahnya penduduk, urbanisasi, meningkatnya pencemaran air, dan kurangnya infrastruktur sumber daya air mengakibatkan pemenuhan kebutuhan air belum terpenuhi.
Meningkatnya permintaan air dan konflik diantara pengguna air menempatkan sumber daya air dalam posisi bahaya bila tidak dikelola secara berkelanjutan. Oleh karenanya membutuhkan terobosan dalam pengelolaan air yang efektif secara berkelanjutan dan adil sehingga bisa bermanfaat bagi semua orang.
Melalui seminar ini, diharapkan para ahli Indonesia bersama dengan ahli dari negara asing mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan memiliki pemikiran baru dalam meningkatkan ketahanan air dalam kondisi yang berubah seperti di atas. Saling berbagi pengalaman dalam pengembangan dan manajemen sumber daya air juga diharapkan bisa terjadi pada seminar tersebut.
Untuk menjawab tantangan itu, pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan, di samping ketahanan energi. Implementasi kebijakan itu sampai dengan 2019 diwujudkan melalui berbagai program pembangunan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di bidang sumber daya air, diantaranya pembangunan 49 bendungan baru, pembangunan 1 juta hektar daerah irigasi, rehabilitasi 3 juta hektar daerah irigasi, penyediaan air .
Pembicara kunci dari seminar ini adalah Profesor Dr. Gyewoon Choi, Presiden Asia Water Council (AWC) yang pertama. Seperti diketahui, pada akhir Maret lalu bertempat di Bali, telah berlangsung the 1st General Assembly of AWC yang memilih Profesor Dr. Gyewoon Choi sebagai Presiden AWC atau Dewan Air Asia. Pembicara kunci kedua adalah Director of International Affairs Office for River Planning Division, Water and Disaster Management Bureau, Ministry of Land, Infrastucture, Transport and Tourism Kerajaan Jepang (MLIT), Hirotada Matsuki.
Kehadiran Presiden AWC, dan Perwakilan MLIT menjadi pembicara kunci, merupakan salah satu prestige bagi seminar yang diikuti oleh pemakalah dari Indonesia, dan pembicara dari tujuh negara (Jepang, Korea Selatan, Belanda, Phillipina, Vietnam, Bangladesh, dan Iran) tersebut. Pemakalah dan pembicara akan mempresentasikan 93 makalah terkini terkait isu Konservasi Air, Resiko dan Dampak Kejadian Cuaca Ekstrim, Pentingnya Ketahanan Air bagi Semua Kalangan, dan Governance dan Kerja Sama di bidang Sumber Daya Air.
Acara ini akan dihadiri oleh 400 peserta dari berbagai profesi di bidang sumber daya air baik dari kalangan pemerintah, akademisi, peneliti, praktisi, dan penyedia jasa baik konsultan maupun kontraktor. Sebelum seminar berlangsung, pada hari sebelumnya para peserta akan mengikuti kunjungan ke Museum Subak, Persawahan Jati Luwih, dan Bendungan Telaga Tunjung.
29 Juli 2016 Selengkapnya
BBWS Pemali Juana menyelenggarakan kegiatan Halal Bihalal di Lapangan kantor BBWS Pemali Juana, Jum'at (15/7). Acara Halal Bihalal yang merupakan kegiatan tahunan BBWS Pemali Juana, acara ini dihadiri oleh Kepala BBWS Pemali Juana?IR. NI MADE SUMIARSIH, M.ENG serta pejabat di lingkungan BBWS Pemali Juana Kementerian PUPR. Acara yang dilaksanakan?mulai pukul 08.00 WIB tersebut diikuti oleh para pegawai di lingkungan BBWS Pemali Juana.
Saat acara berlangsung, tampak Kepala BBWS Pemali Juana?IR. NI MADE SUMIARSIH, M.ENG beserta sejumlah pejabat di lingkungan BBWS Pemali Juana Kementerian PUPR menyalami satu per satu pegawainya yang telah berbaris.?Halal Bihalal merupakan tradisi?yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk bersilaturahmi sekaligus bermaaf-maafan,?demikian halnya juga di lingkungan BBWS Pemali Juana Kementerian PUPR.
15 Juli 2016 Selengkapnya
[caption id="attachment_1370" align="alignnone" width="1200"] Progres pembersihan sampah bd Guntur Demak pasca banjir S.KB1 STATUS 0%[/caption] [caption id="attachment_1371" align="alignnone" width="1200"] Progres pembersihan sampah bd Guntur Demak pasca banjir S.KB1 STATUS 50%[/caption] [caption id="attachment_1372" align="alignnone" width="1200"] Progres pembersihan sampah bd Guntur Demak pasca banjir S.KB1 STATUS 100%[/caption]
09 Juli 2016 Selengkapnya
Warga Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang meminta tanggul Sungai Banjirkanal Timur (BKT) ditinggikan. Mereka khawatir air sungai kembali meluap dan menggenangi rumah saat hujan deras turun. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Sawah Besar Mulyadi mengatakan, untuk meninggikan tanggul Sungai BKT, bisa menggunakan tanah endapan di kali tersebut. ?Harapan warga ada penanganan secara darurat masalah Banjirkanal Timur yang selalu bikin waswas saat hujan turun. Sebab sering sekali air sungai meluap dan yang menjadi korban di antaranya warga Sawah Besar,? katanya, kemarin. Peninggian tanggul Sungai BKT bagi warga Sawah Besar merupakan kebutuhan mendesak. ?Kami berharap paling tidak tahun depan peninggian tanggul Banjirkanal Timur tersebut sudah dapat dilakukan untuk mencegah meluap atau meluber dan menerjang warga sekitar,? ujarnya. Plt Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDAESDM) Kota Semarang Ayu Entys mengatakan, Sungai BKT mulai tahun depan akan dinormalisasi seperti Banjirkanal Barat (BKB). Sesuai target, pada 2017 nanti Pemkot Semarang membangun BKT seperti BKB. Dana normalisasi BKT berasal dari pemerintah pusat. ?Beberapa waktu lalu Kementerian PU (Pekerjaan Umum) telah meninjau langsung di Kota Semarang dan melihat langsung kondisi di Banjirkanal Timur,? ungkapnya. Menanggapi masalah Jalan Raya Kaligawe yang sempat dilanda banjir hingga mirip sungai, Ayu Entys mengatakan, genangan air disebabkan pintu air di Kali Sringin tertutup. Sehingga luapan hujan yang bersamaan dengan rob tidak bisa mengalir ke Kali Sringin. Saat itu Jalan Raya Kaligawe yang dilanda banjir telah ditangani langsung di lapangan. ?Dari evaluasi kami banjir di Jalan Raya Kaligawe selain akibat hujan dengan intensitas tinggi, waktu itu bersamaan dengan rob dan pintu air Kali Sringin tertutup,? katanya. Dinas PSDA-ESDM akan mengoptimalkan pompa air di kawasan Genuk dan Kaligawe agar genangan air di Jalan Raya Kaligawe cepat surut. Berdasarkan pantauan di lapangan, di Jalan Raya Kaligawe banyak sampah menumpuk dan berada di bawah jembatan dan inlet-inlet (pintu saluran), sehingga menghambat aliran air mengalir di sungai-sungai. ?Bu Ita, (Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu) juga menyaksikan langsung banyak sampah yang tersangkut di bawah jembatan hingga menutup aliran air,? katanya. Dia berharap kepada masyarakat ikut merasa memiliki Kota Semarang sehingga ikut menjaga agar sungai bersih. Dengan tidak membuang kotoran di sembarang tempat apalagi di sungai dan saluran.
09 Juli 2016 Selengkapnya
Rob yang menggenangi ruas jalan Kaligawe Raya melumpuhkan lalu lintas(lalin) dan aktivitas lainnya di Semarang, 5 Juli 2016. Meski Pemerintah Kota Semarang telah menyiagakan sejumlah pompa air di berbagai titik, namun genangan rob tersebut belum bisa diatasi hingga saat ini. Para pengendara dan pengguna jalan lainnya yang hendak keluar atau masuk kota Semarang dari arah utara terpaksa harus melewati jalur alternatif sehingga memakan waktu lebih lama. Sejumlah anak di sekitar lokasi memanfaatkan rob tersebut menjadi wahana bermain air.
06 Juli 2016 Selengkapnya
Ruas Jl Kaligawe Km 2 Semarang-Demak putus akibat banjir. Banjir terjadi Minggu dini hari, mengakibatkan ruas jalan tak dapat dilalui hingga Minggu malam. Dari arah Semarang, pemudik yang terlanjur sampai di jalan itu harus berputar arah menuju ke Jalan Ronggowarsito kemudian lewat Jalan Yos Sudarso selanjutnya sampai di Jalan Kaligawe setelah jembatan tol. Genangan tersebut terjadi karena Banjirkanal Timur meluap akibat tak mampu menampung debit air hujan. Di sisi lain, dari arah Demak, sepeda motor melintas Tol Kaligawe untuk menuju Jalan Yos Sudarso. Untuk menghindari banjir di bawah tol Kaligawe dan banjir di Sawah Besar, banyak sepeda motor yang masuk ke jalan tol. Pergerakan pengendara sepeda motor itu berbahaya, karena melawan arus dan menurut aturan terdapat larangan sepeda motor lewat tol. Sedangkan mobil yang menghindari Jalan Kaligawe dari arah Semarang langsung berbelok ke arah Jalan Yos Sudarso untuk menuju ke kawasan kota. Hujan juga menyebabkan tanggul Sungai Cabean KB 1 di Desa Bakalrejo, Kecamatan Guntur jebol, serta Sungai Dolog di Desa Pilangsari, Kecamatan Mranggen meluap. Akibatnya jalur alternatif Karangtengah-Guntur dan Onggorawe-Mranggen lumpuh. Luapan air sungai Cabean tidak hanya menggenangi permukiman, tapi juga menutup akses jalan raya Karangtengah-Guntur. Padahal, jalan tersebut merupakan jalur alternatif mudik dari Demak menuju Purwodadi. Begitu pula jalur alternatif Onggorawe-Mranggen, lumpuh akibat lumpur menutupi badan jalan di Desa Pilangsari, Kecamatan Sayung. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Mahfud mengatakan, genangan air yang meluap ke badan Jalan Raya Guntur-Karangawen hingga setinggi 1,5 meter. "Debit Sungai Cabean meningkat drastis hingga tanggul KB 1 di Desa Bakalrejo jebol, karena banjir kiriman dari daerah hulu seperti Kabupaten Semarang dan Salatiga," ujarnya. Camat Sayung Indridjantoro Widodo yang dihubungi mengatakan, jalur alternatif Onggorawe-Mranggen tidak bisa dilintasi lantaran lumpur meluap dari Sungai Dolog di Desa Pilangsari. Kasatlantas Polres Demak AKP Yoppy Anggi Krisna menjelaskan, dua jalur alternatif yakni Karangtengah-Guntur dan Onggorawe-Mranggen belum bisa diakses. Kendaraan roda dua maupun roda empat dialihkan. Pemudik diarahkan melintasi jalur pantura Semarang-Demak dan jalur selatan Mranggen-Karangawen. "Kami sudah pasang rambu agar pengendara tidak melintasi dua jalur alternatif tersebut," katanya.
04 Juli 2016 Selengkapnya
Satu unit alat berat sudah diturunkan untuk memperbaiki tanggul sungai B1 Cabean di Desa Bakalrejo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (04/07/2016). Rencananya untuk perbaikan tanggul yang jebol sepanjang 15 meter dengan kedalaman 4 meter itu akan rampung pada hari ini. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Budie Yuwono, menjelaskan, tanggul sungai B1 Cabean mudah jebol karena konstruksinya sudah tak lagi kokoh akibat ditanami berbagai jenis tanaman. Prasetyo pun mengaku jengkel lantaran upaya sosialisasi pihaknya selama ini tak diindahkan warga. " Lihat saja tanggul sungai di sepanjang sungai B1 cabean, banyak ditanami berbagi jenis tanaman oleh warga. Inilah yang memicu tanggul sungai tak lagi kuat menahan arus sungai. Bahkan banyak sekali sampah yang berserakan di sungai. Tolonglah kesadaran warga, ini juga kan demi kebaikan bersama, " ungkap Prasetyo kepada Tribun. Menurut Prasetyo, teknis perbaikan tanggul serupa dengan perbaikan tanggul pada umumnya. Sebut saja mengisi konstruksi tanggul dengan trucuk bambu, tresek dan tanah. Selanjutnya, melakukan penghurukan tanggul menggunakan tanah. "Insyallah hari ini sudah jadi tanggul sungai b1 Cabean yang jebol. Semoga saja cuaca mendukung," kata Prasetyo.
04 Juli 2016 Selengkapnya