25 Juni 2017 Selengkapnya
25 Juni 2017 Selengkapnya
Semarang - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah memulai penanganan banjir rob pada ruas jalan Pantura di Semarang. Penanganan mulai dari Kaligawe hingga Genuk, sekaligus untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2017.
Dalam keterangan tertulis dari Kementerian PUPR, Minggu (18/6/2017), banjir rob ditandai dengan masuknya air laut yang pasang menggenangi daratan.
"Lebaran tahun lalu masih kena rob besar sehingga kami harus atasi dalam kondisi darurat dengan kantong-kantong pasir dan mendatangkan lebih dari 10 pompa, baik pompa mobile maupun permanen. Tanggul Sringin bahkan sempat dijebol masyarakat karena dianggap menjadi sumber banjir kawasan tersebut dan sekitarnya," ujar Basuki saat melakukan kunjungan kerja ke Polder Sringin dan Terminal Terboyo, Semarang, Jumat (16/6).
Oleh karenanya Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana-Ditjen Sumber Daya Air berupaya keras untuk menyelesaikan sistem penanggulangan banjir Kota Semarang dengan membangun 5 polder. Pada tahun lalu telah diselesaikan Polder Banger sehingga Pelabuhan Semarang hingga Semarang tengah bisa relatif tertangani.
Tahun ini dikerjakan Polder Sringin dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin, hingga nantinya mencapai Kali Babon. "Polder Sringin dilengkapi pompa, untuk melindungi jalan nasional yang sebelumnya tidak pernah kering dan rusak terus akibat banjir rob," jelasnya.
Ditambahkannya bila terjadi banjir akibat hujan di selatan Semarang, sudah diantisipasi dengan disiagakannya pompa.
Anggaran yang digunakan untuk pembangunan tahap 1 Polder Sringin, serta normalisasi sejumlah kali Rp 210 miliar dan akan dilanjutkan tahap 2 dengan anggaran Rp 255 miliar sehingga total Rp 465 miliar. Pembangunan Polder Sringin juga dilengkapi dengan pembangunan tanggul sepanjang 2,2 km yang ditargetkan rampung akhir 2018.
"Dibangunnya Polder Sringin dan tanggul, dampaknya sudah bisa kita lihat jalan nasional dan Terminal Terboyo sudah kering," katanya.
Penyerahan Paket Sembako
Basuki menyerahkan paket sembako secara simbolis kepada warga RW 01 Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara. Paket sembako tersebut merupakan bantuan dari gabungan 31 BUMN.
Acara BUMN Berbagi Bingkisan Ramadan 1438 H tersebut juga dihadiri oleh anggota Komisi V DPR Nursyirwan Soejono, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga Achmad Gani Ghazali, Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno, Direktur Utama Bank Tabungan Negara Maryono, dan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Randi Anto.
Penyaluran 30 ribu paket sembako tersebut serempak dilakukan oleh 21 BUMN di 20 masjid sekitar area kota atau kabupaten Semarang. BUMN yang berpartisipasi antara lain BRI, BTN, Pegadaian, Pelindo 3, Bulog, Jasa Raharja dan PT Semen Indonesia.
"Harapan kami bingkisan ini dapat diterima dengan baik oleh Bapak Ibu sekalian untuk ikut merayakan hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah ini," tutur Basuki.
17 Juni 2017 Selengkapnya
BBWS Pemali Juana akan melaksanakan kegiatan Normalisasi Sistem Sungai Jragung untuk mengembalikan fungsi sungai dan mengatasi banjir yang sering terjadi akibat sungai meluap. Beberapa pekerjaan yang akan di lakukan oleh BBWS Pemali Juana diantaranya :
Permasalahan pada Sistem Sungai Jragung :
1. Sungai Cabean tiap tahun mengalami over topping di beberapa tempat yang disebabkan karena debit yang masuk melebihi kapasitas Sungai Cabean.
2. Bendung Ploso sebagai bangunan pembagi banjir tidak berfungsi akibat adanya sedimentasi di Sungai Jragung Lama dan banyaknya pemukiman.
3. Sering terjadi blocking di Bendung Guntur yang disebabkan oleh hasil-hasil pertanian yang dibuang masyarakat di badan sungai sehingga menutup aliran banjir pintu Bendung Guntur.
4. Kapasitas sungai KB. 1 dan KB. 15 menurun akibat sedimentasi dan beban banjir dari Sungai Cabean.
5. Beberapa jembatan antar desa di sistem Sungai Jragung saat ini menjadi penghalang aliran banjir.
[embed]https://youtu.be/kklkbzIZNXQ[/embed]
06 Juni 2017 Selengkapnya
Rawa Pening seluas 2.670 hektare di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menjadi salah satu objek wisata favorit warga Semarang dan sekitarnya. Masyarakat pun memanfaatkan danau berkedalaman 3?7 m itu untuk budidaya ikan air tawar seperti nila, mujair, dan lele. Sayang, kondisi danau legendaris itu semakin merana. Limbah domestik yang terbawa aliran berbagai sungai memicu proses nitrifikasi air sehingga kadar oksigen terlarut berkurang.
Efeknya, air menjadi kehitaman dan berbau. Kondisi itu mengganggu pertumbuhan ikan yang dibudidaya di sana. ?Daging ikan dari sini tidak enak sehingga hanya laku dijual dengan harga murah,? kata Munadji, anggota Kontak Tani Nelayan Andalan Kota Salatiga yang aktif mendampingi peternak ikan Rawa Pening. Sudah begitu, buruknya kondisi air menjadikan produksi rendah lantaran tingkat kematian tinggi.
Atasi gulma
Kualitas air yang rendah itu memicu eceng gondok Eichhornia crassipes tumbuh subur merajalela. Gulma air itu menutupi 1.800 ha permukaan danau. Tanaman tua tenggelam dan membusuk di dasar sehingga memperburuk kualitas air. Sedimen yang terbentuk mengurangi kedalaman air hingga tinggal 2 m. ?Kondisi air menjadikan pertumbuhan eceng gondok di Rawa Pening sangat subur.
Gambarannya 1 batang eceng gondok bisa tumbuh menjadi 10?15 kg, menutupi luasan 1 m2 hanya dalam 23?30 hari. Di perairan lain pertumbuhannya tidak secepat itu. Sejatinya banyak pihak turun tangan berupaya menanggulangi penyebaran gulma itu. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menerjunkan 2 unit eksavator dan beberapa unit kapal keruk untuk menyingkirkan eceng gondok.
Kecepatan kerja alat-alat itu tidak sebanding dengan pertumbuhan eceng gondok. Upaya lain, membuat kerajinan dari eceng gondok, juga tidak efektif. Itu sebabnya direktur utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, melontarkan ide mengolah eceng gondok menjadi bahan bakar. Karyawan Sido Muncul memboyong timbunan eceng gondok di tepi danau hasil pengerukan eksavator ke unit pembuatan pelet di pabrik.
Pembuatan sekilogram pelet memerlukan 5 kg eceng gondok dengan biaya produksi sekitar Rp1.100?Rp1.500 per kg pelet. Irwan menyatakan bahwa pembuatan pelet bahan bakar dari eceng gondok itu sekadar percontohan. ?Sido Muncul tidak mungkin bekerja sendiri untuk membersihkan Rawa Pening dari eceng gondok,? kata pria berusia 70 tahun itu. Pelet bahan bakar menjadi solusi jitu pengendalian eceng gondok di berbagai perairan.
Menurut peneliti bahan bakar biomassa di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Dr Ir Supriyanto, pelet bahan bakar menjadi incaran negara-negara maju yang memiliki 4 musim. ?Mereka menggunakan pelet untuk bahan bakar penghangat ruangan di musim dingin,? kata Supriyanto. Industri pelet bahan bakar berbahan biomasa untuk tujuan ekspor pun bisa memperoleh bahan gratis tanpa harus menanam. Di balik sifatnya yang menjadi gulma, eceng gondok menawarkan peluang besar.
29 Mei 2017 Selengkapnya
BLORA ? Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) akan memulai pembangunan Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Blora, tahun depan. Diharapkan proyek tersebut selesai pada 2020.
Menurut rencana, bendungan tersebut akan mampu menampung air sebanyak 10,40 juta meter kubik dan digunakan untuk pengairan di tiga kabupaten, yakni Blora, Rembang dan Pati.
Rencana pembangunan Bendungan Randugunting dipaparkan tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kemen PUPR kepada Bupati Djoko Nugroho di ruang pertemuan Bupati, kemarin.
Rombongan BBWS Pemali Juana dipimpin Kepala BBWS Ruhban Ruzziyatno. Pada pertemuan tersebut, Bupati didampingi Sekda Bondan Sukarno, Asisten II Slamet Pamudji, Kepala DPUPR Samgautama Karnajaya, Kepala Badan Lingkungan Hidup Dewi Tedjowati, serta perwakilan PDAM Blora.
Kabid Perencanaan dan Program BBWS Pemali Juana, Dani Hamdan dalam paparannya mengatakan, Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas akan bermanfaat untuk pengendali banjir, suplai air baku, irigasi serta pariwisata. Bendungan Randugunting membutuhkan lahan seluas 241.428 hektare yang akan menampung air sebanyak 10,40 juta meter kubik.
Membutuhkan Air
Bupati Djoko Nugroho menyatakan, masyarakat Blora di wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Pati memang membutuhkan air, terutama untuk irigasi pertanian.
Dirinya berharap pembagian air disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa membantu petani terutama saat hendak bercocok tanam. ?Keberadaan Bendungan Randugunting juga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di Blora,? kata Bupati.
Lebih lanjut disampaikan Djoko, Pemkab akan mengagendakan peninjauan lokasi pembangunan bendungan. Dia meminta kepada para kepala dinas mendata kebutuhan apa saja yang diperlukan masyarakat serta keadaan pengairan di daerah sekitar. ?Tolong semuanya didata, nanti kita akan ke sana untuk melakukan pengecekan lapangan.
Semoga apa yang kita lakukan ini menjadi berkah bagi masyarakat Blora,? tandasnya. Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno meminta Pemkab menyampaikan usulan pembangunan embung yang akan difungsikan untuk irigasi. Nantinya dapat dilakukan pemompaan seperti yang dilakukan di Wonogiri.
Selain itu akan dilakukan studi potensi tampungan air serta studi kompetensi lebih lanjut mengenai penyesuaian desain bendungan. Terkait pemanfaatan bendungan sebagai tempat wisata, nantinya akan ada kajian lebih lanjut. ?Silahkan usulan disampaikan kepada kami. Nanti kita kaji bersama,? ujarnya.
24 Mei 2017 Selengkapnya
Normaliasi
Kepala Satker Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Tesar Hidayat menuturkan, normaliasi Kali Sringin dan Tenggang sudah dimulai sejak april 2017. Nantinya muara dari sungai tersebut dibendung dan air dibuang ke laut menggunakan pompa.
Saat ini, pengerjaan pembendungan dilakukan di Kali Sringin Baru. Di muara sungai tersebut dibangun tanggul menggunakan timbunan tanah yang dipadatkan. Lokasi pembendungan dilakukan sebelum pertemuan dengan Kali Sringin Lama di Kawasan Industri Terbyo, Terboyo Wetan, Genuk.
Nantinya dilanjutkan dengan membendung Kali Sringin Lama dan juga Kali Tenggang. ?Ini merupakan langkah darurat untuk mencegah rob menggenangi Jl Kaligawe Raya, pada saat arus mudik dan balik Lebaran.
Pembendungan permanen dengan sheet pile dilakukan tahun depan,? sambung Tesar. Kemudian ada pengerjaan kolam retensti di Sawah Besar, Kaligawe dan juga di Banjardowo, Genuk.
Dia menjelaskan, untuk kolam retensi di Sawah Besar, Kaligawe memiliki luas 2,2 hektare dan kedalaman tiga meter, sehingga dapat menampung air 70 ribu meter kubik. Adapun di Banjardowo, memiliki luas 1 hektare, dengan kedalaman 3 meter. Mampu menampung air sebanyak 40 ribu meter kubik.
Fungsi kolam retensi ini, yakni menampung air dari permukiman sebelum masuk ke Sungai Sringin dan Tenggang. Nantinya air dari kolam retensi di Sawah Besar, Kaligawe disedot menggunakan pompa dan dialirkan ke Banjirkanal Timur. Adapun di Banjardowo, air disedot dan dialirkan ke Kali Babon.
?Di Semarang bagian timur, dua sungai besar untuk pembuangan air, yakni BKT dan Kali Babon. Kami akan alirkan air ke dua sungai tersebut. Untuk Kali Babon, sudah ada rencana untuk dinormaliasi. Mudah-mudahan tahun depan bisa terealiasi,? jelas Tesar.
17 Mei 2017 Selengkapnya
07 April 2017 Selengkapnya
07 April 2017 Selengkapnya
Dalam rangka malam penghargaan 2016 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) meraih 2 penghargaan pada katagori sub generik dengan kriteria Website terbaik dan Respon Pengaduan terbaik diberikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Pemali ? Juana.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Lolly Martina Martief Sekertaris Ditjen SDA, Ni Made Sumiarsih Plt. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai BBWS Pemali ? Juana.
Anita mewakili Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada unit organisasi Kementerian PUPR, yang dinilai berprestasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik bidang PUPR.
?Saya mengucapkan selamat kepada unit organisasi Kementerian PUPR yang telah menunjukan prestasi yang membanggakan, dalam meningkatkan pelayanan publik PUPR dengan meraih Penghargaan PUPR 2016,? tuturnya.
Kementerian PUPR dalam menyelenggarakan kegiatan kompetisi pelayanan publik bertujuan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan publik yang menjadi tuntutan demi perbaikan persepsi dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi serta memenuhi kebutuhan dasar, hak sipil setiap warga Negara atas barang, jasa, pelayanan administrasi.
Kementerian PUPR berharap kedepannya semua unit organisasi meningkatkan pelayanan publik secara efektif dan dapat mendorong pelayanan publik diKementerian PUPR ditahun yang akan datang agar lebih baik dari tahun lalu serta menambah loyalitas dalam pelayanan publik.
23 Maret 2017 Selengkapnya
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana melaksanakan acara serah terima jabatan Kepala Balai dari Ir. Ni Made Sumiarsih, M.Eng kepada Ir.H.Ruhban Ruzziyatno, MT. Serah terima jabatan dilaksanakan di Gedung Oproom Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana pada hari Senin, 6 Maret 2017 dan dihadiri oleh seluruh jajaran pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
Acara ini diawali dengan kesan dan pesan dari Ibu Ni Made Sumiarsih selama memimpin Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana dalam waktu kurang lebih 1,5 tahun terakhir dan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima jabatan.
Bapak Ruhban Ruzziyatno selaku Kepala Balai yang baru menyampaikan banyak harapan kepada seluruh jajaran yang ada pada Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana untuk mendukung kinerja beliau dari kepemimpinannya yang akan datang dan mengajak seluruh pegawai mempertahankan dan melanjutkan apa yang sudah dicapai dari tahun ? tahun sebelumnya.
"Atas nama pribadi dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Made Sumiarsih beserta seluruh jajaran pejabat struktural dan fungsioanal atas penerimaan saya sebagai warga baru di Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, kita harus solid, loyalitas dan integritas dalam melakukan suatu pekerjaan. Saya berjanji memegang amanah tugas yang dipercayakan kepada saya dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari tidak mudah mengemban tugas ini" ujarnya.
Acara serah terima jabatan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana diakhiri dengan berjabat tangan dan foto bersama sebagai momen penghargaan dan penyambutan kepada Kepala Balai yang baru.
08 Maret 2017 Selengkapnya
Curah hujan yang tinggi dan merata di Demak terutama di daerah hulu (kabupaten Semarang dan Salatiga) membuat debit air yang mengalir di beberapa sungai yang menuju ke Hilir ( Kabupaten Demak) tidak dapat ditampung sehingga meluap membanjiri beberapa desa terutama yang dilalui kali Dolok dan kali Cabean mulai desa Banyumeneng kecamatan Mranggen hingga desa Tambakroto Kecamatan Sayung, Demak. Berdasarkan pantauan dilapangan banjir kali ini di sebabkan beberapa hal yang saling terkait satu sama lain. Namun umumnya justru dilakukan oleh perilaku masyarakat sendiri seperti membuang sampah sembarangan, pengrusakan alam, galian c liar yang mengakibatkan sedimentasi (pendangkalan) di beberapa sungai semakin parah, ditambah banyak bangunan liar berdiri di sepanjang bantaran sungai sehingga ketika ada pengerukan sungai terhalang dengan keberadaan bangunan liar tersebut. ? Kalau mau jujur, sepertinya penyebab banjir justru dilakukan oleh kita sendiri. Dari hulu terdapat pengrusakan alam, hutan gundul, ada galian c liar sehingga ketika turun hujan, material tanah dari hulu terbawa hingga ke hilir. Sungai menjadi dangkal, ketika sungai dikeruk terhalang bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai. Belum lagi kesadaran untuk tidak membuang sampah di sungai diabaikan. Ini yang harus segera di atasi bersama agar banjir seperti ini tidak terulang lagi??
31 Januari 2017 Selengkapnya
DEMAK? Penanganan darurat tanggul kanan dan kiri Sungai Dombo di Desa Dombo, Kecamatan Sayung, Demak hingga kemarin terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Demak. Petugas BPBD yang dibantu relawan Glagahwangi dan masyarakat sekitar bahu-membahu bekerja bakti melakukan peninggian tanggul dengan karung yang diisi tanah padas. Kepala Pelaksana BPBD Demak, Agus Nugroho LP, melalui Kasi Kedaruratan, Suprapto mengatakan, peninggian tanggul dilakukan sepanjang 700 meter yang tersebar di 4 titik. ?Untuk penanganan darurat ini kita sudah menghabiskan 1.000 karung,?katanya, kemarin. Menurutnya, penanganan tanggul ini juga dibantu petugas Koramil Sayung serta aparat desa kurang lebih 200 orang. Seperti diketahui, peninggian tanggul ini untuk mengantisipasi banjir di wilayah Sayung yang berlangsung dalam sebulan terakhir. Air luberan Sungai Dombo tersebut merendam permukiman warga serta tanaman padi milik masyarakat sekitar. Akibatnya, aktivitas warga sehari-hari cukup terganggu dengan banjir yang juga merendam Pasar Sayung tersebut. Kepala Desa Sayung, Munawir, menambahkan, untuk mengatasi banjir itu, siang dan malam warga terus berjaga dan bekerja untuk meminimalisasi banjir kiriman dari luapan Sungai Dombo Sayung. ?Kita sebelumnya juga sudah mendatangi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Juana Pemali di Pedurungan Semarang. Kita sampaikan keluhan warga akibat dampak banjir dari Sungai Dombo tersebut. Kita berharap, ada penanganan yang lebih komprehensif agar di kemudian hari tidak terjadi banjir lagi,?ujarnya.
30 Januari 2017 Selengkapnya