Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2025 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Banjir Demak Akibat Gagalnya Sistem Alur Sungai Jragung
Banjir Demak Akibat Gagalnya Sistem Alur Sungai Jragung

Banjir yang melanda Dukuh Wangun Desa Rejosari Kecamatan Karangawen Demak pada pertengahan Januari lalu akibat Sungai Cabean yang tidak mampu menahan debit air.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Budie Yuwono ME saat melakukan tinjauan proyek Sungai Jragung di Bendung Ploso dan Guntur bersama Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Rabu (18/3) mengatakan Sungai Cabean tidak dapat menampung debit air karena sistem alur Sungai Jragung belum bisa membagi banjir secara optimal. Saat dibangun proyek Jratunseluna, harapannya dapat membagi debit air. Namun, faktanya tidak berhasil.

"Dulu dibangun Jratunseluna itu dibagi debit. Faktanya tidak berhasil. Air tidak mau belok kanan. Seharusnya belok ke arah Sungai Jragung dan Sungai Cabean adalah sudetan untuk membagi Sungai Jragung. Tapi sekarang Sungai Cabean justru menjadi sungai utama. Padahal dulu direncanakan Sungai Jragung mampu menampung 60 persen debit air dan 40 persen sisanya ditampung Sungai Cabean," paparnya.

Kegagalan Jratunseluna, terangnya, membuat tanggul sepanjang 10 km kritis. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, sementara ini telah dilakukan upaya menutup bobolan tanggul di sebelah kiri Sungai Cabean oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana dengan konstruksi ledam bronjong dan peninggian tanggul.

Prasetyo menjelaskan perbaikan sistem alur Sungai Jragung sudah masuk dalam program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saat ini memasuki tahap Detail Engineering Desaign (DED). Proyek rencananya mulai dikerjakan pada 2018 oleh BBWS Pemali Juwana.

"Secara konseptual penanganannya terbagi dalam tiga kegiatan. Yakni, membuat Waduk Jragung di bagian atas, menyudet Bendung Ploso untuk mengembalikan aliran ke Sungai Jragung dan melakukan normalisasi Sungai Jragung dan Sungai Cabean," katanya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan untuk meminimalisir banjir dirinya mengimbau agar masyarakat tidak menanam tanaman di atas tanggul. Sebab, hal itu menyebabkan tanggul menjadi gembur dan tidak mampu menahan debit air yang tinggi saat terjadi hujan lebat. Mengenai tingginya sedimentasi, Ganjar menuturkan harus dilakukan pengerukan.

"Bendung Ploso dan Guntur sedimentasinya tinggi. Mau tidak mau kita keruk. Selain sedimentasi, tumpukan sampah di Bendungan Guntur juga mengerikan. Sampah itu dari hulu. Kira-kira dari perhutani. Maka saya minta Demak dengan perhutani bicara. Kalau perlu difasilitasi pemprov," jelasnya.

Ganjar berharap dengan adanya dialog antara Pemerintah Kabupaten Demak dan Perhutani dapat menyelesaikan persoalan tumpukan sampah yang berpotensi merusak seluruh bangunan sumber daya air yang sudah dibangun.

18 Maret 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Perbaikan Alur Sungai Jragung Dimulai 2018
Perbaikan Alur Sungai Jragung Dimulai 2018

Tanggul Sungai Cabean, Demak sepanjang 10 kilometer berada dalam kondisi kritis. Penyebabnya, sistem alur Sungai Jragung belum bisa membagi banjir secara optimal. ?Sistem alur Sungai Jragung akan diperbaiki. Perbaikan sudah masuk dalam program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saat ini memasuki tahap detail engineering design (DED). Proyek rencananya mulai dikerjakan pada 2018 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana,? kata Prasetyo Budie Yuwono Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah.

Menurutnya, saat proyek Jratunseluna (Sungai Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juana) dibangun, diharapkan dapat membagi debit air sehingga banjir tidak terjadi. Namun, faktanya proyek tersebut tidak berhasil membagi debit air. Perencanaan awal, Sungai Jragung mampu menampung 60 persen debit air, sedang 40 persen sisanya ditampung Sungai Cabean. ?Tiap air tidak mau belok kanan, padahal seharusnya belok ke arah Sungai Jragung dan Sungai Cabean yang menjadi sudetan, untuk membagi Sungai Jragung. Tapi sekarang Sungai Cabean justru menjadi sungai utama,? ujarnya.

Kegagalan Jratunseluna mengakibatkan tanggul sepanjang 10 kilometer kritis. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, sementara ini telah dilakukan upaya menutup bobolan tanggul di sebelah kiri Sungai Cabean oleh BBWS Pemali Juwana. Konstruksi yang digunakan ledam bronjong dan peninggian tanggul.

18 Maret 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Waduk Gunungrowo Jebol
Waduk Gunungrowo Jebol

Waduk Gunungrowo Jebol

15 Maret 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Waduk Gunung Rowo Jebol, Nelayan Dilarang Mendekati Tower
Waduk Gunung Rowo Jebol, Nelayan Dilarang Mendekati Tower

Waduk Gunungrowo Jebol
Jebolnya salah satu bendungan Waduk Gunung Rowo yang terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Minggu (1/3) kemarin, tidak menghalangi niat nelayan untuk mencari ikan di area waduk.
 
Puluhan nelayan tradisional tetap beroperasi mencari ikan, meski saluran waduk yang jebol sempat mengagetkan warga.
 
Meski begitu, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menghimbau kepada seluruh nelayan agar tidak mendekati tower Waduk Gunung Rowo. Pasalnya, arus air yang disebabkan kebocoran pada salah satu saluran bendungan sangat kencang, sehingga menyebabkan putaran air di sekitar tower menyedot barang apa saja yang ada di sekelilingnya.
 
?Kami sudah memberikan peringatan kepada warga Sitiluhur yang mencari ikan di area waduk untuk berhati-hati dan tidak mendekat pada tower pada radius 30 meter. Masalahnya, kebocoran pada salah satu saluran bendungan menyebabkan pusaran air yang sangat kuat di sekitar tower, sehingga membahayakan para pencari ikan,? ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Suharyono sebagaimana dilansir Koran Muria.
 
Saat ini, Pemkab tengah mengupayakan solusi untuk menyelesaikan masalah saluran Waduk Gunung Rowo yang ambrol. ??Kami sedang berusaha untuk mengatasi kendala kebocoran Waduk Gunung Rowo. Sementara ini, kami belum bisa mencari lubang yang menjadi pusat kebocoran mengingat arusnya sangat deras. Kami sepakat menunggu debit air waduk surut dengan menutup seluruh aliran air yang mengarah ke area waduk,? imbuh Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Bambang Astoto.

05 Maret 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pengawasan Sarpras Bendung Wilalung Diperketat
Pengawasan Sarpras Bendung Wilalung Diperketat

Pengawasan berbagai sarpras di Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan dalam beberapa tahun terakhir diperketat.

Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pencurian pada material di sekitar bangunan pengairan. Sejak beberapa pelaku pencurian ditangkap dan diproses aparat, kejadian serupa sudah jarang terjadi lagi.

Koordinator penjaga pintu pada BPBWL Wilalung, Noor Ali, mengemukakan hal itu, kemarin. Ditambahkannya, saat ini pengamanan memang tergolong ketat. ?Pencurian sudah jarang terjadi,? katanya.

Dahulu, material yang diincar biasanya besi atau komponen logam lainnya yang berada di sekitar bendung. Pengakuan beberapa pihak, besi di tempat tersebut kualitasnya sangat bagus untuk didaur ulang lagi.

Mungkin karena hal tersebut, beberapa kali terjadi pencurian terhadap material logam yang ada. ?Setelah itu, sudah tidak ada lagi kasus serupa,? paparnya.

Mengenai langkah yang dilakukan saat sekarang masih menggunakan sistem pengamanan yang ada. Pihaknya akan mengoptimalkan personel penjaga di tempat tersebut.

Sejauh ini, dengan memanfaatkan potensi yang ada kondisi keamanan berbagai barang dan material pengairan di sekitar bendung masih relatif aman. ?Kendala utama yakni personel terbatas,? jelasnya.

Terpisah, Kades Kalirejo, Agus Haryanto, menyatakan pengamanan bendung Wilalung menjadi tanggung jawab Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana. Meskipun begitu, pihaknya siap berkoordinasi untuk membantu pengamanan sepanjang dimungkinkan.

Hanya saja, pihaknya sedikit memprotes penggantian cat pada bendung Wilalung. Sebelumnya, bendung tersebut berwarna kuning keputih-putihan yang merupakan ciri khas bangunan peninggalan Belanda. Entah mengapa, sejak beberapa bulan terakhir bangunan tersebut dicat biru.

?Kami berharap dapat dikembalikan ke warna semula karena merupakan bagian dari sejarah,? ungkapnya.

Sumber ; SuaraMerdeka.Com

28 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Musim Hujan, Volume Embung Lodan Belum Aman
Musim Hujan, Volume Embung Lodan Belum Aman

Meskipun hujan sudah cukup sering mengguyur wilayah Kabupaten Rembang, namun volume Embung Lodan di Desa Lodan Wetan Kecamatan Sarang diyakini masih belum sepenuhnya aman. Sebab, saat ini tengah berlangsung proses irigasi untuk musim tanam pertama (MT-1) petani sekitar. Sedangkan penggunaan air keperluan PDAM juga terus berjalan.

Gunadi Petugas Pengawas Air Embung Lodan, Minggu (18/1) mengatakan, meskipun musim hujan saat ini tengah berlangsung, tercatat volume embung masih sekitar 1,2 juta meter kubik saja. Padahal jumlah itu masih akan digunakan untuk irigasi hingga total sekitar 900 ribu meter kubik.

?Memang dibandingkan dengan akhir tahun lalu, volume embung sudah mengalami kenaikan. Namun kembali menurun lantaran juga digunakan untuk irigasi,? ujar dia.

Pasokan irigasi telah mulai dilakukan untuk tiga desa, Lodan Wetan, Ngelojo serta Jambangan. Lahan pertanian yang disasar adalah seluas sekitar 200 hektare. Dengan perhitungan penggunaan air untuk keperluan PDAM sekitar 40 liter/detik, menurut Gunadi volume embung saat ini relatif belum aman.

Gunadi menyebutkan, dibandingkan tahun lalu, curah hujan di awal musim penghujan tahun ini relative lebih kecil. ?Irigasi baru dilakukan dua kali dengan menyedot debit air sekitar 600 ribu meter kubik dari sekitar 900 ribu meter kubik yang direncanakan,? jelas dia.

Ia menjelaskan, volume air di Embung Lodan harus menyisakan sedikitnya 500 ribu meter kubik. Jika kurang dari jumlah itu, maka air dari embung sudah tidak bisa lagi dialirkan untuk keperluan lain.

?Saat ini elevasi embung sekitar 43 meter dari permukaan laut. Sedangkan dari dasar embung ke permukaan air hanya sekitar limameter,? tandas dia.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

19 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan Waduk Logung Ditarget Tuntas 2019
Pembangunan Waduk Logung Ditarget Tuntas 2019

Pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo diperkirakan baru dapat diselesaikan pada 2019. Publik harus dapat bersabar setidaknya empat tahun ke depan untuk dapat merasakan manfaat sarana pengairan yang sudah ?terlambat? 44 tahun direalisasikan.

Berdasarkan pantauan Suara Merdeka di lokasi, Kamis (15/1) pagi hingga siang di sekitar perbukitan Kandangmas yang masuk wilayah Kecamatan Dawe, sejumlah alat berat sudah dikerahkan untuk membuka akses jalan. Petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana dan PT Wijaya Karya terlihat sibuk memantau lokasi yang bakal digunakan untuk lokasi waduk. Aktivitas tersebut mendapat perhatian dari puluhan warga setempat yang menyaksikannya dari puncak tebing.

Koordinator lapangan dari BBWS Pemali Juwana, Budi Prasetyo, kepada Suara Merdeka menyatakan langkah yang dilakukan sekarang ini berupa pembersihan lahan. Dia membenarkan bila pembangunan waduk membutuhkan waktu selama empat tahun. ?Masing-masing tahun mempunyai target pekerjaan tersendiri,? katanya.

Di tahun 2015, pembuatan akses masuk ke waduk, pembuatan trowongan pengelak dan spillway menjadi prioritas pekerjaan yang harus dituntaskan. Pekerjaan tersebut dimungkinkan tidak akan selesai dalam waktu satu tahun. Budi menyebut tahun 2016 akan dilanjutkan pembangunan spillway dan main dam.

Upaya tersebut dilanjutkan hingga 2017 dan 2018. Periode pembangunan selanjutnya, yakni pada 2019, akan dilanjutkan dengan pengisian air.

Proses tersebut harus mendapat rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan. Jadi, segala sesuatunya harus melalui pengkajian dan pengawasan secara ketat di lapangan. Terpisah, petugas yang bertanggung jawab terkait proses persiapan dari PT Wijaya Karya, Untung Tri Uripto, menyatakan saat sekarang masih dilakukan pengukuran di lapangan. Sasarannya, yakni menentukan titik elevasi tertinggi.

Pada saat bersamaan, pihaknya juga membuat tiga akses jalan menuju ke lokasi bakal genangan. Akses tersebut disiapkan terkait rencana kedatangan Presiden RI Jokowi pada Senin (26/1) mendatang.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

15 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Peletakan Baru Pertama Waduk Logung, Jokowi Akan Ke Kudus
Peletakan Baru Pertama Waduk Logung, Jokowi Akan Ke Kudus

Sejumlah alat berat terus memulai pengerjaan di lokasi proyek Waduk Logung, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kamis (15/1). Selain pelebaran dan pengerasan akses jalan, sejumlah alat berat tersebut juga mempersiapkan lokasi untuk peletakan batu pertama, yang rencananya akan dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo, pada Senin (26/1) mendatang. "Ada tiga alternatif yang disiapkan untuk peletakan batu pertama, yang dua berada di atas atau calon lokasi bibir waduk, satunya lagi ada di bawah atau lokasi calon genangan," kata tim persiapan pembangunan Waduk Logung dari PT. Wijaya Karya, Untung Tri Uripto, saat ditemui di lokasi. Di samping itu, menurut dia, pihaknya saat ini tengah melakukan pengukuran mutual chek nol (MC-0), atau titik tertinggi genangan (elevasi) air. Di beberapa titik di perbukitan lokasi, tampak ditancapkan beberapa bendera berwarna putih dan orange. "Bendera putih sebagai batas bendungan, sementara bendera orange merupakan tanda titik maksimal genangan air yang direncanakan," ujar Untung. Proses pengukuran detail proyek memang cukup memakan waktu. Ia tidak bisa memastikan kapan semua proses pengukuran selesai dilaksanakan. "Kalau pengukuran secara parsial mungkin satu minggu, tapi kalau secara total memang agak lama," sambungnya. Usai pengukuran, disampaikan, yang pertama kali dikerjakan nantinya adalah bangunan pengelak, untuk mengalihkan aliran air sungai. Selanjutnya, fisik dan pondasi waduk baru akan dibangun. "Diperkirakan struktur bangunan akan selesai pada akhir 2018, atau membutuhkan waktu sekitar empat tahun. Itu pun kalau lancar dan tidak ada perubahan-perubahan," ucapnya. Koordinator lapangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Budi Prasetyo, mengatakan pengukuran MC-0 paling tidak membutuhkan waktu satu bulan. Selanjutnya, sebelum pembangunan fisik dilaksanakan, harus dilaksanakan pembersihan di lokasi. "Pohon dan tanah humus dihilangkan dulu. Pembangunan tahun ini tidak frontal, bertahap," katanya. Diperkirakan, pada 2015 pembangunan yang diselesaikan adalah akses jalan, fasilitas lain, dan terowongan pengelak. "Tahun berikutnya dilaksanakan pengerjaan proyek bangunan pelimpah, main dam, dan lainnya. Diperkirakan selesai akhir 2018, dan mulai dilakukan pengisian pada 2019, itu pun harus atas izin dari komisi keamanan bendungan di Jakarta," kata dia.

15 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Bendungan Jatibarang Semarang Siap Diresmikan
Bendungan Jatibarang Semarang Siap Diresmikan

Bendungan Jatibarang Semarang yang telah dilakukan pengisian tahap awal (Inpounding) Mei 2014 lalu, saat ini kondisi airnya telah terisi penuh (limpas) . Hal itu lebih cepat dari jadwal yang direncanakansemula.

?Sesuai jadwal pengisian Bendungan direncanakan terisi penuh selama satu musim penghujan dan siap diresmikan ?Ujar Duki Malindo Satker Pembangunan Bendungan Waduk Jatibarang ketika dihubungi via telpon di kantornya, Kamis (8/1).

Dikatakan, cepatnya pengisian Bendungan tersebut dikarenakan curah hujan akhir-akhir ini diwilayah Semarang dan sekitarnya cukup tinggi sehingga air hujan ke wilayah Sungai Kreo cepat menggenangi Bendungan tersebut.

?Setelah terisi penuh maka tinggal dilakukan pemeliharaan apakah terjadi kebocoran atau tidak ?Ujar Malindo. Sebelum dresmikan akan dilakukan juga sertifikasi oleh tim Komisi Ahli Bendungan terkait masalah kunstruksinya?imbuhnya.

Bendungan Jatibarang dibangun sejak 2010 dan rampung 2014 menelan dana sebesar Rp. 700 milyar yang bersumber dari pinjaman Loan Jepang JICA.

Bendungan tersebut memiliki tipe urugan batu berzona dengan inti tegak dengan elevasi puncak setinggi 157 m, dengan panjang puncak 200 m dengan luas genangan 189 ha.

Manfaat bendungan tersebut yakni untuk penyediaan air baku 1050 lt/dtk, pengendalian banjir kota Semarang 2.7 jt m3, pembangkit tenaga listrik sebesar 1,5 MW dan obyek pariwisata.

Obyek wisata dikawasan Bendungan tersebut kata Duki Malindo merupakan keunikan tersendiri karena ada Gua Kreo dan disekitarnya ada satwa monyet dengan ekor panjang.

(PUSKOMPU)

 

12 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan Logung Dilakukan BBWS Pemali Juana
Pembangunan Logung Dilakukan BBWS Pemali Juana

Sekda Kudus yang juga Ketua Tim Pembebasan Lahan Waduk Logung, Noor Yasin, menyatakan terkait pembangunan waduk Logung pihaknya hanya sekedar menyediakan lahannya saja. Selanjutnya, untuk pembangunan akan dilaksanakan pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di Semarang.

Terpisah, Kadinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral, Sam?ani Intakoris membenarkan pihaknya juga menggelar perbaikan menuju ke Tanjungrejo maupun Kandangmas. Hal itu dilakukan melalui program perbaikan rutin. Tujuannya, tentu untuk mempermudah akses dan mobilitas warga di sekitarnya. ?Termasuk mendukung pembangunan waduk Logung,? paparnya, Kamis (8/1).

Sebelumnya, Pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo mulai digulirkan. Kamis (8/1) pagi sejumlah alat berat mulai diterjunkan ke lokasi untuk mempermudah akses menuju waduk.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

08 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Debit ke Bendung Wilalung Masih Aman
Debit ke Bendung Wilalung Masih Aman

Hingga Jumat (26/12), gelontoran debit dari sungai Serang mengarah ke Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, masih relatif aman. Debit terbesar tercatat pada Jumat (23/12) malam sebesar 285 meter kubik per detik. Sedangkan hingga siang tadi, tercatat debit kembali turun mencapai 30 meter kubik per detik. Menurut penjaga BPBWL Wilalung Noor Ali, debit sebesar itu masih relatif aman dengan mempertimbangkan kapasitas tampung sungai Wulan yang mencapai 1.100 meter kubik per detik. ?Kiriman air masih belum terlalu besar,? katanya. Seperti diketahui, aliran dari sungai Serang di Bendung Wilalung diarahkan ke sungai Wulan. Bila ternyata debit yang digelontorkan melebihi 800 meter kubik per detik, beban sungai Wulan akan dikurangi dengan cara mengalirkan sebagian aliran ke sungai Juwana. Di Bendung Wilalung terdapat dua pintu air yang mengarah ke sungai Wulan. Sembilan lainnya dibangun menghadap sungai Juwana. Menurut Noor, secara umum kondisi semua pintu di Wilalung masih dalam kondisi baik. Sumber : SuaraMerdeka.Com

26 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Desember Ini, Pemerintah Mulai Bangun Bendungan Logung di Kudus
Desember Ini, Pemerintah Mulai Bangun Bendungan Logung di Kudus

Terhitung mulai Desember 2014 ini, pemerintah akan mulai membangun Bendungan Logung, yang terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Untuk pembangunan Bendungan Logung itu, Ditjen Sumber Daya Air diwakili BBWS Pemali Juana telah menunjuk konsorsium kontraktor (PT Wijaya Karya ?? PT Nindya Karya, yang ditandai dengan penandatanganan oleh PPK Prasarana Konservasi Sumber Daya Air PJSA, BBWS Pemali Juana Budiantoro dengan Kontraktor (PT Wijaya Karya (jo) ? PT Nindya Karya Nariman Prasetyo.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono yang hadir dalam acara itu dalam arahannya meminta agar pembangunan Bendungan Logung dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

?Saya harap pembangunan bendungan ini tidak ditunda-tunda. Harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pembangunan Bendungan Logung merupakan salah satu dari 50 bendungan yang menjadi rencana pada pemerintah? ujar Basuki.

Pembangunan Bendungan Logung akan dilaksanakan? dalam waktu 1460 hari kalender hingga Tahun Anggaran 2018. Luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan bendungan tersebut sekitar 196 ha dengan luas areal genangan sekitar 144,06 Ha.

Menurut Juana Budiantoro, untuk konstruksi pembangunan Bendungan Logung itu memerlukan biaya sebesar Rp 584,9 miliar. Sedangkan biaya supervisi pembangunan bendungan tersebut senilai Rp 19,7 miliar.

Bendungan Logung yang terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo itu akan menampung debit air dari, daerah genangan Dukuh Sintru, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe dan Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

?Pemilihan dearah tersebut sebagai tempat pembangunan bendungan telah sesuai dengan fungsinya ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus,? kata Juana Budiantoro.

Dirjen Sumber Daya Air Mudjiadi yang hadir dalam acara penandatanganan itu mengatakan, pembangunan Bendungan Logung tersebut akan sangat menunjang pendayagunaan sumber-sumber air meliputi penampungan, tataguna, pengembangan dan pengusahaan air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

Dengan adanya tampungan waduk, maka akan meningkatkan konservasi lahan pada DAS Bendungan Logung, termasuk sistem pola operasi dan pemeliharaannya,? kata Ari.

Ia menyebutkan, beberapa manfaat pembangunan ?Bendungan Logung antara lain memenuhi kebutuhan air irigasi untuk lahan potensial maksimal 2.180 Ha, yang terdiri dari luas Irigasi Logung sekitar 1.200 Ha dan rencana pengembangan irigasi sekitar 982 Ha di wilayah Kabupaten Kudus, serta peningkatan produktivitas tanaman padi.

Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk air minum 200 liter/detik di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kudus. Bendungan tersebut juga bermanfaat untuk pengendalian banjir serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 0,50 MW.

Total kapasitas Bendungan Logung adalah 20,15 juta m3 dengan volume efektif sebesar 13,72 juta m3. Tinggi bendungan 56 meter dan panjang bendungan 350 m. Adapun luas daerah pengaliran sungai seluas 43,81 km2 dengan curah hujan rata-rata tahunan 2.205 mm.

Adapun progres pembebasan lahan per November 2014 yaitu, realisasi pembebasan lahan milik masyarakat seluas 95 Ha, sedangkan lahan yang belum terbebaskan seluas 100,99 Ha. Jumlah tersebut terdiri dari 53,35 Ha lahan milik masyarakat dan 47,64 Ha milik Perhutani. Perkiraan biaya untuk pembebasan lahan senilai Rp 93,8 miliar.?(Puskapol PUPR/ES)

19 Desember 2014 Selengkapnya