Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2025 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas WBK dan WBBM di Lingkungan Direktorat Jenderal SDA
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas WBK dan WBBM di Lingkungan Direktorat Jenderal SDA

Bertempat di Auditorium Balai Pelatihan Kesehatan Semarang, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar acara ?Pencanangan Pembangunan Zona Integritas (ZI) Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan SDA TA 2016? pada Kamis (21/4). Dalam pencangan tersebut, Direktur Jenderal SDA, Mudjiadi, menetapkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V sebagai 2 (dua) unit kerja yang menjadi percontohan Zona Integritas WBK dan WBBM di Lingkungan SDA.

Direktur Jenderal SDA Mudjiadi mengatakan pembangunan zona integritas dilakukan untuk mensinergikan kegiatan pencegahan korupsi, reformasi birokrasi, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh PNS yang merupakan komitmen untuk tidak melakukan korupsi.

Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu K/L yang pimpinannya mempunyai niat (komitmen) mencegah terjadinya korupsi dan mempunyai program kegiatan pencegahan korupsi dan reformasi birokrasi di lingkungan kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada unit kerja pada ZI yang mempunyai indeks integritas tertentu dari hasil survei integritas dan telah mampu memenuhi indikator lain yang ditetapkan. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional 90 atau lebih. Unit Kerja yang dimaksud ialah unit kerja layanan masyarakat yang mandiri, mandiri dalam arti mengelola anggaran (DIPA) sendiri yang eselonisasinya serendah-rendahnya setingkat dengan eselon dua.

Dalam laporannya, Kepala BBWS Pemali Juana, Ni Made Sumiarsih, menjelaskan persiapan yang sudah dilakukan pihaknya untuk pembangunan zona integritas yakni membentuk Tim Pembangunan Zona Integritas yang bertugas untuk menyusun rencana kerja, penetapan target capaian kerja, jadwal pelaksanaan kerja, dan pelaksanaan pemantauan implementasi rencana kerja pembangunan Zona Integritas, dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas yang bertujuan sebagai acuan dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi, penyebarluasan informasi melalui metode sosialisasi yang bekerjasama dengan Tim Pembangunan Zona Integritas Pusat mengenai komponen ? komponen utama yang harus menjadi prioritas untuk dilakukan kepada Tim Pembangunan Zona Integritas Balai, penandatanganan Pakta Integritas untuk seluruh pegawai di lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, serta sosialisasi kepada seluruh pegawai mengenai Zona Integritas yang akan dilanjutkan dengan internalisasi e-performance.

Dalam pidatonya, Mudjiadi, mengajak kepada seluruh tamu yang hadir untuk berkomitmen menghindari praktik korupsi. ?Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk ?hijrah? menjadi lebih baik, mewujudkan wilayah bebas dari KKN dan lebih jauh lagi mewujudkan Pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.?

?Perubahan ini tentunya tidak dapat dengan mudah dan cepat, namun perubahan ini harus kita mulai sekarang. Keberhasilan pembangunan Zona Integritas membutuhkan peran serta seluruh pihak, tidak hanya di unit percontohan, namun juga seluruh pihak di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,? lanjut Mudjiadi.

Turut hadir dalam acara ini Deputi bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian PAN dan RB, Staf Ahli Menteri PUPR bidang Hubungan Antar Lembaga, Kepala Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tatalaksana Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR, Sekretaris Insepektorat Jenderal Kementerian PUPR, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Direktorat Jenderal SDA.

22 April 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Musim Hujan BBWS Pemali Juana Kebut Proyek Bronjong
Musim Hujan BBWS Pemali Juana Kebut Proyek Bronjong

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana mempercepat penyelesaian proyek tanggul sungai Ketiwon penahan air tahun 2016 senilai Rp. 1, 5 miliar lebih, guna mengantisipasi terjadinya banjir. Lokasi bangunan proyek berada di Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal dikerjakan oleh CV. Putra Sejati asal Kota Bandung. Sementara, Pelaksana Lapangan proyek tersebut,? Jumat (8/04/2016) mengatakan, anggaran pembangunan proyek bersumber dari dana APBN dengan nilai anggaran mencapai Rp1,5Miliar lebih. ??Sedangkan untuk liding sector pembangunan proyek tersebut dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Semarang,?? kata Agung. Dijelaskan Agung, pekerjaan pembangunan proyek dikerjakan di dua lokasi , yaitu di Kelurahan Slerok dan Kelurahan Panggung. Sedangkan panjang proyek di sungai ketiwon mencapai 90 Meter di bibir sebelah barat sungai ketiwon. ?Namun dalam pelaksanaan pembangunan proyek dilapangan kita mengalami sedikit kendala, permasalahan akses jalan untuk mengangkut bahan matrial menuju ke lokasi proyek. Sebab tanah jalan menuju lokasi proyek tanahnya labil. Sehingga kami mengakali dengan cara membuat jalan, supaya kendaraan pengangkut bahan matrial bias ke lokasi proyek,?? paparnya. Agung menambahkan, sedangkan fungsi dari pembangunan proyek bronjong, untuk mencegah agar tidak terjadi longsor di bibir? sungai akibat terkikis abrasi pasang surut air sungai. ?Kami sangat optimis pekerjaan proyek tersebut bakal selesai sesuai dengan target. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat sekitar lokasi proyek, karena telah membantu dan mendukung dalam pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan,?? katanya. Agung berharap, mudah ? mudahan di tahun berikutnya pembangunan proyek tersebut dapat dilanjutkan lagi.

09 April 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
500 Ribu Benih Ikan Nila Akan Ditebar di Sungai Banjir Kanal Barat
500 Ribu Benih Ikan Nila Akan Ditebar di Sungai Banjir Kanal Barat

Tujuh gereja katolik di Kota Semarang yang tergabung dalam wadah Gereja Peduli Sungai (GPS) akan mengadakan kegiatan bertajuk Gerakan Tebar 500 ribu Benih Ikan di sungai Banjir Kanal Barat (BKB). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara perayaan Paskah 2016. Panitia kegiatan Natalis Utomo mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi seruan Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si. "Tebar benih ikan merupakan simbol pelestarian alam ciptaan. Dengan melakukan tebar benih, persoalan air, sungai, pengelolaan limbah dan sampah menjadi perhatian bersama masyarakat dan pemerintah,"katanya, Jum'at (01/04). Dalam kegiatan yang akan dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Ketua DPRD Provinsi Jateng ini, GPS berharap, pemerintah dapat terlibat secara serius dalam pelestarian alam, terutama ekosistem sungai. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mengetuk hati masyarakat agar tergerak untuk lebih memerhatikan dan merawat sungai. "Masyarakat juga dapat menikmati hasil panenan ikan pada saatnya nanti,"ujarnya Prosesi tebar ikan ini akan dilakukan di empat titik di BKB dan Waduk Jatibarang. 500 ribu benih ikan nila dan lele akan ditebat di lokasi tersebut pada Minggu (03/04). Prosesi ini akan dimulai dari Gereja Santa Teresia Bongsari menuju BKB dengan berjalan kaki. Acara juga akan dimeriahkan dengan kesenian rakyat, bazar dan hiburan. [gallery link="file" ids="1139,1140,1141"]

01 April 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
DIRJEN SDA Tinjau Pembangunan Waduk Logung
DIRJEN SDA Tinjau Pembangunan Waduk Logung

Pembangunan waduk Logung di lereng Gunung Muria, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diharapkan akan menjadi salah satu cara mengurangi banjir di Kudus dan Pati akibat luapan Sungai Juwana. Waduk Logung juga nantinya akan berpotensi menjadi kawasan wisata air.

uk Logung akan mengurangi beban aliran Sungai Juwana sebanyak 30 persen. Banyak sungai-sungai kecil yang terhubung ke Sungai Juwana nantinya bisa dicegah melalui pembangunan Waduk seluas 119 hektar ini.

Pembangunan waduk ini semula dijadwalkan akan selesai pada Desember 2018. Namun, karena progresnya bisa dipercepat, pembangunan akan selesai satu tahun lebih cepat. Tahun 2018 waduk direncanakan sudah bisa dioperasionalisasikan.

Kepala Satuan Kerja Bendungan Balai Besar Wilayah Pemali-Juwana Duki Malindo mengungkapkan, saat ini progres pembangunan baru 9,8 persen. Pembangunan memakan lokasi 119 hektar di lereng Gunung Muria, yang merupakan pertemuan aliran Sungai Logung dan Sungai Gajah.

Nantinya, waduk ini akan menampung air sebanyak 20 juta meter kubik, dengan ketinggian air maksimal 94 SPB dan titik terendah 64 SPB. ?Sebagian lahan di sini masih bermasalah. Tapi itu masih bisa diantisipasi karena sedang diupayakan langkah konsinyasi,? ujar Duki.

Direktur Jenderal SDA dalam blusukan-nya ke daerah juga sempat meninjau proses pembangunan waduk ini, Selasa sore tadi.

Seusai meninjau, ia pun meminta agar proses pembangunan bisa dipercepat. Hal tersebut dikarenakan waduk Logung merupakan salah satu waduk prioritas untuk penanganan banjir dan pembuatan sistem manajemen air di bagian wilayah Pantai Utara Jawa. Waduk Logung juga merupakan satu dari 13 waduk prioritas yang mulai dibangun tahun ini.

?Saya sudah minta tadi bisa dipercepat jadi 2017, tahun 2018 sudah bisa dimanfaatkan. Jaringan irigasinya masih dalam studi, tahun depan dimulai di lahan 5200 hektar. Waduk ini juga bisa untuk air baku dan listrik 05 MW,? .

Sementara soal manajemen air, waduk ini diproyeksikan dijadikan regulator sistem seperti halnya sistem Waduk Kedungombo. Nantinya juga akan dibangun bendung yang berada di daerah irigasi Waduk Logung.

?

29 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Wisata Alam Waduk Nglangon, Grobogan, Jawa Tengah
Wisata Alam Waduk Nglangon, Grobogan, Jawa Tengah

Waduk Nglangon merupakan waduk yang terletak di Grobogan, Jawa Tengah. Lebih tepatnya waduk ini berada di Desa Nglangon, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Waduk yang satu ini menjadi salah satu tempat wisata yang dapat Anda kunjungi ketika Anda berkunjung ke Jawa Tengah. Bagi Anda yang berkunjung ke waduk ini di musim penghujan maka Anda akan melihat pemandangan air yang pasang. Begitu pula sebaliknya, jika di musim kemarau air waduk ini akan surut dan tersisa beberapa aliran air yang kecil saja. Bagi Anda yang berkunjung ke waduk ini, Anda akan disambut dengan pemandangan unik dan menarik. Di Waduk Nglangon terdapat beberapa jenis burung yang jumlahnya tidak sedikit. Beberapa diantaranya yaitu Burung Bondol Peking, Burung Dederuk Jawa, Burung Alap-alap, Burung Elang dan lain sebagainya. Pemandangan unik dan menarik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi tempat wisata ini. Tidak jauh dari waduk Anda akan menemukan hutan jati. Pemandangan hutan jati ini menambah kesan alami dan asri, sehingga tampak lebih indah. Kondisi waduk ini memang mengalami beberapa kerusakan ringan. Hal ini dipengaruhi oleh usia waduk ini sendiri, waduk ini di bangun pada tahun 1911 sampai 1914. Namun secara keseluruhan, waduk ini tetap memiliki pemandangan alam yang mempesona. Bagi Anda yang berkunjung ke Waduk Nglangon Anda dapat berfoto ria, mengabadikan momen berharga Anda disini dengan latar belakang yang bagus.

Lokasi : Nglangon,Sidomukti,Kota Salatiga,Jawa Tengah
Pemilik : Direktorat Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum
Pengelola : Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana
Dibangun Tahun : 1911-1914
Manfaat : Irigasi
Luas Daerah Tangkapan : 2.7Km?
Volume : 1.093.000 m3

23 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
TalkShow HAD XXIV di Kompas TV
TalkShow HAD XXIV di Kompas TV

TalkShow HAD XXIV di Kompas TV Jawa Tengah jam 15.00 - 16.00 WIB bersama Kadin PSDA Prasetyo Budhie, Kepala Bidang Program dan Perencanaan BBWS Pemali Juana & Sekjen KSI Kementerian PUPR

22 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Peringatan Hari Air Dunia XXIV 2016
Peringatan Hari Air Dunia XXIV 2016

Hari Air Dunia (HAD) yang dahulu disebut Hari Air Sedunia (HAS) atau World Water Day dan sering pula disebut sebagai World Day for Water merupakan hari peringatan yang ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat sedunia (internasional) akan pentingnya air bagi kehidupan serta untuk melindungi sumber daya air secara berkelanjutan.

Adanya permasalahan air yang sedang dialami dunia ini telah mendorong dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian perlunya upaya bersama dari seluruh komponen bangsa dan bahkan dunia untuk bersama-sama memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya air (SDA) secara berkelanjutan.

?Peringatan ini sebagai wahana untuk memperbarui tekad kita untuk melaksanakan Agenda 21 yang dicetuskan pada tahun 1992 dalam United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, atau secara populer disebut sebagai Earth Summit.

Penetapan HAD

Pada Sidang Umum PBB ke-47 tanggal 22 Desember 1992, melalui Resolusi Nomor 147/1993, usulan Agenda 21 diterima dan sekaligus menetapkan pelaksanaan Hari Air Dunia pada setiap tanggal 22 Maret dan mulai diperingati sejak tahun 1993 oleh negara-negara anggota PBB dengan berbagai tema.

Tema Hari Air Dunia (World Water Day ? WWD) setiap tahun yang ditetapkan oleh PBB berganti-ganti, sesuai dengan isu sumber daya air yang dianggap penting pada saat itu dan perlu mendapatkan perhatian dunia.

Oleh karenanya ditunjuk badan PBB yang relevan sebagai koordinator WWD sesuai dengan tema pada tahun yang bersangkutan. Adapun tema-tema tersebut sebagai berikut :

  • 1994: ?Caring for Our Water Resources is Everyone?s Business? (Peduli akan Sumberdaya Air adalah Urusan Setiap Orang);
  • 1995: ?Water and Woman? (Wanita dan Air);
  • 1996: ?Water for Thirsty City? (Air untuk Kota-kota yang Kehausan);
  • 1997: ?The World?s Water: is There Enough ?? (Air Dunia: Cukupkah ?);
  • 1998: ?Groundwater ? the Invisible Resource? (Air Tanah Sumber Daya yang Tak Terlihat);
  • 1999: ?Everyone Lives Downstream? (Setiap Orang Tinggal di Bagian Hilir);
  • 2000: ?Water for 21st Century (Air untuk Abad 21);
  • 2001: ?Water for Health? (Air untuk Kesehatan);
  • 2002: ?Water for Development ? (Air untuk Pembangunan);
  • 2003: ?Water for Future? (Air untuk Masa Depan);
  • 2004: ?Water and Disasters? (Air dan Bencana);

PBB dalam Sidang Umum ke-58 bulan Desember 2003 telah menetapkan ?International Decade for Action; Water for Life 2005 ? 2015?. Oleh karenanya tema-tema HAD dalam satu dasawarsa tersebut akan mendukung ?Water for Life?, dimana tema-tema dimaksud sebagai berikut :

  • 2005: ?Water for Life? (Air untuk Kehidupan);
  • 2006: ?Water and Culture? (Air dan Budaya);
  • 2007: ?Copying with Water Scarcity? (Mengatasi Kelangkaan Air).
  • 2008: ?Sanitation? (Sanitasi) untuk mendukung INTERNATIONAL YEAR OF SANITATION.
  • 2009: "Trans Boundary Water" (Air Lintas Batas)
  • 2010: "Clean Water for a Healty World" (Air Bersih Untuk Dunia Sehat)
  • 2011:? "Air untuk Perkotaan"
  • 2012: "Air dan Ketahanan Pangan"
  • 2013: "Tahun Kerjasama Air Internasional"
  • 2014:? "Air dan Energi"
  • 2015:? "Air dan Pembangunan Berkelanjutan"
  • 2016: "Water and Jobs" (Air dan Lapangan Pekerjaan)

Isu Penting

Peringatan HAD XXIV Tahun 2016 di Indonesia sangat penting untuk memusatkan perhatian masyarakat pada berbagai isu penting, diantaranya :

  1. Adanya target Kabinet Kerja dalam bidang infrastruktur sumber daya air, antara lain pembangunan 60 buah bendungan, 3 juta Ha rehabilitasiirigasi dan 1 juta Ha pembangunan irigasi ;
  2. Dengan adanya pembangunan dan pengembangan infrastruktur sumber daya air ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga akan meningkatkan perekonomian dan penghidupannya;
  3. Meningkatkan kapasitas tampungan air permukaan agar dapat tersimpan lebih lama untuk dapat dipergunakan dan dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemakmuran masyarakat.
  4. Meningkatkan kepedulian akan semakin menurunnya kuantitas dan kualitas air yang tersedia;
  5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya upaya konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air? dan pengendalian daya rusak air.;
  6. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta serta dengan lembaga internasional dalam menjalankan program-program pengelolaan sumber daya air;
  7. Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam konservasi, pendayagunaan sumber daya air? dan pengendalian daya rusak air ;

Agenda? di Indonesia

Peringatan HAD XXIV tahun 2016 tingkat nasional diselenggarakan oleh Kementerian PUPR bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga lainnya, wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air, perguruan tinggi (UI, Universitas Al Azhar, STT Sapta Taruna, dll), LSM, dunia usaha dan para pemangku kepentingan lainnya (Komnas UNESCO, Kemitraan Air Indonesia, Yayasan Garuda Nusantara, dll), serta melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan.

Kegiatan Hari Air Dunia Tahun 2016 dibagi menjadi beberapa bidang yaitu Bidang Kampanye Peduli Air, Gerakan Masyarakat, Seminar/Lokakarya, Pameran dan Bidang Publikasi dan Dokumentasi.

Kampanye Peduli Air

Pada 22 Maret 2016, antara lain Aksi Simpatik di Bundaran Bank Indonesia (Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha)

  • Peserta sekitar 300 orang yang berasal? dari unsur Pemerintah, LSM, Organisasi Profesi (Hathi, PII), Dunia Usaha, dan Mahasiswa/ Pelajar, masyarakat adat Baduy (Banten)
  • Berangkat dari Kampus Kementerian PUPR, jam : 09.00 Wib ? 11.30 WIB
  • Agenda : Orasi simpatik, tari dan nyanyi, ajakan kepada masyarakat untuk menjaga dan melaksanakan kerjasama pengelolaan SDA melalui slogan-slogan, spanduk, dan lain-lain
  • BPLHD DKI Jakarta dan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) di Karet Bivak - Pejompongan
  1. Pelepasan Perahu Hias dan Penebaran Bibit Ikan
  2. Talkshow di Media TV (Narasumber: Kementerian PUPR, Kementerian LHK dan Akademisi)
  3. Pemberian Penghargaan Petugas Pintu Air (Manggarai, Depok, Katulampa)
  4. Pentas Musik Biola Sanggar Merah Putih
  5. Pagelaran Budaya Sunda
  • Yayasan Garuda Nusantara (Ully Sigar Rusady):

Launching Film ?Mencari Mata Air? berlokasi di Episentrum ? Kuningan, Jakarta

  1. Tanggal dan Tempat pelaksanaannya akan ditentukan kemudian :
  • Universitas Indonesia (Festival Lomba di Kampus UI Depok)
  • Universitas Al-Azhar (a.l Lomba gambar, dan cerdas cermat)
  • STT Sapta Taruna (a.l Lomba cerdas cermat warga di Kelurahan Jakarta)
  • Komnas Unesco (a.l Lomba Gambar dan Mewarnai)

 

22 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
TalkShow Program 1000 Embung di Jawa Tengah
TalkShow Program 1000 Embung di Jawa Tengah

TalkShow Program 1000 Embung di Jawa Tengah di Studio Mini TVRI Jawa Tengah bersama Kadin PSDA Prasetyo Budhie, Kepala Bidang Program dan Perencanaan BBWS Pemali Juana & Guru Besar Teknik Sipil UNDIP Semarang .

22 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Bumi Perkemahan di Bendungan Jatibarang
Bumi Perkemahan di Bendungan Jatibarang

Kota Semarang, Jawa Tengah bakal dilengkapi dengan satu bumi perkemahan terbaru. Rencana ini akan dibangun di sektiar Bendungan Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki mengatakan, bumi perkemahan akan didirikan di sekitar bendungan. Lahan yang digunakan masih dalam lahan milik pemerintah, sehingga tidak perlu pembebasan tanah. ?Tahun 2016 ini, kami akan bangun bumi berkemahan seluas 3 hektare di sisi bendungan Jatibarang, di atasnya bendungan,? ujar Ulfi, Sabtu (19/3/2016). Namun demikian, tanah yang dimaksud ialah milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana. Sehingga antara Pemkot Semarang dengan BBWS menunggu perjanjian bersama pemanfaatan lahan. ?Lahannya pakai lahan waduk, kalau oke akan dilaksanakan,? tambah dia. Jika rencana tersebut terealisasi, bumi perkemahan akan dibangun dengan standar yang baik. Selain bumi perkemahan, juga akan dibangun penginapan, cottage, tempat jogging track, hingga bangunan yang lain. ?Jadi nanti view-nya bendungan yang di bawahnya,? imbuh Ulfi. Jika bumi perkemahan ini jadi dibangun dipastikan akan melengkapi paket wisata Bendungan Jatibarang yang telah dibuka untuk umum. Pengunjung yang datang ke Bendungan selain bisa menikmati wisata air, juga bisa melihat atraksi kera yang hidup di kawasan bendungan yang diresmikan Mei 2015 lalu.

21 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Kawasan Kumuh Tambak Lorok Perlu Penanganan
Kawasan Kumuh Tambak Lorok Perlu Penanganan

Keterpaduan penelitian merupakan tema yang akan selalu diusung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Salah satu contoh keterpaduan tersebut diwujudkan pada penelitian mengenai pengembangan kawasan kampong bahari di Tambak Lorok, Semarang.

Dalam rangka membentuk sebuah sinkronisasi, Kamis (10/3) Balitbang yang diwakili langsung oleh Kepala Balitbang (Kabalitbang) Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, Msc. mengunjungi Balai Kota Semarang yang terletak tidak jauh dari gedung bersejarah kota Semarang, Lawang Sewu di Jalan Pemuda. Lawatan Kabalitbang ini bertujuan untuk mengadakan audiensi dengan para pemangku kepentingan di Kota Semarang dalam hal ini jajaran pemerintah daerah yang ada di Semarang.

Meski tidak dihadiri langsung oleh Walikota Semarang, namun rombongan Balitbang diterima dengan sangat baik oleh pejabat di Balai Kota dan langsung diberikan kesempatan untuk memaparkan inovasi yang diinginkan untuk bisa diterapkan di Kampung Bahari Tambak Lorok.

?Kampung Bahari Tambak Lorok merupakan kawasan kumuh yang butuh penanganan segera. Kami dari Balitbang memiliki sebuah konsep inovasi ?Penerapan Teknologi Modular Wahana Apung? yang merupakan kolaborasi dari seluruh Pusat Litbang yang ada di lingkungan Balitbang Kementerian PUPR. Mulai dari inovasi yang bersifat teknis maupun yang bersifat sosial dan kebijakan?, ujar Kabalitbang saat membuka paparannya.

Seperti yang telah dikatakan di atas, penelitian tentang pengembangan Kawasan Bahari Tambak Lorok ini merupakan penelitian yang menggabungkan seluruh teknologi dari setiap Pusat Litbang Kementerian PUPR.

Antara lain, Puslitbang Sumber Daya Air akan berkontribusi membuat teknologi pemecah gelombang terapung, Puslitbang Jalan dan Jembatan akan menciptakan teknologi pembuatan jembatan di kawasan tersebut, kemudian Puslitbang Perumahan dan Permukiman akan menyodorkan teknologi andalannya Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat di Tambak Lorok. Terakhir yang tidak kalah pentingnya ada soft technology dalam bentuk kajian dalam memetakan segala aspek sosial di kawasan Tambak Lorok yang dikerjakan oleh Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (KPT).

Kabalitbang menambahkan bahwa kawasan Tambak Lorok ini sudah penuh dengan permukiman warga. Meski demikian, ternyata kawasan ini sangat tidak aman bagi masyarakat, yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. ?Kawasan Tambak Lorok cukup berbahaya bagi nelayan dsana krn tercampurnya jalur pelayaran kapal pelabuhan (Tanjung Mas) dan kapal nelayan?, beliau menambahkan.

?Untuk itu butuh penanganan melalui relokasi ke kawasan yg lebih baik, yang memberikan sarana dan prasarana yg lebih lengkap. Namun karena kebanyakan mereka adalah nelayan maka tentu saja kawasan yang baru pun tidak akan jauh-jauh dari kawasan laut?, lanjut Kabalitbang mengenai rencana penanganan kawasan Tambak Lorok.

Menilik pada kondisi eksisting saat ini, Badan Litbang PUPR telah memetakan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat di kawasan baru kelak. Antara lain Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tambatan perahu bagi nelayan, perumahan bagi nelayan, sarana prasarana utilitas umum serta sarana prasarana kebaharian.

Selain paparan dari Kabalitbang, kesempatan berbicara juga diberikan kepada Kepala Puslitbang (Kapuslitbang) KPT, Ir. Bobby Prabowo, CES. terkait dengan masalah sosial dan ekonomi di Kampung Bahari Tambak Lorok.

Bobby Prabowo mengutarakan bahwa setiap tahunnya kerugian besar dialami masyarakat disana dikarenakan sekitar 20% pengeluaran rumah tangga adalah untuk perbaikan rumah. Hal ini mengindikasikan betapa kawasan tersebut butuh penanganan serius agar bisa lebih layak huni lagi.

Selain itu, potensi yang tersimpan di kawasan ini juga sangat besar. Potensi wisata bahari yang ada di Tambak Lorok tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia. ?Selain itu, menurut data, nilai transaksi Tempat Pelelangan Ikan Tambak Lorok pada tahun 2013 juga cukup besar yakni mencapai 6,4 juta rupiah per hari?.

Beliau menutup paparannya dengan menekankan bahwa pekerjaan rumah paling penting saat ini bagi kementerian dan pemerintah daerah adalah meyakinkan masyarakat Kampung Bahari Tambak Lorok untuk mau kooperatif membantu menangani kasus ini.

21 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Jelang Musim Kemarau, Debit Air Waduk di Seluruh Jateng Baru Mencapai 43 Persen
Jelang Musim Kemarau, Debit Air Waduk di Seluruh Jateng Baru Mencapai 43 Persen

Menjelang berakhirnya penetapan status siaga darurat bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang/puting pada tanggal 31 Maret 2016 mendatang, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng, mencatat, volume air seluruh waduk di Jawa Tengah, baru sampai sekitar 43 persen. Padahal targetnya memasuki bulan Maret ini volume air waduk dan sungai mencapai 65-70 persen. "Volume air waduk yang masih kurang ini perlu diwaspadai, karena musim kemarau akan segera berlangsung setidaknya satu bulan lagi," ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Jateng, Agus Purwanto Ia menyebut, kekhawatiran terhadap menurunnya debit air tersebut misalnya tampak di hampir seluruh waduk di Jawa Tengah. Penyusutan air di sejumlah bendung yang menjadi titik kontrol berlangsung terus-menerus. Agus menyebut, waduk tersebut sangat bergantung pada air sungai. Sehingga jika terjadi kerusakan lingkungan dapat menyebabkan sebagian besar daerah aliran sungai tidak berfungsi optimal. "Kalau aliran sungai tidak berfungsi normal, maka debit waduk tidak akan terisi penuh, sehingga bencana kekeringan di sungai pada musim kering dan banjir pada musim hujan masih saja selalu terjadi,"

15 Maret 2016 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
30 Waduk Ditargetkan Rampung Pada Tahun 2019
30 Waduk Ditargetkan Rampung Pada Tahun 2019

Seperti diketahui bahwa pada periode 2014-2019 pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempunyai program pembangunan waduk baru sebanyak 49 waduk selain itu?juga melanjutkan pembangunan 16 waduk yang belum selesai, jadi total waduk yang dikerjakan adalah 65 waduk. Dari ke 65 waduk, ditargetkan pada akhir periode (2019), sebanyak 30 waduk akan rampung pembangunannya. Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Mudjiadi di sela kunjungan Presiden ke Waduk Logung beberapa waktu lalu. "Program presiden Jokowi itu kan untuk 5 tahun ini melaksanakan pembangunan 49 waduk,? sebelum itu kita punya 16 yang on going, jadi total sampai?2019 itu kita akan melaksanakan 65 waduk, nah diperkirakan sebanyak 29-30 waduk akan diselesaikan pada periode (2014-2019__red) tersebut, sisanya diperkirakan selesai 2021-2022, kan rata-rata pembangunan waduk itu 3-5 tahun ," tutur Mudjiadi. Sampai saat ini, Mudjiadi mengatakan, sebanyak 6 waduk telah diselesaikan pembangunannya, yaitu waduk Nipah di Madura, Bajulmati di Banyuwangi, Titab di Bali, Jatigede di Sumedang, Rajui di Aceh dan Pandan Duri di Nusa Tenggara Barat. Sedangkan ditahun 2017, diperkirakan ada beberapa waduk yang juga rampung pengerjaannya, yaitu waduk Gondang dan Logung di Jawa Tengah dan Teritip di Kalimantan Timur. Diketahui bahwa dari 65 waduk yang dikerjakan,? sebanyak 49 diantaranya baru dibangun pada periode 2014-2019. Dari jumlah tersebut telah dimulai di tahun 2015 sebanyak 13 waduk yaitu Keureto (Aceh), Seigong (Kepulauan Riau),?Karian (Banten), Logung di?(Jawa?Tengah),?Telaga Waja (Bali), Tapin? (Kalimantan Selatan),?Passeloreng (Sulawesi Selatan), Lolak (Sulawesi Utara), Raknamo dan?Rotiklod (NTT), Tanju, Mila dan Bintang Bano (NTB). Sedangkan yang akan dimulai di 2016 sebanyak 8 waduk, yaitu, Waduk Rukoh (Aceh), Sukaraja (Lampung), Sukamahi, Ciawi, Cipanas (Jabar), Keris, Ladongi (Sulteng) dan Kuwil (Sultra). Pemerintah saat ini gencar membuat infrastruktur waduk, Mudjiadi menjelaskan bahwa saat ini jumlah tampungan air untuk 250 juta orang di Indonesia adalah sebanyak 15 juta meter kubik, artinya hanya sekitar 24 kubik per kapita/orang, apabila dibandingkan dengan Thailand saat ini memiliki tampungan 1200 meter kubik per kapita. Selain itu, Mudjiadi mengatakan bahwa?pembangunan waduk yang gencar saat ini juga merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk melakukan?adaptasi terhadap perubahan iklim. "Menghadapi perubahan iklim kita harus banyak tampungan (air) nya, salah satu dampak perubahan iklim itu musim hujannya tambah pendek kemarau tambah panjang, intensitas hujannya tambah tinggi otomatis distribusi airnya tidak merata sepanjang tahun, kalau kita punya waduk ini tampungannya banyak airnya kan kita terjamin sepanjang tahun," kata Mudjiadi. Selanjutnya pembangunan waduk dilaksanakan untuk menunjang ketahanan pangan, saat ini dari 7,4 juta hektar lahan irigasi, hanya 11% yang airnya dari waduk. "Kalau masalahanya kemarin kan el nino, el nino itu kering, jadi irigasi yang bukan dari waduk akan kekeringan karena sungainya kering, kalau yang dari waduk kemarin tidak ada yg kekeringan. Jadi pembangunan waduk juga berperan dalam meningkatkan keandalan kita untuk ketahanan pangan," tutup Mudjiadi. (Nrm)

14 Maret 2016 Selengkapnya