Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2025 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Menteri PU Resmikan 5 Proyek Waduk
Menteri PU Resmikan 5 Proyek Waduk

lanang

Bersamaan dengan puncak Hari Air Dunia ke XXI, Menteri Pekerjaan Umum (Menteri PU) Djoko Kirmanto meresmikan lima proyek infrastruktur terdiri dari waduk di Jawa Tengah.

Dia menjelaskan, waduk-waduk itu diperlukan untuk menampung air untuk mengantisipasi kekurangan air pada saat kemarau. Selain itu, juga untuk mengendalikan banjir, penyediaan air baku untuk minum dan irigasi.

"Sumber air kita dari sungai, airnya kita manfaatkan. Kenyataanya sekarang kita kelebihan air, pada kemarau kita kekurangan," kata Djokir saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah, Senin (6/5/2013).

Beberapa proyek yang diresmikan di antaranya merupakan rehabilitasi dari fungsi lamanya yang telah terkikis.

Proyek-proyek yang diresmikan itu adalah rehabilitasi Bendung Simongan di Semarang sebesar Rp 260 miliar, pembangunan Bendung Lanang di Kabupaten Grobogan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementerian Pekerjaan Umum Pemali - Juana senilai Rp 79 miliar. Pembangunan Bendung Cijalu senilai Rp 16,01 miliar dan rehabilitasi Bendung Cileumah di Kabupaten Cilacap oleh BBWS Citanduy senilai Rp 18,84 miliar, serta pembangunan Bendung Slinga, Desa Slinga, Kecamatan Kali Gindang Kabupaten Purbalingga oleh BBWS Serayu - Opak senilai Rp 49,99 miliar, totalnya Rp 424 miliar.

06 Mei 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pengelolaan Bersama Kanal Banjir Barat Dideklarasikan
Pengelolaan Bersama Kanal Banjir Barat Dideklarasikan

SEMARANG ? Sebanyak enam unsur perwakilan dari Kementerian PU hingga tokoh masyarakat menandatangani deklarasi Pengelolaan Bersama Kanal Banjir Barat belum lama ini, di Gedung Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Keenam unsur yang menandatangani deklarasi meliputi Wakil dari Kementerian PU Bidang Sumber Daya Air, Wakil dari Balai Besar Wilayah Sungai, Wakil dari Pengelola SDA? Tingkat Provinsi Jawa Tengah, Wakil dari Pengelola SDA Tingkat kabupaten/Kota, Wakil Perguruan Tinggi Jawa Tengah, dan Wakil dari Tokoh Masyarakat. Penandatanganan deklarasi tersebut memang bukan tanpa alasan demi menyadari sepenuhnya bahwa kerusakan sumber daya air dan lingkungan hidup sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Jadi, diperlukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaannya melalui kerjasama pengelolaan sumber daya air. Ir. Pitoyo Subandrio, Dipl. HE mewakili Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum menuturkan, pengelolaan sumber daya air permukaan tidak dibatasi oleh batas administratif suatu daerah, namun oleh batas ekologis dan hidrologis, serta berbasis wilayah sungai. ?Di dunia ini hanya air yang bisa mengakibatkan krisis secara serentak, mulai krisis ekonomi, politik hingga pertahanan dan keamanan. Dengan mengelola air secara terpadu, kita bisa mencapai ketahanan pangan, ketahanan air dan ketahanan energy sekaligus,? katanya. Menurutnya, deklarasi yang menghasilkan Panca Karsa Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air, meliputi kerjasama pengelolaan kanal banjir barat yang terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah perlu dilakukan di bawah koordinasi BBWS Pemali Juana Melalui Satuan Kerja Khusus/Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Kanal Banjir Barat (SNVT KBB); "Perlu disusun kesepakatan bersama pengelolaan dan perjanjian kerjasama pengelolaan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, sinergitas serta peran serta para pihak yang terlibat mutlak diperlukan," tambahnya. Poin penting lainnya adalah pembentukan dan pemberdayaan Komunitas Masyarakat Peduli Sungai di sepanjang sungai guna keberlanjutan fungsi sungai dengan berperan membantu pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai "Selain itu, perlu dipetakan interaksi dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka pengelolaan lingkungan dan kolaborasi guna mengembangkan perencanaan pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat di sekitar sungai dan perlunya Pengamanan Prasarana dan Sarana Sumber Daya Air secara terus menerus, konsisten dan berkelanjutan," tandasnya.

27 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Debit Sungai Masih Tinggi, Tanggul Wulan Sulit Ditutup
Debit Sungai Masih Tinggi, Tanggul Wulan Sulit Ditutup

Hingga hari kedua pasca banjir susulan, petang ini, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana melansir bahwa ketinggian muka air Sungai Wulan masih lima meter di atas permukaan laut. Pengurukan tanggul kanan Sungai Wulan yang jebol ini baru bisa dilakukan jika ketinggian air maksimal 3,5 meter. Hal itu diungkapkan Kepala BBWS Pemali Juana, Is Prasetyo Basuki saat dihubungi, Senin (22/4). Menurutnya, debit air di Bendung Klambu hingga pukul 14.00 Wib masih 450 meter kubik per detik. "Jika ketinggian muka air bisa turun menjadi 3,5 meter di atas permukaan laut maka debit Sungai Wulan harus berkurang menjadi 300 meter kubik per detik," terangnya. Disinggung pengaturan pembuangan air melalui pintu Bendung Kelambu yang menuju ke Sungai Wulan agar tidak dibuka tinggi, kata dia, hal itu sudah dikoordinasikan dengan Dinas PSDA Provinsi. Meski begitu, penanganan darurat tanggul saat ini dilakukan dengan penutupan menggunakan jumbo bag. Kantong dengan kapasitas volume hingga satu ton ini diisi material tanah uruk. Adapun tanah urukan tersebut didatangkan dari Bareng Jekulo (Kudus) yang berjarak sekitar 35 kilometer dari lokasi jebolnya tanggul. Sekitar 1.000 jumbo bag disiapkan untuk menahan tanggul.

22 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
BBWS Prediksikan Banjir Demak Surut Tengah Malam
BBWS Prediksikan Banjir Demak Surut Tengah Malam

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana kesulitan menutup tanggul kanan Sungai Wulan yang jebol, dikarenakan debit air masih tinggi. Perbaikan tanggul baru bisa dilakukan besok.

Hal itu dikatakan Kepala BBWS Pemali Juana, Is Prasetyo Basuki saat dihubungi, Minggu (21/4). Banjir susulan yang terjadi semalam itu, kata dia, debit Sungai Wulan mencapai 900 meter kubik per detik.

Hingga pukul 08.00, hari ini (21/4), debit Bendungan Wilalung sudah turun menjadi 600 meter kubik per detik. Bendungan Wilalung mengalirkan Sungai Serang menuju arah Juana Pati dan Sungai Wulan Kudus serta Demak.

"Kami perkirakan surutnya banjir di Mijen ini sekira pukul 23.00. Sebab perjalanan air dari Bendung Wilalung sampai ke Sungai Wulan di Demak berlangsung 15 jam," urainya.

21 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Tanggul Wulan Jebol Lagi, 1.663 Jiwa Mengungsi
Tanggul Wulan Jebol Lagi, 1.663 Jiwa Mengungsi

Untuk kedua kalinya, tanggul kanan Sungai Wulan kembali jebol. Akibatnya dua desa di Kecamatan? Mijen, Demak terendam banjir lebih dari satu meter. Kedua desa tersebut meliputi Desa Jleper dan Desa Ngelo Kulon. Kasi Rekonstruksi Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Agus Budiyono menyebutkan, jebolnya tanggul terjadi Sabtu (20/4) sekira pukul 21.00 Wib. Selang satu jam, lanjutnya, banjir menggenangi permukiman sehingga ribuan warga terpaksa mengungsi. Hingga hari Minggu (21/4) pukul 10.45 Wib, jumlah warga yang menempati tempat pengungsian sekitar 1.663 jiwa. "Bersama dengann PMI dan Korem, kami mendirikan posko pengungsian di tujuh titik lokasi banjir," kata Agus Budiyono. Ketujuh lokasi itu antara lain SDN2 Pecuk, Madrasah Diniyah Al Qoriyah, MI Al Islam, UPTD Pengairan Mijen, Balai Desa Jleper, sejumlah rumah warga di Desa Pecuk, dan Ruko Rajawali di Welahan Jepara. Hingga kini, lanjutnya, ketinggian air di dua desa yang terendam banjir rata-rata 90 cm. "Evakuasi masih terus berjalan, namun warga lebih sigap menanggapi bencana. Sebab mereka banyak belajar dari banjir? sebelumnya," terangnya.

21 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Tanggul Sungai Wulan Ditutup
Tanggul Sungai Wulan Ditutup

DEMAK - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana berencana membangun tanggul permanen pada lokasi jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan.

Kondisi tanggul yang jebol di Desa/Kecamatan Mijen, Demak itu, kini sudah ditutup dengan ketinggian sekitar lima meter.

Kepala BBWS Pemali Juana, Is Prasetyo Basuki mengatakan, ele?vasi tanggul akan ditinggikan menjadi 9 meter dalam tempo sepekan ke de?pan. Perbaikan tanggul tersebut sa?ngat mendesak karena bertujuan untuk menutup limpasan air sungai di wilayah terdampak banjir dan? mengamankan desa di luar peta terdampak.

??Dengan elevasi lima meter ini, de?bit Sungai Wulan yang mengalir su?dah turun menjadi 400 meter ku?bik,?? ujarnya, saat dihubungi, ke?marin.

??? Selanjutnya, kata dia, BBWS Pe?mali Juwana akan meminta bantuan Pusat Penelitian dan Pe?ngem?ba?ngan (Puslitbang) Sumber Daya Air, Balitbang Kementerian PU di Bandung untuk meneliti tanah dasar fondasi tanggul. Pasalnya, tanah tanggul tergolong labil dan mengalami penurunan.

Hasil kajian itu, ungkap Is, menjadi pertimbangan untuk membangun tanggul secara permanen. Belum bisa dipastikan faktor penyebab turunnya permukaan tanah tanggul. Hanya saja, di sekitar tanggul terdapat bangunan beton bekas peninggalan Belanda.

Pusaran Air

Bangunan tersebut, kata dia, ber?potensi memunculkan pusaran air se?hingga bisa menggerus badan tanggul dan menyebabkan permu?kaan tanah turun. Karena itu, pi?hak?nya akan mengusulkan bangunan tersebut dibongkar.

Sebenarnya, lanjut Is, sudah dilakukan penumpukan karung-karung pasir untuk mengatasi penurunan muka tanah tanggul. Namun karena aktivitas penumpukan karung-karung pasir itu kalah cepat dengan laju aliran sungai yang berasal dari pembuangan Bendung Klambu. Akibatnya, tanggul tersebut jebol sepanjang 50 meter dan menyebabkan Kecamatan Mijen serta Wedung terendam banjir selama beberapa hari.

Menurutnya, kendala perbaikan tanggul ini seputar material tanah uruk dan akses jalan yang sulit dilalui. Sehubungan dengan itu, pihaknya harus mendatangkan tanah urukan sejauh 30-40 kilometer dari lokasi jebolnya tanggul. Material tanah di sekitar tanggul termasuk jelek karena berjenis lempung hitam.

Ditambahkannya, limpasan air dari Sungai Wulan yang semula menggenangi permukiman di se?jumlah desa Kecamatan Mijen dan Wedung kini berbalik masuk ke spillway Serang Welahan Drain (SWD). Kondisi SWD sendiri, saat ini malah jebol.

??Ke de?pan, tanggul-tanggul kritis di sepanjang aliran Sungai Wulan juga akan diperkuat,?? terangnya. (J9-64)

18 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
BBWS Persiapkan Bendung Karet
BBWS Persiapkan Bendung Karet

PATI - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana kini tengah mempersiapkan pamasangan dua unit bendung karet atau yang biasa disebut bendung kembang kempis di alur Kali Juwana. Survei lokasi penempatan bendung itu sudah dilakukan bersama Bidang Pengairan dan ESDM Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Pati. Di samping itu, konsultan perencana juga sudah menandatangani kontrak pekerjaan perencanaan. Karena itu, diharapkan dalam waktu dekat agar segera turun ke lapangan, sehingga hal-hal yang berkait dengan fasilitas sarana penunjang bisa masuk dalam perencanaan yang disusunnya. Dengan demikian, ujar Kepala Bidang Pengairan dan ESDM DPU Pati H Samadi ST, paling lambat Tahun Anggaran 2014 pemasangan bendung yang harga per unit Rp 40 miliar itu sudah bisa dilakukan. Bila hal itu benar-benar bisa terwujud, maka daerah sepanjang alur Kali Juwana akan menjadi lumbung padi. Sebab, pada musim kemarau para petani yang mempunyai lahan di sepanjang alur kali itu tetap akan bisa menanam padi. Hal itu mengingat, proses pengoperasian bendung itu hanya pada musim kemarau, untuk mencegah agar air laut yang pasang tidak menyodok hingga jauh ke hulu. Karena itu, air tawar dari banyak anak kali yang berhulu di kawasan Pegunungan Kendeng utara ataupun Lereng Muria bisa tertampung di bendung kembang kempis itu. ''Sehingga pada musim kemarau petani tinggal memilih, untuk menanam palawija atau tetap menanam padi,'' ujarnya. Sebaliknya, ucap Samadi, jika musim hujan bendung itu harus dikempiskan, karena petani bercocok tanam padi tidak lagi membutuhkan air kali tersebut. Hanya, saat membutuhkan air untuk keperluan yang sama, petani harus menyediakan perlengkapan berupa pompa air agar air bisa sampai di lahannya. Mengingat hal tersebut, di lokasi bendung itu harus tersedia lahan berukuran 20 X 20 meter. Lahan ini untuk pendirian bangunan rumah pompa dan sisanya tempat parkir kendaraan jika petugas sewaktu-waktu harus mengecek kondisi bendung itu. Berdasarkan pertimbangan itu, pihaknya bersama petugas dari BBWS Pemali-Juwana dalam survei lokasi akan menempatkan bendung kembang kempis itu, untuk satu unit di Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, atau di hulu Jembatan Ngantru. Dari lokasi bendung itu, kebutuhan air petani pada musim kemarau dapat mencakup sampai kawasan hulu. Yakni beberapa desa di wilayah Kecamatan Gabus, Kecamatan Kota Pati, Margorejo, dan Kecamatan Kayen seperti di Desa Talun yang sebentar lagi akan dicanangkan sebagai desa wisata.

15 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Perbaikan Embung Keso Tanggung Jawab Rekanan
Perbaikan Embung Keso Tanggung Jawab Rekanan

  • Masih Masa Pemeliharaan

REMBANG - Kerusakan Em?bung Keso di Desa Tlogotunggal, Kecamatan Sumber, Kabupaten masih menjadi tanggung jawab rekanan. Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Rembang Sinarman mengatakan, proyek itu kini masih dalam masa pemeliharaan oleh rekanan.

Sinarman menambahkan, em?bung yang dibangun tahun 2012 lalu merupakan bantuan Pemprov Jawa Tengah. ''Karena masih da?lam masa pemeliharaan, perbaikan kerusakan apapun merupakan tanggung jawab rekanan,'' jelasnya, Senin (8/4).

Sejak diberitakan adanya keru?sakan embung baru itu, DPU sudah menghubungi pelaksana proyek. Dalam waktu dekat perbaikan akan segera dilakukan.

?''Untuk perbaikan tanggul sudah kami sarankan menggunakan alat berat. Rekanan setuju mendatang?kan alat berat untuk memperbaiki tanggul yang longsor,'' katanya.

Talut

Dari pengecekan tim DPU diketahui, kerusakan embung bukan karena kesalahan konstruksi. Tim menemukan pasangan bangunan embung sudah dikerjakan dengan baik.? Jika talut yang ambrol dan tebing selatan longsor disebabkan kualitas yang buruk, lanjut Sinar?man, maka pasangan bangunan embung juga akan rusak.

''Kalau melihat longsornya, pasangan bangunan embung baik. Jika campuran pasangan bangunan jelek, maka pasangan bangunan pasti hancur. Jadi ckerusakan embung dipastikan karena struktur tanah terjadi penurunan,'' kata Sinarman.

Sinarman menolak anggapan tidak adanya pengawasan terhadap proyek dari provinsi maupun pusat di kabupaten itu. Menurut dia, se?mua pekerjaan, baik mengguna?kan dana pemkab, provinsi mau?pun pusat pasti diawasi sesuai struk?tur dalam aturan perpres yang berlaku.

Terkait upaya mengatasi dam?pak kekeringan di kabupaten itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BB?WS) Pemali-Juwana tahun ini berencana membangun lima embung baru. Pekerjaan itu akan ditangani langsung oleh BBWS Pemali-Juwana.

08 April 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Aksi Bersih Bersih Sungai Banjir Kanal Barat Dalam Peringatan HAD XXV 2017
Aksi Bersih Bersih Sungai Banjir Kanal Barat Dalam Peringatan HAD XXV 2017

Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia ke-XXV tahun 2017, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) melalui Balai Besar /Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS) secara serentak melakukan berbagai aksi nyata di 34 provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah gerakan bersih sungai Banjir Kanal Barat yang dilaksanakan BBWS Pemali Juana.

?Kegiatan hari ini berupa aksi bersih sungai bersama komunitas peduli sungai, masyarakat sekitar, TNI dan tim dari BBWS maupun dari pemerintah kota yang dilakukan mulai dari Bendung Simongan sampai Jembatan Siliwangi Banjir Kanal Barat Kota Semarang. Selain itu juga penebaran 100.000 benih ikan untuk menjaga ekosistem di sekitar Banjir Kanal Barat.

Sesuai dengan tema Hari Air Dunia tahun ini yaitu ?Air dan Air Limbah?, lebih lanjut Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno menerangkan bahwa sungai merupakan sumber kehidupan yang dalam perkembangannya menjadi salah satu badan air yang terkena pencemaran dari berbagai kegiatan rumah tangga, industri dan pertanian.

?Untuk itu, aksi bersih sungai ini dilakukan sebagai langkah-langkah peningkatan kesadaran kepada masyarakat bahwa sungai harus dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk air bersih sesuai dengan peraturan yang berlaku.?

Dalam acara yang juga dihadiri oleh pemerintah daerah, dinas, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat setempat dan komunitas peduli sungai, Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno mengharapkan terjalin koordinasi dan kerja sama dengan semua pihak tersebut untuk mengawasi, melindungi serta menjaga kualitas air sungai dengan meningkatkan sinergitas seluruh pihak.

Terutama dengan hadirnya komunitas-komunitas peduli sungai dalam acara yang berlangsung di bantaran Kanal Banjir Barat ini, Kepala BBWS Pemali Juana berharap komunitas dapat menjadi motor penggerak di wilayahnya dalam hal menjaga kualitas air sungai dan meningkatkan kepedulian masyarakat akan kondisi sungai di sekitar tempat tinggalnya.

?Aksi bersih sungai diharapkan dapat menjadi agenda rutin bersama dengan masyarakat di sekitar sungai,? sebut Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno.

Pada kesempatan yang sama, Panitia HAD tahun 2017 di BBWS Pemali Juana,  menjelaskan bahwa rangkaian acara Hari Air Dunia di BBWS Pemali Juana telah dimulai sejak tanggal 20 Maret, diantaranya yaitu Lomba Fotografi Hari Air Dunia, Bersih Bersih Sungai Banjir Kanal Barat, Penanaman Pohon di Waduk Diponegoro, Field Trip di Rawa Pening, talkshow serta diskusi panel dan pengumuman pemenang lomba Fotografi.

 

23 Maret 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Sambutan Menteri Pekerjaan Umum Pada Upacara 17 Agustus 2013
Sambutan Menteri Pekerjaan Umum Pada Upacara 17 Agustus 2013

[embed]http://www.pu.go.id/images/uploads/banner/announce20130816143658.pdf[/embed]

16 Maret 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Warga dan Pekerja Selamatan
Warga dan Pekerja Selamatan

TIUPAN angin berhembus cukup kencang. Puluhan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) berlarian dan berebut makanan. Kera-kera itu tak peduli dengan sekumpulan orang-orang yang berkumpul dan duduk di atas tikar di lahan parkir kawasan wisata Gua Kreo, Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Jumat (2/3) sore.

Beragam makanan, seperti ingkung ayam, jajan pasar, nasi ikan asin, nasi urap dan sayuran dikelilingi oleh sekitar 20-an orang. Sesekali kera-kera yang usil itu mencoba mendekati makanan, namun berhasil dihalau. Setelah petugas MC membuka acara, kera-kera itupun ikut terdiam di beberapa sudut parkiran dan duduk di ranting-ranting pohon. Setelah Project Officer PT Waskita Karya Heddy Tri Harmawan, Camat Gunungpati Bambang Surono, dan Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana (BBWSPJ) Bambang Astoto memberikan sambutan, ulama setempat Jumianto pun membacakan doa. Setelah itu, warga bersama para pekerja menyantap makanan yang telah disediakan sebelumnya. Beberapa kera pun terlihat mendekat, karena dari salah satu warga melempar makanan ke arah parkiran. Ya, itulah suasana kawasan wisata Goa Kreo sore itu. Warga dan para pekerja proyek Waduk Jatibarang sengaja berkumpul untuk menggelar selamatan. Tri Harmawan, sebagai salah satu pelaksana proyek Waduk Jatibarang menuturkan, selamatan itu dilakukan bersama warga sebagai bentuk doa dan harapan kepada Tuhan agar proyek pembangunan Waduk Jatibarang segera selesai dan tidak mengalami kendala. Ditutup ''Selamatan ini secara khusus juga untuk mengawali pembongkaran jembatan yang menghubungkan Talunkacang dengan Gua Kreo. Jembatan itu akan kita ganti dengan yang lebih baik, dengan panjang sekitar 64 meter dan lebar tiga meter. Karena akan dibongkar, para wisatawan yang akan berkunjung ke Goa Kreo pun untuk sementara waktu tidak diperkenankan memasuki kawasan itu hingga jembatan yang baru terpasang dan dibuka untuk pejalan kaki. ''Proyek ini kita mulai pada 20 Februari sampai September 2013, tapi khusus untuk jembatan, akan selesai 9-10 bulan saja,'' ujar Tri

03 Maret 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pembukaan Lahan Percepat Sedimentasi
Pembukaan Lahan Percepat Sedimentasi

Pengalihan fungsi lahan konservasi di Semarang atas mempercepat pengurangan usia Waduk Jatibarang. Tanpa adanya daya dukung penataan ruang hijau, maka mega proyek yang didanai dari pinjaman Jepang sekitar Rp 1,6 triliun itu hanya akan membuat pendek umur waduk.

?Pembukaan lahan di Semarang atas untuk permukiman secara terus menerus bisa meningkatkan laju sedimentasi dan mengurangi umur waduk,? ujar Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana (BBWSPJ) Bambang Astoto, kemarin.

Menurutnya, Waduk Jatibarang didesain untuk membendung air mencapai 20 juta m3 yang dihasilkan dari Kali Kreo. Pasalnya, volume air bah dari Kali Kreo ini memberi kontribusi besar terhadap peningkatan debit air di Kaligarang.

Waduk itu terdiri atas tiga paket kegiatan. Paket A adalah normalisasi Banjirkanal Barat dan Rehabilitasi Dam Simongan. Paket B meliputi Pembangunan Dam Simongan.

Kedua paket tersebut, lanjutnya, dikerjakan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui BBWS Pemali Juwana. Sedangkan Paket C meliputi drainase kota yang meliputi Kali Semarang dan Kali Asin.

Disinggung desain awal kontruksi Waduk Jatibarang dirancang untuk bisa bertahan hingga berapa tahun, Bambang tidak bisa memastikan. Pembangunan Waduk Jatibarang ini memecah laju debit air dari tiga sungai yakni, Kreo, Kripik dan Garang.

Jika di lokasi itu tanpa adanya waduk, laju debit air bisa mencapai 270 m3/detik. Sedangkan dengan adanya waduk laju debit air bisa ditekan menjadi 100 m3/detik. Adapun aliran air dari ketiga sungai itu, bermuara di Banjirkanal Barat. Laju debit air di Banjirkanal Barat jika tanpa waduk bisa mencapai 970 m3/detik.

?Dengan adanya Bendungan Simongan laju debit air bisa berkurang menjadi 740 m3/detik,? katanya.

10 Februari 2013 Selengkapnya