Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2025 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Pembangunan Logung Dilakukan BBWS Pemali Juana
Pembangunan Logung Dilakukan BBWS Pemali Juana

Sekda Kudus yang juga Ketua Tim Pembebasan Lahan Waduk Logung, Noor Yasin, menyatakan terkait pembangunan waduk Logung pihaknya hanya sekedar menyediakan lahannya saja. Selanjutnya, untuk pembangunan akan dilaksanakan pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di Semarang.

Terpisah, Kadinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral, Sam?ani Intakoris membenarkan pihaknya juga menggelar perbaikan menuju ke Tanjungrejo maupun Kandangmas. Hal itu dilakukan melalui program perbaikan rutin. Tujuannya, tentu untuk mempermudah akses dan mobilitas warga di sekitarnya. ?Termasuk mendukung pembangunan waduk Logung,? paparnya, Kamis (8/1).

Sebelumnya, Pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo mulai digulirkan. Kamis (8/1) pagi sejumlah alat berat mulai diterjunkan ke lokasi untuk mempermudah akses menuju waduk.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

08 Januari 2015 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Debit ke Bendung Wilalung Masih Aman
Debit ke Bendung Wilalung Masih Aman

Hingga Jumat (26/12), gelontoran debit dari sungai Serang mengarah ke Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, masih relatif aman. Debit terbesar tercatat pada Jumat (23/12) malam sebesar 285 meter kubik per detik. Sedangkan hingga siang tadi, tercatat debit kembali turun mencapai 30 meter kubik per detik. Menurut penjaga BPBWL Wilalung Noor Ali, debit sebesar itu masih relatif aman dengan mempertimbangkan kapasitas tampung sungai Wulan yang mencapai 1.100 meter kubik per detik. ?Kiriman air masih belum terlalu besar,? katanya. Seperti diketahui, aliran dari sungai Serang di Bendung Wilalung diarahkan ke sungai Wulan. Bila ternyata debit yang digelontorkan melebihi 800 meter kubik per detik, beban sungai Wulan akan dikurangi dengan cara mengalirkan sebagian aliran ke sungai Juwana. Di Bendung Wilalung terdapat dua pintu air yang mengarah ke sungai Wulan. Sembilan lainnya dibangun menghadap sungai Juwana. Menurut Noor, secara umum kondisi semua pintu di Wilalung masih dalam kondisi baik. Sumber : SuaraMerdeka.Com

26 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Desember Ini, Pemerintah Mulai Bangun Bendungan Logung di Kudus
Desember Ini, Pemerintah Mulai Bangun Bendungan Logung di Kudus

Terhitung mulai Desember 2014 ini, pemerintah akan mulai membangun Bendungan Logung, yang terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Untuk pembangunan Bendungan Logung itu, Ditjen Sumber Daya Air diwakili BBWS Pemali Juana telah menunjuk konsorsium kontraktor (PT Wijaya Karya ?? PT Nindya Karya, yang ditandai dengan penandatanganan oleh PPK Prasarana Konservasi Sumber Daya Air PJSA, BBWS Pemali Juana Budiantoro dengan Kontraktor (PT Wijaya Karya (jo) ? PT Nindya Karya Nariman Prasetyo.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono yang hadir dalam acara itu dalam arahannya meminta agar pembangunan Bendungan Logung dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

?Saya harap pembangunan bendungan ini tidak ditunda-tunda. Harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pembangunan Bendungan Logung merupakan salah satu dari 50 bendungan yang menjadi rencana pada pemerintah? ujar Basuki.

Pembangunan Bendungan Logung akan dilaksanakan? dalam waktu 1460 hari kalender hingga Tahun Anggaran 2018. Luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan bendungan tersebut sekitar 196 ha dengan luas areal genangan sekitar 144,06 Ha.

Menurut Juana Budiantoro, untuk konstruksi pembangunan Bendungan Logung itu memerlukan biaya sebesar Rp 584,9 miliar. Sedangkan biaya supervisi pembangunan bendungan tersebut senilai Rp 19,7 miliar.

Bendungan Logung yang terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo itu akan menampung debit air dari, daerah genangan Dukuh Sintru, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe dan Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

?Pemilihan dearah tersebut sebagai tempat pembangunan bendungan telah sesuai dengan fungsinya ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus,? kata Juana Budiantoro.

Dirjen Sumber Daya Air Mudjiadi yang hadir dalam acara penandatanganan itu mengatakan, pembangunan Bendungan Logung tersebut akan sangat menunjang pendayagunaan sumber-sumber air meliputi penampungan, tataguna, pengembangan dan pengusahaan air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

Dengan adanya tampungan waduk, maka akan meningkatkan konservasi lahan pada DAS Bendungan Logung, termasuk sistem pola operasi dan pemeliharaannya,? kata Ari.

Ia menyebutkan, beberapa manfaat pembangunan ?Bendungan Logung antara lain memenuhi kebutuhan air irigasi untuk lahan potensial maksimal 2.180 Ha, yang terdiri dari luas Irigasi Logung sekitar 1.200 Ha dan rencana pengembangan irigasi sekitar 982 Ha di wilayah Kabupaten Kudus, serta peningkatan produktivitas tanaman padi.

Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk air minum 200 liter/detik di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kudus. Bendungan tersebut juga bermanfaat untuk pengendalian banjir serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 0,50 MW.

Total kapasitas Bendungan Logung adalah 20,15 juta m3 dengan volume efektif sebesar 13,72 juta m3. Tinggi bendungan 56 meter dan panjang bendungan 350 m. Adapun luas daerah pengaliran sungai seluas 43,81 km2 dengan curah hujan rata-rata tahunan 2.205 mm.

Adapun progres pembebasan lahan per November 2014 yaitu, realisasi pembebasan lahan milik masyarakat seluas 95 Ha, sedangkan lahan yang belum terbebaskan seluas 100,99 Ha. Jumlah tersebut terdiri dari 53,35 Ha lahan milik masyarakat dan 47,64 Ha milik Perhutani. Perkiraan biaya untuk pembebasan lahan senilai Rp 93,8 miliar.?(Puskapol PUPR/ES)

19 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Renstra BBWSPJ 2010-2014 Jratunseluna
Berita Terkini & Pengumuman
Kunjungan Wakil Presiden ke Waduk Kedungombo
Kunjungan Wakil Presiden ke Waduk Kedungombo

Jumat pagi (5/12), Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Waduk Kedungombo yang terletak di Desa Rambat, Kecamatan Gunduh Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Dalam kunjungan ini, Wapres didampingi Menteri PU dan Perumahan Rakyat M Basuki Pudjomuljono, Mendag Rachmat Gobel,Dirjen Sumber Daya Air Mudjiadi, Bupati Grobogan Bambang Pudjiono.

Kunjungan Wapres ini dimaksudkan untuk meninjau secara langsung kondisi Waduk Kedungombo yang telah dibangun sejak tahun 1989. Kendati usianya sudah cukup lama Waduk Kedungombo sampai saat ini masih melayani air baku 2.510 lt/det, irigasi 61.444 Ha dan PLTA 23,9 MW. Wapres Jusuf Kalla menghimbau agar pemanfaatan Waduk Kedungombo ini dapat lebih dioptimalkan.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Pamali Juwana Kementerian PU Bobby Prabowo mengatakan, laju sedimentasi Waduk Kedung Ombo per tahun 2,74 meter per kubik dan volume sedimentasi kini mencapai 14,59 juta meter per kubik. Kondisi ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi Waduk Gajahmungkur.

"Akibatnya, dengan volume yang semula 723,16 juta meter per kubik pada tahun 1989 dan usia diperkirakan 100 tahun, kini turun volume 688,41 juta pada 2012 dan usianya turun menjadi 49 tahun," ujar Bobby. Namun, kata Bobby, hal itu masih belum membahayakan tetapi tetap harus ditangani dengan baik agar tidak membahayakan dikemudian hari. (Canum)

08 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Bendungan Logung Diharapkan Mengatasi Masalah Banjir
Bendungan Logung Diharapkan Mengatasi Masalah Banjir

Alih fungsi lahan di Pegunungan muria menyebabkan terjadinya erosi pada bagian hulu sedimentasi pada sungai-sungai di daerah hilir sehingga pada waktu musim hujan terjadi banjir terutama di wilayah kabupaten Kudus karena berkurangnya luas penampang sungai sehingga air meluap dan menggenangi sebagian besar wilayah Kabupaten Kudus. Bencana banjir menimbulkan kerugian materi yang besar tiap tahun karena lahan pertanian menjadi rusak dan gagal panen serta kegiatan industri menjadi terhambat proses produksinya akibat terkena dampak banjir.

?Untuk mengatasi permasalahan banjir dan kekeringan akan dilaksanakan pembangunan Bendungan Logung yang akan mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2014. Dengan adanya Bendungan Logung diharapkan masalah banjir di Kabupaten Kudus akan berkurang dan secara tidak langsung akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,? ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, dalam acara penandatanganan kontrak Bendungan Logung, Jakarta, (18/12).

Pembangunan Bendungan Logung terletak di Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan daerah genanganan yang masuk wilayah Dukuh Sintru, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe dan Dukuh Slalang, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus yang telah disesuaikan dengan fungsinya dan ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah.

Pelaksanaan pembangunan Bendungan Logung berasal dari APBN senilai Rp 641 miliar, dan akan selesai pada tahun 2018. Pelaksana konstruksi Bendungan Logung adalah KSO PT. Waskita Karya (Persero)-PT. Nindya Karya (persero) dan pelaksana konsultan supervisi adalah KSO PT. Virama Karya-PT. Caturbina Guna Persada dan PT. Global Parasindo Jaya.

Bendungan Logung selain untuk pengendalian banjir juga untuk penyediaan air baku sebanyak 200 ltr/det, penyediaan air irigasi untuk lahan potensial maksimal + 2180 ha yang terdiri dari luas irigasi Logung sekitar 1200 ha dan rencana pengembangan irigasi sekitar 982 ha sehingga meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan intensitas tanam 250 persen dengan tanaman padi-padi-palawija, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sebesar 0,50 MW. Tipe Bendungan Logung adalah urugan tanah random dengan inti miring, volume total 20.15 juta m3 dan luas areal genangan 144,06 ha.

Dalam arahannya, Menteri PU &PERA, Basuki Hadimoeljono mengatakan kerjasama tim dalam bekerja sangat diperlukan terutama dalam setiap pelaksanaan pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur dapat selesai tepat waktu dan pengawasan dalam pekerjaan juga penting dilakukan agar konstruksi bangunan bendungan yang sesuai dengan usia guna bendungan.

?Dalam memenuhi target pemerintahaan saat ini semua jajaran Direktorat Jenderal SDA terutama balai-balai wilayah sungai harus bekerja keras, jangan hanya menjadi e-procurement specialist tapi harus menjadi engineer specialist dalam membangun infrastruktur sumber daya air karena itu adalah ilmu yang sudah kita pelajari sejak dulu dan sebagai desicion maker harus mengambil keputusan sesuai dengan kewenangannya,? jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono.

08 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Akan Dikeruk, Sedimentasi Kedungombo
Akan Dikeruk, Sedimentasi Kedungombo

Pemerintah pusat berencana merekondisi Waduk Kedungombo. Harapannya, kuantitas air yang ditampung semakin banyak. Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat melihat kondisi waduk itu di Desa Rambat, Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, Jumat (5/12). Selain melihat waduk dari Gardu Pandang, Wapres juga melihat kondisi PLTAKedungombo. Hadir sejumlah pejabat kementerian, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Bupati Grobogan Bambang Pudjiono beserta unsur FKPD Grobogan. Dikatakan Kalla, perekondisian waduk dilakukan dengan cara peningkatan kualitas. Pertama dilakukan pengerukan sedimentasi. Selanjutnya, jika memungkinkan akan diperluas. ?Saat in kebutuhan air untuk pertanian dan peningkatan daya listrik semakin besar. Maka Waduk Kedungombo akan direkondisi,? kata Kalla, yang tiba di lokasi menggunakan helikopter pukul 08.15. Saat ditanya mengenai pembangunan waduk di Jawa Tengah, JK mengiyakan. Hanya, ukuran waduk tidak sebesar Kedungombo. Kendalanya, keberadaan lahan dan pembebasan tanah. Perbaiki Kualitas Tapi, daripada membangun waduk baru dengan ukuran besar, lanjutnya, pemerintah memilih opsi memberbaiki kualitas waduk yang ada terlebih dulu. ?Lebih praktis meningkatkan kualitas waduk yang ada. Kalau membangun lagi dengan ukuran besar 4.000 hektare di Jawa, sulit. Kalau di Kalimantan mungkin masih bisa,? jelasnya. Wapres beserta robongan hanya sekitar satu jam di lokasi. Selanjutnya, rombongan meninggalkan lokasi menuju Kabupaten Sragen, tanpa mencicipi makanan tradisional yang telah disediakan. Waduk yang dibangun pada 1985 tersebut mampu menyediakan air irigasi di area seluas 61.444 hektare. Air waduk juga digunakan sebagai pembangkit listrik PLTAKedungombo dengan daya 23,90 megawatt. Air yang ditampung waduk rata-rata mencapai 722 juta meter kubik per tahun. ?Waduk juga bisa digunakan untuk pengendalian banjir sejumlah sungai aliran,? kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Bobby Prabowo. Di Grobogan, kata dia, waduk yang diresmikan pada 1991 itu, mengaliri area persawahan melalui sejumlah bendung. Di bendung itu adalah Sedadi 7.080,5 hektare, Sidorejo 6.038 hektare, Klambu 878,7 hektare dan Lanang 1.900 hektare. Sumber : suaramerdeka.com

06 Desember 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Tiga Waduk Kering
Tiga Waduk Kering

SEMARANG - Tiga waduk di Jawa Tengah mengalami kekeringan akibat curah hujan yang rendah pada musim kemarau ini. Ketiganya adalah Waduk Krisak dan Ngancar di Wonogiri, serta Waduk Botok di Sragen. ?Tiga waduk ini termasuk waduk kecil, dan sudah biasa kosong saat musim kemarau. Masih ada 22 waduk kecil lainnya yang terisi,? kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Prasetyo Budie Yuwono, kemarin.

Menurut dia, kosongnya tiga waduk tersebut tidak mengganggu ketersediaan air baku di provinsi ini. Masyarakat di sekitarnya masih bisa mendapat suplai air dari sungai. Dia mengatakan, masih ada delapan waduk besar yang dapat menyuplai kebutuhan air baku masyarakat. ?Delapan waduk besar itu, yakni Malahayu, Cacaban, Rawapening, Kedungombo, Wonogiri, Sempor, Wadaslintang, dan Sudirman. Waduk itu dapat menyuplai air untuk irigasi hingga masa tanam pertama yang mulai Oktober 2014,? ujarnya.

Jika berasumsi tidak ada hujan hingga Desember, ketersediaan air untuk tanaman pangan tetap surplus. Data ketersediaan air di 38 waduk itu melebihi rencana pola operasi 22%, yakni mencapai 1,2 miliar meter kubik, dari target 990 juta meter kubik. ?Masih turunnya hujan pada musim kemarau ini membuat ketersediaan air baku surplus,? tuturnya.

Debit Berkurang

Waduk besar berkontribusi mengairi sekitar 200.000 hektare lahan, sedangkan waduk kecil 65.000 hektare. Total area irigasi teknis yang mendapat air dari waduk adalah 265.000 hektare atau sekitar 30% dari total area irigasi di provinsi ini seluas 195.992.045 hektare. Sisanya masih mengandalkan air dari sungai. ?Yang kami kelola dan jaga betul adalah waduk besar. Jangan sampai kehabisan air karena akan mengganggu kedaulatan pangan Jateng,? jelasnya.

Meski begitu, ketersediaan air di sungai-sungai sudah mengindikasikan adanya kekeringan. Hal ini berpengaruh pada pasokan air minum atau air bersih. ?Wilayah pantura timur, seperti Jepara, Demak, Rembang, Kudus, Pati, dan Grobogan, debit air di sungainya sudah mulai berkurang. Sementara untuk wilayah Pemalang, Batang, Semarang, Kendal, irigasi dari sungai masih ada. Di wilayah selatan, debit air sungai masih tergolong aman,? kata Prasetyo.

Bagi wilayah yang sungainya sudah mengalami kekeringan mendapat bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Ciptakaru. Namun untuk lahan pertanian, Dinas PSDA memberikan bantuan pompa untuk menyalurkan air dari saluran buangan irigasi. ?Selain itu, Dinas PSDA juga mengatur air secara bergiliran, mengimbau agar petani hemat air, dan meminta petani tidak menanam padi saat kemarau,? paparnya.

Sumber : SuaraMerdeka.Com

20 Agustus 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Logung Kurangi 30 Persen Banjir di Kudus
Logung Kurangi 30 Persen Banjir di Kudus

KUDUS, Solusi mengurangi potensi banjir di Kota Keretek salah satunya dengan pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe.

Sarana pengairan yang sudah dirintis sejak tahun 1970-an tersebut diprediksi dapat mengurangi potensi genangan hingga mencapai 30 persen. Meskipun tidak dapat sepenuhnya mereduksi semua potensi banjir, kehadiran Logung diyakini akan sangat bermanfaat tidak hanya terkait masalah banjir tetapi juga penyediaan air baku dan irigasi.

Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna), Novianto, mengemukakan hal itu kepada Suara Merdeka, kemarin. Ditambahkannya, seiring dengan proses pembebasan lahan yang masih terus dilakukan diharapkan pembangunannya dapat sesuai ancangan semula.

''Waduk Logung tetap akan direalisasikan,'' paparnya.

Berdasarkan hasil koordinasi di tingkat provinsi dan pusat, saat sekarang sudah memasuki lelang. Sesuai rencana awal, pembangunan awal Logung akan dimulai akhir tahun ini.

Seandainya hal tersebut dapat direalisasikan, dimungkinkan akan dapat mengurangi pekerjaan rumah tahunan yang dihadapi pemerintah kabupaten Kudus khususnya soal banjir.

Manfaat

Terlepas dari pro dan kontra yang muncul selama ini, dia menilai pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo diharapkan dapat dipandang sebagai salah satu skenario besar mengurangi potensi banjir akibat kiriman debit dari lereng Gunung Muria.

Tidak hanya itu, sarana pengairan tersebut juga memberi manfaat lainnya berupa pengembangan usaha pertanian, perikanan, pariwisata dan juga menyuplai sumber air baku untuk publik.

''Manfaat Logung untuk mereduksi potensi banjir sangat penting,'' imbuhnya.

Terkait potensi banjir, dia menyebut waduk Logung akan dapat menyimpan sebagian debit sungai yang berhulu di Gunung Muria. Biasanya, gelontoran debit dari kawasan atas langsung mengarah ke sungai Juwana. Akibat daya tampung yang terbatas dan juga sarana penunjang lainnya, sebagian debit limpas ke wilayah di sekitarnya.

 

Sumber : SuaraMerdeka.Com

18 Agustus 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Air Waduk Tempuran Dipertahankan Minimal Kedalaman 2,5 Meter
Air Waduk Tempuran Dipertahankan Minimal Kedalaman 2,5 Meter

Keberadaan air di Waduk Tempuran di Kecamatan Blora dan Waduk Greneng di Kecamatan Tunjungan akan tetap dipertahankan saat musim kemarau. Itu dilakukan agar dua waduk terbesar di Blora itu tidak mengalami kerusakan. Air waduk dipertahankan minimal pada kedalaman 2,5 meter.

Koordinator Lapangan (Korlap) Waduk Tempuran dan Greneng Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Sutrisno mengemukakan volume air di kedua waduk terbesar di Blora itu harus tetap terjaga dengan baik. Bahkan menurutnya, dalam kondisi puncak musim kemarau, air di waduk tersebut harus tetap ada, meski pasokan air ke dalam waktu sangat minim. Kedalaman air di waduk itupun minimal 2,5 meter.

??Kalau sampai airnya kering, itu akan merusak badan waduk. Waduk menjadi pecah-pecah. Karena itu air di waduk harus dipertahankan terus,?? ujarnya Sabtu (9/8).

Berbeda dengan Waduk Greneng yang airnya hanya digunakan untuk irigasi pertanian, air di Waduk Tempuran dipakai pula sebagai air baku PDAM. Beberapa kali di tahun-tahun sebelumnya air di Waduk Tempuran sempat kering saat musim kemarau.

Menurut Sutrisno, keringnya air di Waduk Tempuran diupayakan jangan sampai terjadi lagi. Kerena itu penggunaan air harus diatur sedemikian rupa sehingga ketersediaan air waduk tetap terjaga. ??Penggunaan air harus seizin PSDA Jateng. Kami koordinasikan dengan para petani sebagai pengguna air dan pihak terkait lainnya,?? katanya.

Pengaturan itu dilakukan karena debit air di waduk Greneng dan Tempuran mulai berkurang seiring datangnya musim kemarau. Pasokan air ke kedua waduk tersebut sebagian besar berasal dari air hujan. Sedangkan sebagian lainnya memanfaatkan air dari beberapa sungai kecil yang bermuara di waduk.

Penurunan debit atapun volume air mulai terjadi 1 Juni. Hanya saja naik lagi seiring hujan yang mengguyur Blora beberapa kali pada bulan Juli. Namun kemudian berkurang lagi karena minimnya pasokan air dan hujan tak lagi turun.

 

Sumber : SuaraMerdeka.Com

09 Agustus 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Embung Rp 2,3 Miliar Dibangun di Kragan Rembang
Embung Rp 2,3 Miliar Dibangun di Kragan Rembang

Embung senilai lebih dari Rp 2,3 miliar saat ini tengah dibangun di Desa Sumurpule Kecamatan Kragan Rembang. Pembangunan embung yang berdiri diatas tanah desa seluas 1,5 hektare itu dibiayai dari dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum tahun anggaran 2014 dengan target pengerjaan 210 hari.

Kepala Desa Sumurpule, Maskhuri mengatakan, keberadaan embung di desanya diharapkan akan menjadi salah sau solusi petani saat musim kemarau datang. Sebab, selama ini, petani dihantui gagal panen ketika hujan lama tidak turun.

Maskhuri optimisitis, keberadaan embung di desanya akan membuat petani juga bisa bercocok-tanam meskipun kemerau panjang datang. Berdasarkan data desa, sedikitnya terdapat seratus petani yang memiliki lahan di sekitar lokasi calon embung.

"Saat musim tanam kemarin, sempat ada sejumlah petani yang gagal panen. Di desa kami memang keberadaan air cukup sulit saat hujan tak mengguyur," terang dia.

Menurut Maskhuri, air embung nanti akan mengandalkan tadah hujan saat musim penghujan. Selain itu, dua sungai yang terdapat di sekitar embung rencananya juga akan dialirkan disana.

"Soal sistem pengaturan pemanfaatan air embung akan kami bentuk kepengurusan supaya lebih mudah pengaturannya dan tidak terjadi tumpang tindih dengan urusan desa. Untuk pengurus tentu yang lebih tepat adalah petani pemanfaat," tandasnya.

Ia juga memastikan, meskipun berdiri diatas tanah desa berupa bengkok eks Sekdes, namun sejauh ini tidak ada kendala apapun. Sebab penggunaan tanah tersebut menurutnya sudah melalui musyawarah desa.

"Terkait status lahan yang bekas bengkok eks Sekdes, hal itu tidak menjadi masalah. Warga mendukung dan hal itu juga sudah dibuatkan aturan melalui Perdes," tegas dia.

08 Agustus 2014 Selengkapnya