Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2025 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Warga Demak Demo Tuntut Normalisasi Sungai Dombo Sayung
Warga Demak Demo Tuntut Normalisasi Sungai Dombo Sayung

Ratusan warga Demak yang menggruduk kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Pedurungan, Semarang ternyata tidak hanya menuntut normalisasi sungai Dombo. Mereka juga meminta perbaikan pintu air dan perbaikan talud. Hal itu disampaikan Kepala Desa Sayung, Munawir, Rabu (11/1/2016). Ia memaparkan rincian tuntutan warga telah disampaikan ketika perwakilan warga dan dirinya diminta untuk menyampaikan maksud. "Tuntutan warga yang pertama tentu normalisasi, tapi juga perbaikan pintu air, pembuatan pintu air baru di beberapa titik, membangun rumah pompa dan talud," jelas Munawir kepada awak media. Ia menyampaikan tuntutan warga memang banyak meski demikian hal itu dinilainya wajar karena menurutnya sungai Dombo tidak tersentuh sejak 20 tahun lalu. "Seluruh tuntutannya sudah kami sampaikan, dan pihak BBWS sudah mendengar dan akan mengambil tindakan mulai besok pagi tapi kami akan tetap memgawal, jika ternyata tidak dilakukan apa-apa warga akan kembali gelar aksi dengan massa yang lebih banyak," pungkas Munawir.

11 Januari 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Sungai Dombo Akan Dikeruk, Ratusan Warga Demak Korban Banjir Baca Al Fatihah Bersama
Sungai Dombo Akan Dikeruk, Ratusan Warga Demak Korban Banjir Baca Al Fatihah Bersama

Peluh ratusan warga Sayung Demak ketika mengikuti aksi menuntut normalisasi sungai Dombo di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Rabu (11/1/2017) berakhir dengan harapan yang membuncah. Selama kurang lebih dua jam mereka menunggu perwakilan warga berdiskusi dengan pihak BBWS di dalam kantor. Sengatan sinar matahari yang tampak terang di bulan Januari seolah tak dirasa oleh orang-orang yang sudah biasa terendam banjir ini. Ketegangan dengan security dan tim pengaman aksi memang sempat terjadi di tengah cuaca panas siang itu. Tepat pukul 11.30 perwakilan warga keluar dari kantor BBWS, massa tak lama merapatkan barisan. Tampak diantara perwakilan warga keluar dari kantor didampingi Kepala Harian BBWS Pemali Juana, Bambang Astoto. Pria tampan berkemeja putih tersebut kemudian meraih pengeras suara dan berbicara di tengah-tengah peserta aksi. "Sebelumnya saya ucapkan permohonan maaf karena sudah rela berpanas-panasan di siang hari ini tadi kami di dalam memang sudah menyepakati beberapa hal dari tuntutan bapak ibu semua," terang Bambang. Ia menambahkan, kesepakatan diantaranya adalah pihak BBWS akan segera menurunkan dua alat berat yang akan mulai beroperasi di sungai Dombo hari Kamis (12/1). "Kami sampai dengan akhir tahun 2017 akan melakukan pengerukan sedimen tapi masih terbatas separo, karena sisanya akan kami upayakan di 2018," jelas Bambang di hadapan ratusan peserta aksi. Sedangkan untuk perbaikan pintu air, pembuatan pintu air baru, rumah pompa, dia menurunkan tim untuk bisa mengkaji lebih lanjut. Dalam kesempatan itu, Bambang juga sempat menyampaikan permohonan maafnya di hadapan warga korban banjir. "Ini memang sudah menjadi kewajiban kami mohon maaf sebelumnya jika kami dianggap melakukan keteledoran," ucap Bambang. Sambutan pria tampan berkemeja putih tersebut seketika disambut takbir ratusan warga. Sebagai wujud syukur atas munculnya harapan bahwa pengerukan sedimen akan segera dilaksanakan mereka menutup aksi dengan baca surah Al Fatihah bersama-sama.

11 Januari 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Perdana Menteri Belanda Akan Cek Penanganan Banjir di Semarang
Perdana Menteri Belanda Akan Cek Penanganan Banjir di Semarang

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte melakukan kunjungan kerja di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/11/2016) hari ini. Selain melakukan perjanjian kerja sama dengan pemerintah Kota Semarang, PM Belanda juga akan meninjau proyek pengendalian banjir di ibu kota Jawa Tengah tersebut. Rutte juga akan melihat bangunan Polder Banger Semarang, yang dibangun atas kerja sama Belanda dan Indonesia 15 tahun lalu. Polder ini untuk pencegahan banjir di Kota Semarang. "PM Belanda akan mengecek langsung sejauh mana progres proyek itu," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ir. Ni Made Sumiarsih, M.Eng Selasa pagi. Selain itu, Rutte akan berdialog dengan masyarakat di Kelurahan Kemijen, Semarang. Ia juga akan meneken kesepakatan kerja sama terkait kawasan infrastruktur. Dalam kunjungan ini, Rutte membawa delegasi besar untuk melakukan sejumlah kerja sama. Rutte dijadwalkan tiba di Semarang melalui via Bandara Internasional Ahmad Yani pada pukul 09.00 WIB. Selain bekerja sama dengan Pemkot Semarang, PM Belanda juga akan menjalin kerja sama dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam bidang pariwisata, budaya, serta bantuan teknis untuk Jateng. Sejumlah menteri Kabinet Kerja akan menemani kunjungan Rutte, di antaranya Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

22 November 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Penyusunan LAKIP 2016
Penyusunan LAKIP 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan program dan kebijakan yang sudah di tetapkan.

?Hal tersebut sesuai dengan Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB No. 35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Evaluasi Lakip Instansi Pemerintah, dan Instruksi Menteri PU No. 9 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Lakip di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Penyusunan LAKIP yang benar akan sangat membantu dalam evaluasi kinerja BBWS/BWS dan menjamin penggunaan sumber daya yang konsisten. Untuk itu diperlukan adanya komitmen antara pimpinan dan seluruh jajarannya dalam penyusunan LAKIP. Laporan akuntabilitas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) merupakan rangkuman laporan akuntabilitas kinerja dari BBWS, BWS dan Satker di daerah dan Satker Pusat yang disampaikan secara berjenjang sesuai dengan INPRES No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

15 November 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Elevasi Sungai Tuntang Naik Tajam, Warga di Kecamatan Gubug Siaga Banjir
Elevasi Sungai Tuntang Naik Tajam, Warga di Kecamatan Gubug Siaga Banjir

Baru sebulan berlalu, warga di wilayah Kecamatan Gubug kembali terancam bencana banjir. Hal ini menyusul naiknya elevasi Sungai Tuntang akibat hujan yang mengguyur sejak Rabu (9/11/2016).

Akibat naiknya cepat, sebagian air sungai ini sudah melimpah keluar melewati tanggul yang posisinya agak rendah. Menjelang petang, limpasan air yang sudah mulai mendekati areal perkampungan di beberapa desa. Antara lain, Desa Penadaran, dan Ngroto.

?Hujan hari ini intensitasnya tinggi sekali karena berlangsung sejak pukul 13.00 WIB sampai menjelang petang belum berhenti. Kondisi ini menjadikan elevasi Sungai Tuntang naik tajam dan sebagian air sudah limpas. Kami sudah menetapkan status siaga I untuk wilayah Gubug,? kata Kepala BPBD Grobogan Agus Sulaksono.

Informasi yang didapat menyebutkan, jika sudah ada ruas tanggul jebol di Desa Ngroto. Namun, kabar ini dibantah oleh Agus Sulaksono. ?Belum ada laporan soal tanggul jebol. Kalau kemarin memang ada ruas yang jebol sedikit dan sudah kita tutup. Kita harapkan, tanggul itu masih kuat menahan arus air,? cetusnya.

Terkait dengan kondisi tersebut, pihaknya sudah mengerahkan tim untuk stand by dan siaga di wilayah Gubug. Kemudian, berbagai peralatan penanganan bencana juga sudah disiapkan.

?Semua tim penanggulangan bencana sudah kita siagakan semuanya. Kami juga berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya. Para relawan juga menyatakan kesiapannya untuk turun jika sewaktu-waktu diperlukan,? katanya.

Seperti diketahui, pada 9 Oktober lalu, bencana banjir sempat melanda wilayah Gubug, Tegowanu dan Godong. Dalam musibah ini, ada ribuan rumah terendam banjir, dan ratusan hektar sawah tergenang. Bencana yang terjadi saat itu disebabkan adanya beberapa titik tanggul Sungai Tuntang jebol.

09 November 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Tanggul Sungai Tuntang Jebol di Tiga Titik
Tanggul Sungai Tuntang Jebol di Tiga Titik

GROBOGAN, ? Ribuan rumah di Kabupaten Grobogan terendam banjir setelah tanggul Sungai Tuntang Jebol setelah diguyur hujan selama beberapa hari terakhir. Data relawan Partai Keadilan Sejahtera di Grobogan menyebutkan setidaknya terdapat tiga titik tanggul sungai Tuntang yang jebol. ?Ternyata ada tiga titik tanggul yang jebol, dua titik di desa Ngroto dan satu di desa papanrejo. Sejak Senin dini hari air sudah masuk ke pemukiman warga hingga setengah meter lebih. 1 tanggul anak sungai Tuntang juga ada yang jebol di Tanggirejo,? kata Nur Edy, salah satu relawan PKS di Grobogan, Selasa (11/10) dilansir dari laman resmi PKS. Dia menuturkan, luapan air mulai meluas ke beberapa desa sejak Senin pagi. Hingga saat ini terdapat 12 desa di Grobogan yang tergenang oleh Air luapan sungai Tuntang. Air tidak hanya menggenangi rumah penduduk saja, namun hingga ke ruas jalan dan membuat lumpuh Jalan Raya Gubug ? Salatiga lumpuh. ?Sempat Jalan Gubug ? Salatiga Lumpuh, selain itu Gubug ? Ginggang juga lumpuh, bahkan sampai 50 cm banjirnya. Saat ini air sdh mulai mengarah ke tegowanu, jalannya sudah bisa dilalui normal. Ada sekitar 2000 rumah kebanjiran dari 12 Desa.? kata Nur Edi. Dewan Pengurus Daerah PKS Kabupaten Grobogan dengan sigap mendirikan posko peduli banjir Grobogan di Gubug. Nur Edy mengatakan bahwa senin malam Relawan PKS telah membagikan ratusan nasi bungkus serta mie instan ke warga dan mendistribusikan air bersih. ?Alhamdulillah kita bisa mendistribusikan beberapa makanan dan air bersih. Ahad malam, bersama Masyarakat kita membantu proses evakuasi masyarakat di desa Tanggirejo, Sukorejo, dan Gebangan,? tandas Nur Edy.

11 Oktober 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Banjir Besar Rendam Karang Tengah Demak
Banjir Besar Rendam Karang Tengah Demak

Sufron (59) memilih tetap berdiam di rumah meski tempat tinggalnya di RT 4 RW 4 Dukuh Kalitagih, Desa Ploso, Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.

Pria yang sehari-hari bertani itu pun tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena lahan yang ia garap juga terendam banjir luapan Sungai Tuntang sejak Kamis (10/11/2016) pagi. Himbauan untuk mengungsi sudah ia dapatkan namun ia memilih tetap bertahan di rumah. "Sudah biasa banjir seperti ini, jadi di rumah saja," bebernya singkat. Saat di rumah, ia merasa lebih mudah mengawasi harta bendanya. Ia khawatir akan ada barang yang hilang jika ia harus mengungsi ke tempat saudara atau tempat yang lebih tinggi. "Luapan kali ini memang lebih parah dari biasanya, tadi dapat kabar juga akan ada limpahan air dari hulu, ya siap-siap saja, paling anak istri nanti ketempat saudara saya tetap dirumah," imbuhnya.

10 Oktober 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
17 Sungai Ancam eks Karesidenan Semarang
17 Sungai Ancam eks Karesidenan Semarang

SEMARANG ? Setidaknya ada 17 sungai berpotensi banjir dan longsor yang mengancam wilayah di eks Karesidenan Semarang. Lambatnya normalisasi sungai dan kesalahan tata kelola lahan di wilayah hulu menjadi penyebab banjir.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, Prasetyo Budhi Yuwono menjelaskan sungai Sungai Bringin, Plumbon, Sringin, dan Babon mengancam Kota Semarang bagian barat dan timur. Belum dinormalisasinya Banjir Kanal Timur menjadi salah satu penyebab banjir. Debit air saat hujan tak sebanding dengan kapasitas sungai yang semakin mendangkal.

Di Semarang Utara sudah rutin terkena banjir rob dari air laut terutama di wilayah Kaligawe dan Genuk. Sementara Semarang bagian tengah aman.

?Untuk penangananya, Banjir Kanal Timur dan Sringin sudah teken kontrak. Tahun 2017 dikerjakan, anggaran dari APBN. Kali Bringin dikerjakan kalau tanah sudah bebas,? kata Prasetyo, Minggu (9/10).

Untuk megatasi rob, pembangunan tanggul laut sepanjang 4 Km dengan anggaran Rp 480 M dari Kementerian PUPR akan dimulai 2017. Penandatanganan kontrak dijadwalkan akhir 2016.

Di Kendal, setidaknya ada empat sungai yang sering terjadi banjir. Sungai Kendal, Buntu, Blorong, Waridin. Disebabkan adanya perubahan tata guna lahan di hulu sungai. Sehingga debit air selalu lebih besar dari kapasitas sungai. Satu sungai lainya, Bodri juga sering kali mengancam warga namun longsor. Disebabkan geografis pinggir sungai yang curam. Untuk penanganan sungai penyebab banjir, telah dilakukan normaliasi namun bertahap. Sama halnya dengan pembangunan tanggul di Sungai Bodri. Jika dihitung, untuk membangun tanggul Sungai Bodri saja dibutuhkan anggaran Rp 5 triliun.

?Kalau total anggaran untuk penanganan setiap tahunnya dari APBD provinsi Rp 25 miliar. Cukup kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan total,? lajutnya.

Di Demak ada Sungai KB 1 dan KB 15 yang penangananya masuk APBN 2017. Sungai Jragung dan Cabean ditangani 2018 dan dilalkukan secara multiyears. Sungai ini mengancam banjir di wilayah Guntur Demak dan Tegowanu Grobogan. Kali Wulan menjadi satu sungai lain yang juga mengancam warga Demak.

Warga Grobogan di pinggir Kali Lusi juga harus waspada saat musim hujan. Sampai saat ini belum ada pengendali air untuk sungai yang berhulu di Kabupaten Blora ini. Lainhalnya dengan Kali Serang yang sudah dikendalikan melalui Waduk Kedung Ombo. Satu wilayah lain di Gerobogan yang sering terkena banjir adalah Ngroto. Wilayah ini sering terkena luapan air dari Sungai Tuntang.

?Ngroto ini adalah titik kontrol luapan air Sungai Tuntang semenjak jaman Belanda. Jika debit air tinggi, pasti meluber ke Ngroto. Untuk Kali Lusi, sedang dilakukan kajian dari BBWS,? jelasnya.

Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga menjadi dua wilayah di eks Karesidenan Semarang yang aman dari luapan sungai. Jika sampai terjadi banjir, disebabkan sistem drainase yang buruk.

09 Oktober 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Tujuh Bidang Lahan Belum Dibebaskan
Tujuh Bidang Lahan Belum Dibebaskan

SEMARANG -Meskipun pekerjaan fisik Kali Tenggang dan Sringin segera dilakukan, masih ada lahan yang belum dibebaskan. Di Kali Tenggang, ada tujuh bidang tanah seluas 14.928 meter persegi yang belum dibebaskan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai-Pantai II Bidang Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Riyadi menjelaskan pekerjaan fisik tetap akan dilaksanakan pada 2017. Pihaknya akan memberikan surat kepada Pemkot, untuk mengerjakan titik yang bisa digarap. ??Dalam melakukan pekerjaan fisik, Pemkot Semarang juga akan melakukan pembebasan lahan,?? katanya, Jumat (7/10).

Riyadi menjelaskan, anggaran paket I Kali Sringin sebesar Rp. 214 miliar. Untuk paket II Kali Tenggang, dialokasikan Rp 273 miliar, ditambah supervisi kedua sungai tersebut, sekitar Rp 15 miliar. ??Paket III yakni pekerjaan pembangunan tanggul pantai dan membuat kolam retensi. Saat ini masih dalam tahap desain. Program itu masih lama, karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Anggaran semuanya dari pemerintah pusat,?? tambah Kepala BBWS Pemali Juana, Ni Made Sumiarsih.

Belum Sepakat

Terpisah, Kasi Monitoring dan Evaluasi Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang, Suryanto Edi menerangkan, tujuh bidang lahan di Kali Tenggang yang belum dibebaskan karena pemilik yang belum sepakat soal harga. ?Enam lahan itu berada di Kelurahan Terboyo, sementara sisanya di Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari,? kata dia.

Sementara itu, dari pantauaan Suara Merdeka, Jumat (7/10) siang, talut di sepanjang Kali Tenggang di Kampung Tenggang, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, rusak dan sebagian ambrol. Aliran sungai makin mengecil karena tidak jauh dari jembatan kampung, diurug untuk jalan kampung.

Warga meminta upaya normalisasi dan pelebaran Kali Tenggang dapat segera dilakukan. Sudah puluhan tahun mereka hidup di lingkungan rawan banjir dan rob. Salah satu warga Kampung Tenggang RT 05 / RW07, Eko Subroto, menuturkan banjir dan rob, dalam beberapa bulan terakhir ini semakin parah. Setiap hujan deras, Kali Tenggang selalu meluap. Banjir dan rob masuk ke perkampungan warga dan juga jalan Kaligawe Raya, hingga menghambat arus lalu lintas. Genangan air di perkampungan, sudah sampai di atas lutut orang dewasa. Sudah banyak rumah warga yang terendam dan terpaksa ditinggikan. ??Kami berharap, upaya normalisasi dan pelebaran segera dilakukan. Dari dulu sampai sekarang, kami terus menunggu.

Padahal ganti rugi sudah dilakukan oleh pemerintah terhadap warga yang bangunannya akan terimbas pelebaran kali. Bangunan seperti rumah sudah dibongkar,? ujar Eko.

Warga lain, Maman Sutarman (50), mengatakan sekitar 20 tahun lalu, lebar kali masih mencapai 20 meter, dengan kedalaman 5-7 meter. Saat ini tinggal 10 meter dengan kedalaman 3-4 meter. Air di kali kala itu juga masih jernih. Sungai itu sekarang menyempit. Selain karena sedimentasi, juga karena ada sejumlah titik di pinggiran kali, yang diuruk menjadi pemukiman. Di Kali Sringin, talut sepanjang 10 meter di samping Masjid Baitul Izzah Ngilir, Terboyo Wetan, sudah sebulan ini ambrol dan belum diperbaiki.

Warga khawatir jika tidak segera diperbaiki, maka jalan Kampung Ngilir akan terputus. Nur Aini (56) warga Trimulyo yang kini tinggal di Genuksari, menjelaskan genangan air yang selalu menggenangi kawasan itu, karena rob dari Kali Sringin. Menurutnya, hal yang sama juga terjadi di Kali Sringin II, di samping Jalan Industri Terboyo. Upaya membangun Kali Sringin II, untuk mengatasi rob pun tidak menyelesaikan masalah.

08 Oktober 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan Jaringan Air Baku Kawasan Bregas III (Tuk Suniarsih) Progres 100%
Pembangunan Jaringan Air Baku Kawasan Bregas III (Tuk Suniarsih) Progres 100%

Pembangunan jaringan baru untuk menambah pasokan air baku bagi irigasi dan SPAM Bregas Pembangunan saluran air baku ini sangat krusial. Jaringan akan menyuplai irigasi dan sistem penyediaan air minum (SPAM) kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa yang meliputi Kabupaten Brebes, Kota Tegal,dan Kabupaten Tegal/Slawi (Bregas). Penambahan pasokan air baku ini karena posisi Pantura yang dekat dengan laut sehingga daerah ini sulit memenuhi ketersediaan air bersih terutama di musim kemarau. Pada saat bersamaan daerah pegunungan di Jawa Tengah memiliki banyak mata air baku yang tidak termanfaatkan. Pembangunan Jaringan Air Baku kawasan Bregas adalah bagian dari target kerja Ditjen SDA untuk tahun 2015-2019. Sebelumnya Bregas I dibangun melalui mata air Banyumudal-Serang-Yamansari dengan debit air mencapai 250 liter/detik. Sedangkan Bregas II berasal dari mata air Tuk Suci ke daerah Camber Kalibakung dengan debit air 250 liter/detik sedangkan tahap ke III berasal dari mata air Suniarsih ke Camber Sarwan dengan kapasitas 150 liter/detik. Pembangunan jaringan air baku merupakan komitmen permerintah untuk memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs) dimana pada 2019 seluruh rumah tangga di Indnesia memiliki akses ke sumber air bersih. Kepala BBWS Pemali Juana Ni Made Sumiarsih mengatakan bahwa Bregas merupakan prioritas utama untuk kawasan Pantura Jawa (untuk wilayah Brebes, Tegal dan Slawi) yang hingga kini masih sering kekurangan air bersih.

16 September 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Download Software PDSDA PAI V2
Download Software PDSDA PAI V2

Aplikasi PDSDA PAI Versi 2 ini merupakan pengembangan dari Versi 1. Aplikasi PDSDA PAI V2 ini sudah bisa di instal dalam OS Windows 32 bit dan 64bit, jadi laptop yang 64 bit sudah dapat menjalankan aplikasi ini dengan lancar , untuk migrasi dari v1 ke v2 cukup mudah, cukup dengan copy folder data dan pai peta ke dalam folder pdsda pai v2, kemudian jalankan seperti biasa, maka otomatis akan bisa di jalankan tanpa hambatan. untuk mendownload aplikasi ini silakan klik Download Software PDSDA PAI V2 Disini ..

06 September 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Segera Hadir, Perpustakaan Apung Pertama di Indonesia
Segera Hadir, Perpustakaan Apung Pertama di Indonesia

Bagaimana awal mula gagasan Bangunan Apung ini? ?Awalnya, PusPKPT melakukan social engineering dan sekaligus membidani lahirnya masukan dari warga masyarakat sekitar di Tambak Lorok bahwa mereka membutuhkan Balai Warga dan Perpustakaan. Masukan berharga ini kemudian diimplementasikan menjadi sebuah gagasan oleh rekan-rekan peneliti dari Puskim, dalam hal ini arsiteknya adalah Bapak Mahatma Sindu. Lahirlah konsep Bangunan Apung, dimana lantai satu dikhususkan untuk balai pertemuan warga, dan lantai dua difungsikan sebagai perpustakaan atau taman baca. Kenapa perpustakaan? Karena kami menemukan fakta bahwa sangat minim sekali edukasi literasi di kawasan Tambak Lorok ini,? jelas Nazib Faizal dari Pusjatan. Setelah konsepnya rampung, para peneliti masih belum menemukan solusi bagaimana cara mendirikan bangunannya, terutama pada masalah pondasinya. Karena seperti diketahui, ujar Nazib, kondisi geografi alam di Semarang tercatat memiliki angka penurunan permukaan tanah yang cukup tinggi. ?Atas dasar itu, tim Balitbang Kementerian PUPR akhirnya sepakat untuk membuat pondasi bangunan dalam bentuk mengapung, yang artinya tidak usah menimbun apalagi memasang tiang pancang di perairan. Bangunan Apung ini akan mengapung, sekitar 400 meter dari bibir daratan tambak, dengan mengandalkan foam dari B-foam yang dilapisi beton sebagai pelindung sekaligus dek atau tapak bangunannya dengan ketebalan sekitar 7 hingga 8 cm. Begitu juga di sisi pinggir yang dilapisi beton tipis. Insya Allah, Bangunan Apung ini aman, tidak akan mudah rusak,? jelasnya.
 
Progres Balai Apung Tambak Lorok
 
Bangunan Apung ini jelas akan bergerak terombang-ambing sesuai riak air gelombang. Untuk mengatasi hal ini, tim peneliti memasang teknologi muring atau semacam besi besar yang menghujam atau menambat dari dek ke perairan. Teknologi muring ini seolah-olah bekerja seperti fungsi jangkar pada perahu, sehingga membuat perahu tetap stabil meski di permukaan air. ?Seluruh teknologi yang dipergunakan pada Bangunan Apung ini mempergunakan teknologi inovasi Balitbang Kementerian PUPR. Misalnya, teknologi panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik, dimana panelnya akan dipasang di atap bangunan. Juga, teknologi filter air, dan septictank biority pada toiletnya. Boleh dibilang Bangunan Apung ini adalah smarthouse. Bahkan, untuk arah datangnya sinar matahari yang membantu pencahayaan, juga arah angin sudah diperhitungkan matang-matang oleh arsitektnya,? tutur Nazib bangga. Struktur Bangunan Apung memang cukup sederhana namun memiliki nilai dan fungsi yang tidak bisa dipandang remeh-temeh. ?Struktur bangunannya diawali dengan tapak bangunan yang dibentuk dari paduan teknologi beton dan foam dari B-foam. Ini dikenal dengan nama teknologi ?fonton? alias paduan foam dan beton. Lalu, mulailah dibuat rangka bangunannya menggunakan baja, karena bangunan ini harus kokoh mengingat terdapat dua lantai. Setelah rangka bajanya dibuat, struktur dindingnya menyusul kemudian, dan dibuat dari bambu yang sudah diawetkan. Jadi bukan sembarang bambu yang dipergunakan. Kemudian barulah atapnya yang menggunakan sirap, lengkap dengan pemasangan panel surya. Setelah atap selesai, barulah pemenuhan utilities lainnya,? urai Nazib seraya mengundang penulis secara khusus untuk bisa hadir ketika peresmian Bangunan Apung pada 6 September mendatang.
Selesai diresmikan, Bangunan Apung ini akan diserahkan kepada Pemerintah Kota Semarang, melalui pihak kelurahan setempat. ?Meski begitu, dalam satu ? dua tahun pengoperasian, Bangunan Apung ini akan terus mendapat pemantauan dari Balitbang Kementerian PUPR. Karena, Bangunan Apung ini menjadi yang pertama di Indonesia, sekaligus akan menjadi proyek percontohan berskala nasional, lantaran pekerjaan social engineeringnya bagus, arsitekturnya bagus, dan semaksimal mungkin inovasinya bermanfaat bagi warga masyarakat banyak,? urai Nazib kepada penulis ketika diwawancarai di stand Puskim. Apakah salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air) dapat mengkhawatirkan struktur bangunan? ?Yang namanya infrastruktur adalah seperti tubuh manusia. Kalau tidak kita rawat dan jaga, maka pasti kinerjanya akan menurun. Misalnya saja cat pada rangka baja yang mudah mengalami korosif akibat salinitas. Karena itulah bangunan ini harus dioperasikan dengan pemeliharaan yang rapi dan jelas agar terawat serta terus berguna,? jelasnya lagi seraya mengingatkan bahwa inilah wujud semangat ?Hadirkan Solusi Seiring Inovasi?.

10 Agustus 2016 Selengkapnya