Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Pengawasan Sarpras Bendung Wilalung Diperketat
Pengawasan Sarpras Bendung Wilalung Diperketat

Pengawasan berbagai sarpras di Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan dalam beberapa tahun terakhir diperketat.

Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pencurian pada material di sekitar bangunan pengairan. Sejak beberapa pelaku pencurian ditangkap dan diproses aparat, kejadian serupa sudah jarang terjadi lagi.

Koordinator penjaga pintu pada BPBWL Wilalung, Noor Ali, mengemukakan hal itu, kemarin. Ditambahkannya, saat ini pengamanan memang tergolong ketat. ?Pencurian sudah jarang terjadi,? katanya.

Dahulu, material yang diincar biasanya besi atau komponen logam lainnya yang berada di sekitar bendung. Pengakuan beberapa pihak, besi di tempat tersebut kualitasnya sangat bagus untuk didaur ulang lagi.

Mungkin karena hal tersebut, beberapa kali terjadi pencurian terhadap material logam yang ada. ?Setelah itu, sudah tidak ada lagi kasus serupa,? paparnya.

Mengenai langkah yang dilakukan saat sekarang masih menggunakan sistem pengamanan yang ada. Pihaknya akan mengoptimalkan personel penjaga di tempat tersebut.

Sejauh ini, dengan memanfaatkan potensi yang ada kondisi keamanan berbagai barang dan material pengairan di sekitar bendung masih relatif aman. ?Kendala utama yakni personel terbatas,? jelasnya.

Terpisah, Kades Kalirejo, Agus Haryanto, menyatakan pengamanan bendung Wilalung menjadi tanggung jawab Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana. Meskipun begitu, pihaknya siap berkoordinasi untuk membantu pengamanan sepanjang dimungkinkan.

Hanya saja, pihaknya sedikit memprotes penggantian cat pada bendung Wilalung. Sebelumnya, bendung tersebut berwarna kuning keputih-putihan yang merupakan ciri khas bangunan peninggalan Belanda. Entah mengapa, sejak beberapa bulan terakhir bangunan tersebut dicat biru.

?Kami berharap dapat dikembalikan ke warna semula karena merupakan bagian dari sejarah,? ungkapnya.

Sumber ; SuaraMerdeka.Com

28 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Musim Hujan, Volume Embung Lodan Belum Aman
Musim Hujan, Volume Embung Lodan Belum Aman

Meskipun hujan sudah cukup sering mengguyur wilayah Kabupaten Rembang, namun volume Embung Lodan di Desa Lodan Wetan Kecamatan Sarang diyakini masih belum sepenuhnya aman. Sebab, saat ini tengah berlangsung proses irigasi untuk musim tanam pertama (MT-1) petani sekitar. Sedangkan penggunaan air keperluan PDAM juga terus berjalan.

Gunadi Petugas Pengawas Air Embung Lodan, Minggu (18/1) mengatakan, meskipun musim hujan saat ini tengah berlangsung, tercatat volume embung masih sekitar 1,2 juta meter kubik saja. Padahal jumlah itu masih akan digunakan untuk irigasi hingga total sekitar 900 ribu meter kubik.

?Memang dibandingkan dengan akhir tahun lalu, volume embung sudah mengalami kenaikan. Namun kembali menurun lantaran juga digunakan untuk irigasi,? ujar dia.

Pasokan irigasi telah mulai dilakukan untuk tiga desa, Lodan Wetan, Ngelojo serta Jambangan. Lahan pertanian yang disasar adalah seluas sekitar 200 hektare. Dengan perhitungan penggunaan air untuk keperluan PDAM sekitar 40 liter/detik, menurut Gunadi volume embung saat ini relatif belum aman.

Gunadi menyebutkan, dibandingkan tahun lalu, curah hujan di awal musim penghujan tahun ini relative lebih kecil. ?Irigasi baru dilakukan dua kali dengan menyedot debit air sekitar 600 ribu meter kubik dari sekitar 900 ribu meter kubik yang direncanakan,? jelas dia.

Ia menjelaskan, volume air di Embung Lodan harus menyisakan sedikitnya 500 ribu meter kubik. Jika kurang dari jumlah itu, maka air dari embung sudah tidak bisa lagi dialirkan untuk keperluan lain.

?Saat ini elevasi embung sekitar 43 meter dari permukaan laut. Sedangkan dari dasar embung ke permukaan air hanya sekitar limameter,? tandas dia.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

19 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan Waduk Logung Ditarget Tuntas 2019
Pembangunan Waduk Logung Ditarget Tuntas 2019

Pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo diperkirakan baru dapat diselesaikan pada 2019. Publik harus dapat bersabar setidaknya empat tahun ke depan untuk dapat merasakan manfaat sarana pengairan yang sudah ?terlambat? 44 tahun direalisasikan.

Berdasarkan pantauan Suara Merdeka di lokasi, Kamis (15/1) pagi hingga siang di sekitar perbukitan Kandangmas yang masuk wilayah Kecamatan Dawe, sejumlah alat berat sudah dikerahkan untuk membuka akses jalan. Petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana dan PT Wijaya Karya terlihat sibuk memantau lokasi yang bakal digunakan untuk lokasi waduk. Aktivitas tersebut mendapat perhatian dari puluhan warga setempat yang menyaksikannya dari puncak tebing.

Koordinator lapangan dari BBWS Pemali Juwana, Budi Prasetyo, kepada Suara Merdeka menyatakan langkah yang dilakukan sekarang ini berupa pembersihan lahan. Dia membenarkan bila pembangunan waduk membutuhkan waktu selama empat tahun. ?Masing-masing tahun mempunyai target pekerjaan tersendiri,? katanya.

Di tahun 2015, pembuatan akses masuk ke waduk, pembuatan trowongan pengelak dan spillway menjadi prioritas pekerjaan yang harus dituntaskan. Pekerjaan tersebut dimungkinkan tidak akan selesai dalam waktu satu tahun. Budi menyebut tahun 2016 akan dilanjutkan pembangunan spillway dan main dam.

Upaya tersebut dilanjutkan hingga 2017 dan 2018. Periode pembangunan selanjutnya, yakni pada 2019, akan dilanjutkan dengan pengisian air.

Proses tersebut harus mendapat rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan. Jadi, segala sesuatunya harus melalui pengkajian dan pengawasan secara ketat di lapangan. Terpisah, petugas yang bertanggung jawab terkait proses persiapan dari PT Wijaya Karya, Untung Tri Uripto, menyatakan saat sekarang masih dilakukan pengukuran di lapangan. Sasarannya, yakni menentukan titik elevasi tertinggi.

Pada saat bersamaan, pihaknya juga membuat tiga akses jalan menuju ke lokasi bakal genangan. Akses tersebut disiapkan terkait rencana kedatangan Presiden RI Jokowi pada Senin (26/1) mendatang.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

15 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Peletakan Baru Pertama Waduk Logung, Jokowi Akan Ke Kudus
Peletakan Baru Pertama Waduk Logung, Jokowi Akan Ke Kudus

Sejumlah alat berat terus memulai pengerjaan di lokasi proyek Waduk Logung, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kamis (15/1). Selain pelebaran dan pengerasan akses jalan, sejumlah alat berat tersebut juga mempersiapkan lokasi untuk peletakan batu pertama, yang rencananya akan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo, pada Senin (26/1) mendatang. "Ada tiga alternatif yang disiapkan untuk peletakan batu pertama, yang dua berada di atas atau calon lokasi bibir waduk, satunya lagi ada di bawah atau lokasi calon genangan," kata tim persiapan pembangunan Waduk Logung dari PT. Wijaya Karya, Untung Tri Uripto, saat ditemui di lokasi. Di samping itu, menurut dia, pihaknya saat ini tengah melakukan pengukuran mutual chek nol (MC-0), atau titik tertinggi genangan (elevasi) air. Di beberapa titik di perbukitan lokasi, tampak ditancapkan beberapa bendera berwarna putih dan orange. "Bendera putih sebagai batas bendungan, sementara bendera orange merupakan tanda titik maksimal genangan air yang direncanakan," ujar Untung. Proses pengukuran detail proyek memang cukup memakan waktu. Ia tidak bisa memastikan kapan semua proses pengukuran selesai dilaksanakan. "Kalau pengukuran secara parsial mungkin satu minggu, tapi kalau secara total memang agak lama," sambungnya. Usai pengukuran, disampaikan, yang pertama kali dikerjakan nantinya adalah bangunan pengelak, untuk mengalihkan aliran air sungai. Selanjutnya, fisik dan pondasi waduk baru akan dibangun. "Diperkirakan struktur bangunan akan selesai pada akhir 2018, atau membutuhkan waktu sekitar empat tahun. Itu pun kalau lancar dan tidak ada perubahan-perubahan," ucapnya. Koordinator lapangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Budi Prasetyo, mengatakan pengukuran MC-0 paling tidak membutuhkan waktu satu bulan. Selanjutnya, sebelum pembangunan fisik dilaksanakan, harus dilaksanakan pembersihan di lokasi. "Pohon dan tanah humus dihilangkan dulu. Pembangunan tahun ini tidak frontal, bertahap," katanya. Diperkirakan, pada 2015 pembangunan yang diselesaikan adalah akses jalan, fasilitas lain, dan terowongan pengelak. "Tahun berikutnya dilaksanakan pengerjaan proyek bangunan pelimpah, main dam, dan lainnya. Diperkirakan selesai akhir 2018, dan mulai dilakukan pengisian pada 2019, itu pun harus atas izin dari komisi keamanan bendungan di Jakarta," kata dia.

15 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Bendungan Jatibarang Semarang Siap Diresmikan
Bendungan Jatibarang Semarang Siap Diresmikan

Bendungan Jatibarang Semarang yang telah dilakukan pengisian tahap awal (Inpounding) Mei 2014 lalu, saat ini kondisi airnya telah terisi penuh (limpas) . Hal itu lebih cepat dari jadwal yang direncanakansemula.

?Sesuai jadwal pengisian Bendungan direncanakan terisi penuh selama satu musim penghujan dan siap diresmikan ?Ujar Duki Malindo Satker Pembangunan Bendungan Waduk Jatibarang ketika dihubungi via telpon di kantornya, Kamis (8/1).

Dikatakan, cepatnya pengisian Bendungan tersebut dikarenakan curah hujan akhir-akhir ini diwilayah Semarang dan sekitarnya cukup tinggi sehingga air hujan ke wilayah Sungai Kreo cepat menggenangi Bendungan tersebut.

?Setelah terisi penuh maka tinggal dilakukan pemeliharaan apakah terjadi kebocoran atau tidak ?Ujar Malindo. Sebelum dresmikan akan dilakukan juga sertifikasi oleh tim Komisi Ahli Bendungan terkait masalah kunstruksinya?imbuhnya.

Bendungan Jatibarang dibangun sejak 2010 dan rampung 2014 menelan dana sebesar Rp. 700 milyar yang bersumber dari pinjaman Loan Jepang JICA.

Bendungan tersebut memiliki tipe urugan batu berzona dengan inti tegak dengan elevasi puncak setinggi 157 m, dengan panjang puncak 200 m dengan luas genangan 189 ha.

Manfaat bendungan tersebut yakni untuk penyediaan air baku 1050 lt/dtk, pengendalian banjir kota Semarang 2.7 jt m3, pembangkit tenaga listrik sebesar 1,5 MW dan obyek pariwisata.

Obyek wisata dikawasan Bendungan tersebut kata Duki Malindo merupakan keunikan tersendiri karena ada Gua Kreo dan disekitarnya ada satwa monyet dengan ekor panjang.

(PUSKOMPU)

 

12 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan Logung Dilakukan BBWS Pemali Juana
Pembangunan Logung Dilakukan BBWS Pemali Juana

Sekda Kudus yang juga Ketua Tim Pembebasan Lahan Waduk Logung, Noor Yasin, menyatakan terkait pembangunan waduk Logung pihaknya hanya sekedar menyediakan lahannya saja. Selanjutnya, untuk pembangunan akan dilaksanakan pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di Semarang.

Terpisah, Kadinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral, Sam?ani Intakoris membenarkan pihaknya juga menggelar perbaikan menuju ke Tanjungrejo maupun Kandangmas. Hal itu dilakukan melalui program perbaikan rutin. Tujuannya, tentu untuk mempermudah akses dan mobilitas warga di sekitarnya. ?Termasuk mendukung pembangunan waduk Logung,? paparnya, Kamis (8/1).

Sebelumnya, Pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo mulai digulirkan. Kamis (8/1) pagi sejumlah alat berat mulai diterjunkan ke lokasi untuk mempermudah akses menuju waduk.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

08 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Debit ke Bendung Wilalung Masih Aman
Debit ke Bendung Wilalung Masih Aman

Hingga Jumat (26/12), gelontoran debit dari sungai Serang mengarah ke Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, masih relatif aman. Debit terbesar tercatat pada Jumat (23/12) malam sebesar 285 meter kubik per detik. Sedangkan hingga siang tadi, tercatat debit kembali turun mencapai 30 meter kubik per detik. Menurut penjaga BPBWL Wilalung Noor Ali, debit sebesar itu masih relatif aman dengan mempertimbangkan kapasitas tampung sungai Wulan yang mencapai 1.100 meter kubik per detik. ?Kiriman air masih belum terlalu besar,? katanya. Seperti diketahui, aliran dari sungai Serang di Bendung Wilalung diarahkan ke sungai Wulan. Bila ternyata debit yang digelontorkan melebihi 800 meter kubik per detik, beban sungai Wulan akan dikurangi dengan cara mengalirkan sebagian aliran ke sungai Juwana. Di Bendung Wilalung terdapat dua pintu air yang mengarah ke sungai Wulan. Sembilan lainnya dibangun menghadap sungai Juwana. Menurut Noor, secara umum kondisi semua pintu di Wilalung masih dalam kondisi baik. Sumber : SuaraMerdeka.Com

26 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Desember Ini, Pemerintah Mulai Bangun Bendungan Logung di Kudus
Desember Ini, Pemerintah Mulai Bangun Bendungan Logung di Kudus

Terhitung mulai Desember 2014 ini, pemerintah akan mulai membangun Bendungan Logung, yang terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Untuk pembangunan Bendungan Logung itu, Ditjen Sumber Daya Air diwakili BBWS Pemali Juana telah menunjuk konsorsium kontraktor (PT Wijaya Karya ?? PT Nindya Karya, yang ditandai dengan penandatanganan oleh PPK Prasarana Konservasi Sumber Daya Air PJSA, BBWS Pemali Juana Budiantoro dengan Kontraktor (PT Wijaya Karya (jo) ? PT Nindya Karya Nariman Prasetyo.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono yang hadir dalam acara itu dalam arahannya meminta agar pembangunan Bendungan Logung dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

?Saya harap pembangunan bendungan ini tidak ditunda-tunda. Harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pembangunan Bendungan Logung merupakan salah satu dari 50 bendungan yang menjadi rencana pada pemerintah? ujar Basuki.

Pembangunan Bendungan Logung akan dilaksanakan? dalam waktu 1460 hari kalender hingga Tahun Anggaran 2018. Luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan bendungan tersebut sekitar 196 ha dengan luas areal genangan sekitar 144,06 Ha.

Menurut Juana Budiantoro, untuk konstruksi pembangunan Bendungan Logung itu memerlukan biaya sebesar Rp 584,9 miliar. Sedangkan biaya supervisi pembangunan bendungan tersebut senilai Rp 19,7 miliar.

Bendungan Logung yang terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo itu akan menampung debit air dari, daerah genangan Dukuh Sintru, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe dan Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

?Pemilihan dearah tersebut sebagai tempat pembangunan bendungan telah sesuai dengan fungsinya ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus,? kata Juana Budiantoro.

Dirjen Sumber Daya Air Mudjiadi yang hadir dalam acara penandatanganan itu mengatakan, pembangunan Bendungan Logung tersebut akan sangat menunjang pendayagunaan sumber-sumber air meliputi penampungan, tataguna, pengembangan dan pengusahaan air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

Dengan adanya tampungan waduk, maka akan meningkatkan konservasi lahan pada DAS Bendungan Logung, termasuk sistem pola operasi dan pemeliharaannya,? kata Ari.

Ia menyebutkan, beberapa manfaat pembangunan ?Bendungan Logung antara lain memenuhi kebutuhan air irigasi untuk lahan potensial maksimal 2.180 Ha, yang terdiri dari luas Irigasi Logung sekitar 1.200 Ha dan rencana pengembangan irigasi sekitar 982 Ha di wilayah Kabupaten Kudus, serta peningkatan produktivitas tanaman padi.

Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk air minum 200 liter/detik di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kudus. Bendungan tersebut juga bermanfaat untuk pengendalian banjir serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 0,50 MW.

Total kapasitas Bendungan Logung adalah 20,15 juta m3 dengan volume efektif sebesar 13,72 juta m3. Tinggi bendungan 56 meter dan panjang bendungan 350 m. Adapun luas daerah pengaliran sungai seluas 43,81 km2 dengan curah hujan rata-rata tahunan 2.205 mm.

Adapun progres pembebasan lahan per November 2014 yaitu, realisasi pembebasan lahan milik masyarakat seluas 95 Ha, sedangkan lahan yang belum terbebaskan seluas 100,99 Ha. Jumlah tersebut terdiri dari 53,35 Ha lahan milik masyarakat dan 47,64 Ha milik Perhutani. Perkiraan biaya untuk pembebasan lahan senilai Rp 93,8 miliar.?(Puskapol PUPR/ES)

19 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Renstra BBWSPJ 2010-2014 Jratunseluna
Berita Terkini & Pengumuman
Kunjungan Wakil Presiden ke Waduk Kedungombo
Kunjungan Wakil Presiden ke Waduk Kedungombo

Jumat pagi (5/12), Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Waduk Kedungombo yang terletak di Desa Rambat, Kecamatan Gunduh Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Dalam kunjungan ini, Wapres didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat M Basuki Pudjomuljono, Mendag Rachmat Gobel,Dirjen Sumber Daya Air Mudjiadi, Bupati Grobogan Bambang Pudjiono.

Kunjungan Wapres ini dimaksudkan untuk meninjau secara langsung kondisi Waduk Kedungombo yang telah dibangun sejak tahun 1989. Kendati usianya sudah cukup lama Waduk Kedungombo sampai saat ini masih melayani air baku 2.510 lt/det, irigasi 61.444 Ha dan PLTA 23,9 MW. Wapres Jusuf Kalla menghimbau agar pemanfaatan Waduk Kedungombo ini dapat lebih dioptimalkan.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Pamali Juwana Kementerian PU Bobby Prabowo mengatakan, laju sedimentasi Waduk Kedung Ombo per tahun 2,74 meter per kubik dan volume sedimentasi kini mencapai 14,59 juta meter per kubik. Kondisi ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi Waduk Gajahmungkur.

"Akibatnya, dengan volume yang semula 723,16 juta meter per kubik pada tahun 1989 dan usia diperkirakan 100 tahun, kini turun volume 688,41 juta pada 2012 dan usianya turun menjadi 49 tahun," ujar Bobby. Namun, kata Bobby, hal itu masih belum membahayakan tetapi tetap harus ditangani dengan baik agar tidak membahayakan dikemudian hari. (Canum)

08 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Bendungan Logung Diharapkan Mengatasi Masalah Banjir
Bendungan Logung Diharapkan Mengatasi Masalah Banjir

Alih fungsi lahan di Pegunungan muria menyebabkan terjadinya erosi pada bagian hulu sedimentasi pada sungai-sungai di daerah hilir sehingga pada waktu musim hujan terjadi banjir terutama di wilayah kabupaten Kudus karena berkurangnya luas penampang sungai sehingga air meluap dan menggenangi sebagian besar wilayah Kabupaten Kudus. Bencana banjir menimbulkan kerugian materi yang besar tiap tahun karena lahan pertanian menjadi rusak dan gagal panen serta kegiatan industri menjadi terhambat proses produksinya akibat terkena dampak banjir.

?Untuk mengatasi permasalahan banjir dan kekeringan akan dilaksanakan pembangunan Bendungan Logung yang akan mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2014. Dengan adanya Bendungan Logung diharapkan masalah banjir di Kabupaten Kudus akan berkurang dan secara tidak langsung akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,? ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, dalam acara penandatanganan kontrak Bendungan Logung, Jakarta, (18/12).

Pembangunan Bendungan Logung terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan daerah genanganan yang masuk wilayah Dukuh Sintru, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe dan Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus yang telah disesuaikan dengan fungsinya dan ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah.

Pelaksanaan pembangunan Bendungan Logung berasal dari APBN senilai Rp 641 miliar, dan akan selesai pada tahun 2018. Pelaksana konstruksi Bendungan Logung adalah KSO PT. Waskita Karya (Persero)-PT. Nindya Karya (persero) dan pelaksana konsultan supervisi adalah KSO PT. Virama Karya-PT. Caturbina Guna Persada dan PT. Global Parasindo Jaya.

Bendungan Logung selain untuk pengendalian banjir juga untuk penyediaan air baku sebanyak 200 ltr/det, penyediaan air irigasi untuk lahan potensial maksimal + 2180 ha yang terdiri dari luas irigasi Logung sekitar 1200 ha dan rencana pengembangan irigasi sekitar 982 ha sehingga meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan intensitas tanam 250 persen dengan tanaman padi-padi-palawija, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sebesar 0,50 MW. Tipe Bendungan Logung adalah urugan tanah random dengan inti miring, volume total 20.15 juta m3 dan luas areal genangan 144,06 ha.

Dalam arahannya, Menteri PU &PERA, Basuki Hadimoeljono mengatakan kerjasama tim dalam bekerja sangat diperlukan terutama dalam setiap pelaksanaan pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur dapat selesai tepat waktu dan pengawasan dalam pekerjaan juga penting dilakukan agar konstruksi bangunan bendungan yang sesuai dengan usia guna bendungan.

?Dalam memenuhi target pemerintahaan saat ini semua jajaran Direktorat Jenderal SDA terutama balai-balai wilayah sungai harus bekerja keras, jangan hanya menjadi e-procurement specialist tapi harus menjadi engineer specialist dalam membangun infrastruktur sumber daya air karena itu adalah ilmu yang sudah kita pelajari sejak dulu dan sebagai desicion maker harus mengambil keputusan sesuai dengan kewenangannya,? jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono.

08 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Akan Dikeruk, Sedimentasi Kedungombo
Akan Dikeruk, Sedimentasi Kedungombo

Pemerintah pusat berencana merekondisi Waduk Kedungombo. Harapannya, kuantitas air yang ditampung semakin banyak. Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat melihat kondisi waduk itu di Desa Rambat, Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, Jumat (5/12). Selain melihat waduk dari Gardu Pandang, Wapres juga melihat kondisi PLTAKedungombo. Hadir sejumlah pejabat kementerian, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Bupati Grobogan Bambang Pudjiono beserta unsur FKPD Grobogan. Dikatakan Kalla, perekondisian waduk dilakukan dengan cara peningkatan kualitas. Pertama dilakukan pengerukan sedimentasi. Selanjutnya, jika memungkinkan akan diperluas. ?Saat in kebutuhan air untuk pertanian dan peningkatan daya listrik semakin besar. Maka Waduk Kedungombo akan direkondisi,? kata Kalla, yang tiba di lokasi menggunakan helikopter pukul 08.15. Saat ditanya mengenai pembangunan waduk di Jawa Tengah, JK mengiyakan. Hanya, ukuran waduk tidak sebesar Kedungombo. Kendalanya, keberadaan lahan dan pembebasan tanah. Perbaiki Kualitas Tapi, daripada membangun waduk baru dengan ukuran besar, lanjutnya, pemerintah memilih opsi memberbaiki kualitas waduk yang ada terlebih dulu. ?Lebih praktis meningkatkan kualitas waduk yang ada. Kalau membangun lagi dengan ukuran besar 4.000 hektare di Jawa, sulit. Kalau di Kalimantan mungkin masih bisa,? jelasnya. Wapres beserta robongan hanya sekitar satu jam di lokasi. Selanjutnya, rombongan meninggalkan lokasi menuju Kabupaten Sragen, tanpa mencicipi makanan tradisional yang telah disediakan. Waduk yang dibangun pada 1985 tersebut mampu menyediakan air irigasi di area seluas 61.444 hektare. Air waduk juga digunakan sebagai pembangkit listrik PLTAKedungombo dengan daya 23,90 megawatt. Air yang ditampung waduk rata-rata mencapai 722 juta meter kubik per tahun. ?Waduk juga bisa digunakan untuk pengendalian banjir sejumlah sungai aliran,? kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Bobby Prabowo. Di Grobogan, kata dia, waduk yang diresmikan pada 1991 itu, mengaliri area persawahan melalui sejumlah bendung. Di bendung itu adalah Sedadi 7.080,5 hektare, Sidorejo 6.038 hektare, Klambu 878,7 hektare dan Lanang 1.900 hektare. Sumber : suaramerdeka.com

06 Desember 2014 Selengkapnya