Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Percepat Pembersihan Eceng Gondok, BBWS Pemali Juana Tambah 3 Kapal Keruk
Percepat Pembersihan Eceng Gondok, BBWS Pemali Juana Tambah 3 Kapal Keruk

Percepatan pembersihan eceng gondok dan material sedimentasi dari danau Rawapening, Kabupaten Semarang, terus dilakukan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Terkait hal itu, saat ini sedang dilakukan perakitan tiga kapal keruk atau dregder di Dermaga Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan, ketiga kapal keruk atau dredger tersebut berfungsi untuk mengangkat eceng gondok dan sedimentasi yang ada di danau Rawapening.

Berdasarkan data, saat ini sekitar 80 persen perairan Rawapening tertutup oeh populasi eceng gondok.

"Rawapening termasuk danau yang tidak sehat di Indonesia. Pak Basuki (Menteri PUPR) ingin adanya percepatan pembersihan Rawapening," kata Ruhban, Senin (24/7/2017).

Pembersihan eceng gondok di Rawapening dilakukan dengan mengoperasikan tiga kapal aquatic dan satu kapal keruk sejak januari 2017 lalu. Setiap hari, eceng gondok yang berhasil diangkat ke daratan rata-rata mencapai satu hektar.

Menurut Ruhban, untuk membuat kondisi Rawapening kembali menjadi danau yang sehat, diperlukan waktu sekitar empat tahun.

"Sementara kami membuat tiga kapal dredger dulu untuk menambah enam kapal yang sudah ada. Pemerintah pusat rencananya juga akan menambah kapal keruknya, sehingga waktu empat tahun bisa dipercepat menjadi tiga tahun," imbuhnyatur Ruhban.

Dia berharap operasionalisasi tiga kapal dredger yang baru bisa dilakukan pada awal Agustus ini. Pasalnya, pada September tahun 2017 Rawapening rencananya akan dijadika venue dayung pekan olahraga nasional (PON).

"Agustus nanti ada perwakilan dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) meninjau Rawapening," ungkapnya.

Untuk keperluan lomba dayung PON ini, kata Rubhan, sudah ada dua titik yang akan dipilih sebagai lokasi. Namun, dia belum bisa membuka informasi dua lokasi tersebut ke publik, sebelum sosialisasi ke masyarakat dilakukan.

"Panjang lintasannya 1.500 meter dengan lebar 1.200 meter. Tapi kami belum bisa menyebutkan lokasinya sekarang," tuntasnya.

24 Juli 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Kebut Perbaikan, Saluran Irigasi dari Bendung Sedadi Grobogan Ditutup
Kebut Perbaikan, Saluran Irigasi dari Bendung Sedadi Grobogan Ditutup

Pasokan air irigasi melalui Bendung Sedadi bagian kanan dan kiri untuk sementara dihentikan. Penutupan itu dilakukan seiring masih adanya proyek perbaikan saluran irigasi primer dari bendung tersebut. ?Saat ini pekerjaan masih terus dilakukan. Kami tidak bisa bekerja optimal kalau saluran masih ada airnya,? jelas Kartiko selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi dan Rawa III pada Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. Menurutnya, penutupan saluran dari Bendung Sedadi akan berlangsung tiga bulan. Terhitung mulai Juli sampai September. Keputusan penutupan sudah berdasarkan keputusan bersama dengan petani dan pemakai air. Dijelaskan, proyek perbaikan saluran irigasi tersebut sudah mulai dikerjakan 23 Oktober 2015. Rencananya, proyek dengan dana APBN senilai Rp 111,6 miliar tersebut rampung pada akhir bulan November 2018. Saat ini, progres pekerjaan sampai awal Juli lalu berkisar 17,8 persen. Ditargetkan, progres pekerjaan meningkat jadi 74 persen pada akhir September 2017. Sisa pekerjaan selanjutnya akan dituntaskan hingga November tahun depan. Proyek Bendung Sedadi merupakan salah satu bagian dari rehabilitasi saluran irigasi Waduk Kedungombo. Selain Bendung Sedadi, perbaikan juga menyasar saluran di Bendung Sidorejo, Klambu Kanan dan Klambu Kiri. Alokasi dana untuk mega proyek itu nilainya sangat besar. Yakni, Rp 1,6 triliun yang dikerjakan secara multi years dalam kurun waktu tiga tahun.

08 Juli 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan 4 Embung dan Kedaulatan Pangan di TA 2017
Pembangunan 4 Embung dan Kedaulatan Pangan di TA 2017

Harapan Presiden Joko Widodo setiap desa menganggarkan pembangunan embung sangat penting guna mewujudkan kedaulatan pangan desa seluruh Tanah Air. Langkah secara konkret ditempuh Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana mengarahkan alokasi dana untuk membangun 4 embung (waduk mini) di Kabupaten Blora pada TA 2017. Berikut ini adalah capaian Progres Fisik pembangunan 4 Embung Status 4 Juli 2017 ; Embung Plered 54%, Embung Purwosari 50%, Embung Jiken 48%, Embung Kemiri 62% .

Salah satu tujuan membangun embung agar dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian desa. Embung diharapkan mampu menggandakan produksi pangan dari indeks pertanaman dari 1,4 kali menjadi 2?3 kali setahun.

Jumlah embung desa memang terus ditingkatkan jumlahnya. Sehingga lahan tadah hujan yang kurang produktif akan mendapat manfaat dari tambahan pembangunan embung baru ini. Desa dengan lahan pertanian non-irigasi atau tadah hujan akan bisa dimanfaatkan sepanjang tahun. Embung penopang produksi pangan baik padi, jagung, bawang, ketela pohon, kedelai, maupun komoditas pangan lain. 

Embung merupakan cekungan penampung air irigasi. Asal air yang ditampung bisa dari air sungai atau hujan. Embung bisa dibangun di desa yang memiliki sungai dan tidak. Embung bisa untuk menampung air hujan saja. Embung mencegah banjir saat musim hujan dan mengatasi kekeringan saat kemarau. Embung untuk menampung air sungai atau hujan bermultifungsi.

Air hujan bisa ditampung untuk persediaan saat kemarau. Embung adalah tampungan besar yang bisa menyimpan ribuan kubik air hujan. Penggunaannya bisa diatur menyesuaikan kebutuhan dan ketersediaan air pada waktu kemarau saja. Selama hujan, persediaan air melimpah sehingga embung menjadi tabungan air.

Manfaat 

Embung bisa dibangun di daerah dataran tinggi yang tidak dilalui aliran sungai. Air embung bisa berasal dari air hujan. Perbukitan yang dulu gersang bisa memiliki persediaan air. Perbukitan perdesaan yang biasanya gundul pada musim kemarau sehingga banyak tanaman mati karena kekurangan air, bisa bertahan dengan irigasi dari waduk mini tersebut. 

Kedaulatan pangan desa semakin mendesak bagi masyarakat. Peran embung terkait kedaulatan pangan, terutama guna mengurangi faktor gangguan akibat kekeringan. Embung menjadi pilar dalam produksi pangan desa sehingga penduduk dekat dengan sumber makanan dan terhindar dari persoalan distribusi. Embung mendorong terciptanya swadaya pangan penduduk desa. 

Waduk juga bisa mendukung intensifikasi pertanian sehingga bisa meningkatkan frekuensi panen. Ini terutama tanaman padi dari setahun sekali menjadi dua atau tiga kali setahun. Kelipatan hasil pertanian akan bisa diwujudkan para petani desa dengan ketersediaan air.

Selain itu, penampungan air juga menopang diversifikasi pertanian. Peningkatan hasil pertanian melalui variasi jenis tanaman seperti pola tumpang sari. Sawah di Jawa bahkan disela-selanya dapat diselingi tanaman untuk ternak. Peningkatan hasil ternak akan menaikkan produksi protein hewani warga desa.

Dalam embung juga dapat disebar ikan untuk usaha perikanan yang diharapkan bisa mencegah kemungkinan perkembangan jentik nyamuk. Sementara, sekitar embung juga bisa dikembangkan kolam-kolam ikan menggunakan sistem pengairan berbasis.

Embung juga menjadi objek wisata baru yang menarik baik domestik maupun mancanegara. Waduk yang dibangun indah dikelilingi taman atau kebun berbagai buah-buahan. Semua tanaman memperoleh suplai irigasi dari embung tersebut yang terletak di perbukitan pedesaan. Di situ juga terdapat panorama pemandangan yang menawan lengkap dengan udara sejuk.

Penduduk desa harus ikut mengelola dan merawat embung secara aktif bergotong-royong. Ketentuan penggunaan air dilakukan secara musyawarah warga atau kelompok tani. Kedaulatan pangan harus diupayakan mulai dari desa. Embung memiliki peran strategis dalam turut menciptakan kedaulatan pangan perdesaan. Ini bisa jadi terobosan mengatasi banjir dan kekeringan desa.

04 Juli 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H
Berita Terkini & Pengumuman
BBWS Pemali Juana Atasi Banjir Rob Semarang Demi Pemudik
BBWS Pemali Juana Atasi Banjir Rob Semarang Demi Pemudik

Semarang - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah memulai penanganan banjir rob pada ruas jalan Pantura di Semarang. Penanganan mulai dari Kaligawe hingga Genuk, sekaligus untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2017.

Dalam keterangan tertulis dari Kementerian PUPR, Minggu (18/6/2017), banjir rob ditandai dengan masuknya air laut yang pasang menggenangi daratan.

"Lebaran tahun lalu masih kena rob besar sehingga kami harus atasi dalam kondisi darurat dengan kantong-kantong pasir dan mendatangkan lebih dari 10 pompa, baik pompa mobile maupun permanen. Tanggul Sringin bahkan sempat dijebol masyarakat karena dianggap menjadi sumber banjir kawasan tersebut dan sekitarnya," ujar Basuki saat melakukan kunjungan kerja ke Polder Sringin dan Terminal Terboyo, Semarang, Jumat (16/6).

Oleh karenanya Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana-Ditjen Sumber Daya Air berupaya keras untuk menyelesaikan sistem penanggulangan banjir Kota Semarang dengan membangun 5 polder. Pada tahun lalu telah diselesaikan Polder Banger sehingga Pelabuhan Semarang hingga Semarang tengah bisa relatif tertangani.

Tahun ini dikerjakan Polder Sringin dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin, hingga nantinya mencapai Kali Babon. "Polder Sringin dilengkapi pompa, untuk melindungi jalan nasional yang sebelumnya tidak pernah kering dan rusak terus akibat banjir rob," jelasnya.

Ditambahkannya bila terjadi banjir akibat hujan di selatan Semarang, sudah diantisipasi dengan disiagakannya pompa.

Anggaran yang digunakan untuk pembangunan tahap 1 Polder Sringin, serta normalisasi sejumlah kali Rp 210 miliar dan akan dilanjutkan tahap 2 dengan anggaran Rp 255 miliar sehingga total Rp 465 miliar. Pembangunan Polder Sringin juga dilengkapi dengan pembangunan tanggul sepanjang 2,2 km yang ditargetkan rampung akhir 2018.

"Dibangunnya Polder Sringin dan tanggul, dampaknya sudah bisa kita lihat jalan nasional dan Terminal Terboyo sudah kering," katanya.

Penyerahan Paket Sembako

Basuki menyerahkan paket sembako secara simbolis kepada warga RW 01 Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara. Paket sembako tersebut merupakan bantuan dari gabungan 31 BUMN.

Acara BUMN Berbagi Bingkisan Ramadan 1438 H tersebut juga dihadiri oleh anggota Komisi V DPR Nursyirwan Soejono, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga Achmad Gani Ghazali, Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno, Direktur Utama Bank Tabungan Negara Maryono, dan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Randi Anto.

Penyaluran 30 ribu paket sembako tersebut serempak dilakukan oleh 21 BUMN di 20 masjid sekitar area kota atau kabupaten Semarang. BUMN yang berpartisipasi antara lain BRI, BTN, Pegadaian, Pelindo 3, Bulog, Jasa Raharja dan PT Semen Indonesia.

"Harapan kami bingkisan ini dapat diterima dengan baik oleh Bapak Ibu sekalian untuk ikut merayakan hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah ini," tutur Basuki.

17 Juni 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pengendalian Banjir Sistem Sungai Jragung 2016 - 2018
Pengendalian Banjir Sistem Sungai Jragung 2016 - 2018

BBWS Pemali Juana akan melaksanakan kegiatan Normalisasi Sistem Sungai Jragung untuk mengembalikan fungsi sungai dan mengatasi banjir yang sering terjadi akibat sungai meluap. Beberapa pekerjaan yang akan di lakukan oleh BBWS Pemali Juana diantaranya :

  1. Pekerjaan tanggul dan normalisasi Sungai Jragung
  2. Pekerjaan tanggul dan normalisasi Sungai Jragung Lama
  3. Pekerjaan tanggul dan normalisasi Sungai Cabean
  4. Pekerjaan Sudetan
  5. Pekerjaan Jembatan

Permasalahan pada Sistem Sungai Jragung :

1. Sungai Cabean tiap tahun mengalami over topping di beberapa tempat yang disebabkan karena debit yang masuk melebihi kapasitas Sungai Cabean.

2. Bendung Ploso sebagai bangunan pembagi banjir tidak berfungsi akibat adanya sedimentasi di Sungai Jragung Lama dan banyaknya pemukiman.

3. Sering terjadi blocking di Bendung Guntur yang disebabkan oleh hasil-hasil pertanian yang dibuang masyarakat di badan sungai sehingga menutup aliran banjir pintu Bendung Guntur.

4. Kapasitas sungai KB. 1 dan KB. 15 menurun akibat sedimentasi dan beban banjir dari Sungai Cabean.

5. Beberapa jembatan antar desa di sistem Sungai Jragung saat ini menjadi penghalang aliran banjir.

[embed]https://youtu.be/kklkbzIZNXQ[/embed]

06 Juni 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Mengolah Eceng Gondok Rawa Pening Menjadi Bahan Bakar
Mengolah Eceng Gondok Rawa Pening Menjadi Bahan Bakar

Rawa Pening seluas 2.670 hektare di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menjadi salah satu objek wisata favorit warga Semarang dan sekitarnya. Masyarakat pun memanfaatkan danau berkedalaman 3?7 m itu untuk budidaya ikan air tawar seperti nila, mujair, dan lele. Sayang, kondisi danau legendaris itu semakin merana. Limbah domestik yang terbawa aliran berbagai sungai memicu proses nitrifikasi air sehingga kadar oksigen terlarut berkurang.

Efeknya, air menjadi kehitaman dan berbau. Kondisi itu mengganggu pertumbuhan ikan yang dibudidaya di sana. ?Daging ikan dari sini tidak enak sehingga hanya laku dijual dengan harga murah,? kata Munadji, anggota Kontak Tani Nelayan Andalan Kota Salatiga yang aktif mendampingi peternak ikan Rawa Pening. Sudah begitu, buruknya kondisi air menjadikan produksi rendah lantaran tingkat kematian tinggi.

Atasi gulma

Kualitas air yang rendah itu memicu eceng gondok Eichhornia crassipes tumbuh subur merajalela. Gulma air itu menutupi 1.800 ha permukaan danau. Tanaman tua tenggelam dan membusuk di dasar sehingga memperburuk kualitas air. Sedimen yang terbentuk mengurangi kedalaman air hingga tinggal 2 m. ?Kondisi air menjadikan pertumbuhan eceng gondok di Rawa Pening sangat subur.

Gambarannya 1 batang eceng gondok bisa tumbuh menjadi 10?15 kg, menutupi luasan 1 m2 hanya dalam 23?30 hari. Di perairan lain pertumbuhannya tidak secepat itu. Sejatinya banyak pihak turun tangan berupaya menanggulangi penyebaran gulma itu. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menerjunkan 2 unit eksavator dan beberapa unit kapal keruk untuk menyingkirkan eceng gondok.

Kecepatan kerja alat-alat itu tidak sebanding dengan pertumbuhan eceng gondok. Upaya lain, membuat kerajinan dari eceng gondok, juga tidak efektif. Itu sebabnya direktur utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, melontarkan ide mengolah eceng gondok menjadi bahan bakar. Karyawan Sido Muncul memboyong timbunan eceng gondok di tepi danau hasil pengerukan eksavator ke unit pembuatan pelet di pabrik.

Pembuatan sekilogram pelet memerlukan 5 kg eceng gondok dengan biaya produksi sekitar Rp1.100?Rp1.500 per kg pelet. Irwan menyatakan bahwa pembuatan pelet bahan bakar dari eceng gondok itu sekadar percontohan. ?Sido Muncul tidak mungkin bekerja sendiri untuk membersihkan Rawa Pening dari eceng gondok,? kata pria berusia 70 tahun itu. Pelet bahan bakar menjadi solusi jitu pengendalian eceng gondok di berbagai perairan.

Menurut peneliti bahan bakar biomassa di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Dr Ir Supriyanto, pelet bahan bakar menjadi incaran negara-negara maju yang memiliki 4 musim. ?Mereka menggunakan pelet untuk bahan bakar penghangat ruangan di musim dingin,? kata Supriyanto. Industri pelet bahan bakar berbahan biomasa untuk tujuan ekspor pun bisa memperoleh bahan gratis tanpa harus menanam. Di balik sifatnya yang menjadi gulma, eceng gondok menawarkan peluang besar.

29 Mei 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Bendungan Randugunting 2018 Akan Konstruksi dan Aliri Tiga Kabupaten
Bendungan Randugunting 2018 Akan Konstruksi dan Aliri Tiga Kabupaten

BLORA ? Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) akan memulai pembangunan Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Blora, tahun depan. Diharapkan proyek tersebut selesai pada 2020.

Menurut rencana, bendungan tersebut akan mampu menampung air sebanyak 10,40 juta meter kubik dan digunakan untuk pengairan di tiga kabupaten, yakni Blora, Rembang dan Pati.

Rencana pembangunan Bendungan Randugunting dipaparkan tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kemen PUPR kepada Bupati Djoko Nugroho di ruang pertemuan Bupati, kemarin.

Rombongan BBWS Pemali Juana dipimpin Kepala BBWS Ruhban Ruzziyatno. Pada pertemuan tersebut, Bupati didampingi Sekda Bondan Sukarno, Asisten II Slamet Pamudji, Kepala DPUPR Samgautama Karnajaya, Kepala Badan Lingkungan Hidup Dewi Tedjowati, serta perwakilan PDAM Blora.

Kabid Perencanaan dan Program BBWS Pemali Juana, Dani Hamdan dalam paparannya mengatakan, Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas akan bermanfaat untuk pengendali banjir, suplai air baku, irigasi serta pariwisata. Bendungan Randugunting membutuhkan lahan seluas 241.428 hektare yang akan menampung air sebanyak 10,40 juta meter kubik.

Membutuhkan Air

Bupati Djoko Nugroho menyatakan, masyarakat Blora di wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Pati memang membutuhkan air, terutama untuk irigasi pertanian.

Dirinya berharap pembagian air disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa membantu petani terutama saat hendak bercocok tanam. ?Keberadaan Bendungan Randugunting juga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di Blora,? kata Bupati.

Lebih lanjut disampaikan Djoko, Pemkab akan mengagendakan peninjauan lokasi pembangunan bendungan. Dia meminta kepada para kepala dinas mendata kebutuhan apa saja yang diperlukan masyarakat serta keadaan pengairan di daerah sekitar. ?Tolong semuanya didata, nanti kita akan ke sana untuk melakukan pengecekan lapangan.

Semoga apa yang kita lakukan ini menjadi berkah bagi masyarakat Blora,? tandasnya. Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno meminta Pemkab menyampaikan usulan pembangunan embung yang akan difungsikan untuk irigasi. Nantinya dapat dilakukan pemompaan seperti yang dilakukan di Wonogiri.

Selain itu akan dilakukan studi potensi tampungan air serta studi kompetensi lebih lanjut mengenai penyesuaian desain bendungan. Terkait pemanfaatan bendungan sebagai tempat wisata, nantinya akan ada kajian lebih lanjut. ?Silahkan usulan disampaikan kepada kami. Nanti kita kaji bersama,? ujarnya.

24 Mei 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Percepatan Penanganan ROB Semarang Menyambut Lebaran
Percepatan Penanganan ROB Semarang Menyambut Lebaran

Normaliasi

Kepala Satker Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Tesar Hidayat menuturkan, normaliasi Kali Sringin dan Tenggang sudah dimulai sejak april 2017. Nantinya muara dari sungai tersebut dibendung dan air dibuang ke laut menggunakan pompa.

Saat ini, pengerjaan pembendungan dilakukan di Kali Sringin Baru. Di muara sungai tersebut dibangun tanggul menggunakan timbunan tanah yang dipadatkan. Lokasi pembendungan dilakukan sebelum pertemuan dengan Kali Sringin Lama di Kawasan Industri Terbyo, Terboyo Wetan, Genuk.

Nantinya dilanjutkan dengan membendung Kali Sringin Lama dan juga Kali Tenggang. ?Ini merupakan langkah darurat untuk mencegah rob menggenangi Jl Kaligawe Raya, pada saat arus mudik dan balik Lebaran.

Pembendungan permanen dengan sheet pile dilakukan tahun depan,? sambung Tesar. Kemudian ada pengerjaan kolam retensti di Sawah Besar, Kaligawe dan juga di Banjardowo, Genuk.

Dia menjelaskan, untuk kolam retensi di Sawah Besar, Kaligawe memiliki luas 2,2 hektare dan kedalaman tiga meter, sehingga dapat menampung air 70 ribu meter kubik. Adapun di Banjardowo, memiliki luas 1 hektare, dengan kedalaman 3 meter. Mampu menampung air sebanyak 40 ribu meter kubik.

Fungsi kolam retensi ini, yakni menampung air dari permukiman sebelum masuk ke Sungai Sringin dan Tenggang. Nantinya air dari kolam retensi di Sawah Besar, Kaligawe disedot menggunakan pompa dan dialirkan ke Banjirkanal Timur. Adapun di Banjardowo, air disedot dan dialirkan ke Kali Babon.

?Di Semarang bagian timur, dua sungai besar untuk pembuangan air, yakni BKT dan Kali Babon. Kami akan alirkan air ke dua sungai tersebut. Untuk Kali Babon, sudah ada rencana untuk dinormaliasi. Mudah-mudahan tahun depan bisa terealiasi,? jelas Tesar.

17 Mei 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Menteri PUPR Tinjau Eceng Gondok di Danau Rawa Pening
Menteri PUPR Tinjau Eceng Gondok di Danau Rawa Pening

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, kunjungan kerja ke Semarang untuk meninjau pengerjaan jalan dan proyek infrastruktur lainnya. Salah satu lokasi yang dikunjunginya adalah Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Seperti diketahui, danau ini kini dipenuhi oleh tanaman eceng gondok yang mengancam penurunan kualitas dan fungsi danau. Rawa Pening selama ini digunakan untuk penyediaan air baku, budidaya ikan, irigasi hingga pariwisata. Tampak tanaman eceng gondok di sejumlah titik di danau seluas 2.670 hektare ini.
Dengan setelan kemeja putih dan celana hitam seperti biasa, Basuki meninjau proses dan progres penanganan terakhir. "Ini setiap hari ya kerjanya? Alatnya mana saja? Di mana saja lokasinya," kata Basuki di Rawa Pening, Semarang, Jumat (7/4/2017). Tampak sejumlah alat ekskavator tengah beroperasi memindahkan eceng gondok sampai tumpukannya menggunung. Sebuah alat bernama aquatic weed harvester menarik eceng gondok ke pinggir danau. Selanjutnya, ekskavator mengangkat eceng gondok dan kemudian dibawa ke tempat penampungan.
 
Rawa pening bermanfaat bagi masyarakat, namun deretan eceng gondok yang tidak ditangani baik, membuat populasinya meningkat tidak karuan dan menyebabkan fungsi danau tidak lagi maksimal. Setiap hari, total luasan eceng gondok yang dikeruk mencapai 1 hektare. "Ke depan saya akan pelihara lebih serius. Ini hanya satu titik dengan 8 alat. Tiap hari ini khusus untuk tangani eceng gondok. Ini progresnya 1 hari 1 hektare. Padahal ini ada 800 ha. Butuh berapa tahun. Saya mau mempercepat, kita akan cari tempat-tempat mungkin 2-4 lokasi akan saya lengkapi dengan alat yang hampir sama dengan ini supaya lebih cepat," kata Basuki.
 
 

07 April 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Menteri PUPR Tinjau Eceng Gondok di Danau Rawa Pening
Menteri PUPR Tinjau Eceng Gondok di Danau Rawa Pening

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, kunjungan kerja ke Semarang untuk meninjau pengerjaan jalan dan proyek infrastruktur lainnya. Salah satu lokasi yang dikunjunginya adalah Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Seperti diketahui, danau ini kini dipenuhi oleh tanaman eceng gondok yang mengancam penurunan kualitas dan fungsi danau. Rawa Pening selama ini digunakan untuk penyediaan air baku, budidaya ikan, irigasi hingga pariwisata. Tampak tanaman eceng gondok di sejumlah titik di danau seluas 2.670 hektare ini.
Dengan setelan kemeja putih dan celana hitam seperti biasa, Basuki meninjau proses dan progres penanganan terakhir. "Ini setiap hari ya kerjanya? Alatnya mana saja? Di mana saja lokasinya," kata Basuki di Rawa Pening, Semarang, Jumat (7/4/2017). Tampak sejumlah alat ekskavator tengah beroperasi memindahkan eceng gondok sampai tumpukannya menggunung. Sebuah alat bernama aquatic weed harvester menarik eceng gondok ke pinggir danau. Selanjutnya, ekskavator mengangkat eceng gondok dan kemudian dibawa ke tempat penampungan.
 
Rawa pening bermanfaat bagi masyarakat, namun deretan eceng gondok yang tidak ditangani baik, membuat populasinya meningkat tidak karuan dan menyebabkan fungsi danau tidak lagi maksimal. Setiap hari, total luasan eceng gondok yang dikeruk mencapai 1 hektare. "Ke depan saya akan pelihara lebih serius. Ini hanya satu titik dengan 8 alat. Tiap hari ini khusus untuk tangani eceng gondok. Ini progresnya 1 hari 1 hektare. Padahal ini ada 800 ha. Butuh berapa tahun. Saya mau mempercepat, kita akan cari tempat-tempat mungkin 2-4 lokasi akan saya lengkapi dengan alat yang hampir sama dengan ini supaya lebih cepat," kata Basuki.
 
 

07 April 2017 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
BBWS Pemali Juana Dapat Dua Penghargaan Dalam Kompetisi Pelayanan Publik
BBWS Pemali Juana Dapat Dua Penghargaan Dalam Kompetisi Pelayanan Publik

Dalam rangka malam penghargaan 2016 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) meraih 2 penghargaan pada katagori sub generik dengan kriteria Website terbaik dan Respon Pengaduan terbaik diberikan kepada  Balai Besar Wilayah Sungai Pemali ? Juana.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Lolly Martina Martief Sekertaris Ditjen SDA, Ni Made Sumiarsih Plt. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai BBWS Pemali ? Juana.

Anita mewakili Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada unit organisasi Kementerian PUPR, yang dinilai berprestasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik bidang PUPR.

?Saya mengucapkan selamat kepada unit organisasi Kementerian PUPR yang telah menunjukan prestasi yang membanggakan, dalam meningkatkan pelayanan publik PUPR dengan meraih Penghargaan PUPR 2016,? tuturnya.

Kementerian PUPR dalam menyelenggarakan kegiatan kompetisi pelayanan publik bertujuan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan publik yang menjadi tuntutan demi perbaikan persepsi dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi serta memenuhi kebutuhan dasar, hak sipil setiap warga Negara atas barang, jasa, pelayanan administrasi.

Kementerian PUPR berharap kedepannya semua unit organisasi meningkatkan pelayanan publik secara efektif dan dapat mendorong pelayanan publik diKementerian PUPR ditahun yang akan datang agar lebih baik dari tahun lalu serta menambah loyalitas dalam pelayanan publik.

23 Maret 2017 Selengkapnya