09 Januari 2014 Selengkapnya
09 Januari 2014 Selengkapnya
Atas rusaknya tanggul penahan ombak di wilayah pantai Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang segera melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana.
Koordinasi dengan BBWS itu terkait kemungkinan ada proyek penahan gelombang di wilayah itu ternyata tidak ada. "Tapi oleh BBWS kami akan dibantu material berupa bronjong untuk bisa dipakai sebagai penahan ombak," kata Bambang Rudi Hartono SH SPH MH, Kabid Kedaruratan dan Logisitik BPBD Kota Semarang, Selasa (24/12).
Bronjong itu, menurut dia, sepanjang 75 meter dan harus diisi batu. "Kami sudah menawarkan apakah para warga sendiri yang akan mengisi batu, tapi mereka menolak karena ketiadaan biaya, maka bronjong itu belum bisa dipasang," sambung Bambang Rudi.
Kelak bronjong yang sudah diisi oleh batu-batuan ini menurut dia bisa ditempatkan di atas talud lama yang kini kondisinya sudah rusak akibat empasan ombak gelombang pasang. Adalah pihak Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kota Semarang yang berwenang untuk menganggarkan pada tahun anggaran 2014.
24 Desember 2013 Selengkapnya
Sekitar 230 hektare tanaman padi dan cabe di Desa Tajemsari, Curug dan Curug Kecamatan Tegowanu, Grobogan, terancam busuk karena terendam banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter akibat tanggul Kali Buangan I (KB-I) di Dusun Plosorejo Desa Tajemsari jebol. Hingga Rabu (18/12/2013) malam, air belum juga surut. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah berusaha memperbaiki tanggul yang jebol tersebut dengan alat backhoe (bego). ?Tanggul jebol terjadi Selasa (17/12/2013) malam. Jika dua hari ke depan air belum juga surut, dikhawatirkan tanaman padi yang ada terancam busuk dan mati,? kata Camat Tegowanu Tatang Wahyu SH kepada KRjogja.com. Selain tanaman padi dan cabe, sekitar 75 rumah penduduk juga tergenang setinggi 40 cm. Karena posisi sungai lebih tinggi, arus sungai sulit terkendali masuk areal tanaman padi dan pemukiman penduduk. ?Derasnya arus sungai dari arah hulu juga terus menggerus tanggul. Akibatnya, titik tanggul yang jebol melebar hingga sekitar 25 meter,? terangnya. Jebolnya tanggul ini juga memutus jalur alternatif antara Desa Curug dan Tajemsari. Akibatnya, akses ekonomi antara dua desa terganggu. Puluhan siswa asal Dusun Plosorejo yang menempuh pendidikan di SMPN 2 Curug terpaksa tidak masuk sekolah. Kepala Desa Tajemsari Pujianto mengatakan pada Selasa malam warga sudah diperingatkan agar bersiap melakukan evakuasi jika debit air Sungai KB-I? bertambah. Alasannya, tanggul Sungai KB-I di desanya sering jebol jika elevasinya melebihi batas ambang.
19 Desember 2013 Selengkapnya
Proyek pembangunan Waduk Jatibarang yang sudah mencapai 98 persen masih terkendala penggantian rugi lahan di bawah beberapa tower yang terdampak genangan. Dari 61 bidang tanah, masih terdapat tujuh bidang belum mencapai kesepakatan harga. Satuan kerja pembangunan Waduk Jatibarang menargetkan sebelum 20 Desember masalah itu terselesaikan. Kepala Satker Pembangunan Waduk Jatibarang, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Anang Muchlis berujar, permasalahan itu mencuat ketika jumlah tower tegangan tinggi di dalam area genangan waduk melebihi dari perhitungans semula. Awalnya, hanya ada tujuh tower ternyata ada 12 tower di lapangan. "Semua tower sudah kami bangun lagi, sekarang beberapa sudah mulai penyambungan kabel. Kira-kira dua minggu lagi selesai," katanya saat ditemui di kantornya, Rabu (18/12/2013). Ia berujar, setelah masalah itu beres. Tahap selanjutnya adalah ujicoba atau penggenangan awal. Pihaknya sudah mendapat sertifikasi dari Komisi Keamanan Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan pengisian air genangan di waduk. Rencananya, penggenangan tersebut dilakukan pada pertengahan Januari 2014. Konsultan Supervisi Pembangunan Waduk Jatibarang, Dodhy Indrawirawan, menambahkan ada beberapa tahap penggenangan. Pada pertengahan Januari, penggenangan akan dilakukan setingggi saluran air intake atau 150 meter. "Kami memperkirakan untuk lama penggenangan sampai sebulan, kami menggantungkan proses pengisian waduk dari air hujan terlebih dulu," ucapnya. Setelah itu, pihaknya akan mulai melakukan ujicoba lagi dengan memenuhi Waduk Jatibarang hingga air penuh. Jika lancar, maka waduk akan penuh dalam waktu dua bulan hingga tiga bulan. "Itu juga tergantung hujan," katanya. Dodhy menambahkan, setelah Waduk Jatibarang penuh air, nantinya akan kembali dikosongkan. Pihaknya akan mengecek apakah ada wilayah tanggul yang longsor atau tidak. "Kalau operasionalnya mungkin baru bisa Januari 2015. Setahun ini kan masa pemeliharaan," jelasnya.
19 Desember 2013 Selengkapnya
Jumadi (70), warga Desa Tanggungharjo, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Rabu (18/12/2013) tertimbun batu ketika tengah menambang di Pegunungan Kendeng Selatan desa setempat. Hingga saat ini, korban belum berhasil dievakuasi Tim SAR BPBD Grobogan karena alat backhoe yang didatangkan ke lokasi tidak berani mendekat. Menurut keterangan beberapa warga, musibah runtuhnya tebing Pegunungan Kendeng Selatan tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Pagi itu, korban bersama Kasto (35), anaknya, tengah asyik bekerja menaikkan batu kapur ke atas truk. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari atas. Ternyata tebing yang ditambang menyerupai goa berdiamater sekitar 20 meter tersebut ambrol. Korban yang berdiri persis di bawah mulut rongga tidak berhasil menyelamatkan diri. Kakek itu terkubur hidup-hidup dan tertutup ratusan bongkahan batu kapur. Kasto bersama kernet truk Monyong (35) dan sopir truk Parjuni (50), langsung menyelamatkan diri. Kejadian itu langsung dilaporkan ke perangkat desa dan dilanjutkan ke Muspika serta ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Untuk mengevakuasi korban, BPBD setempat mengerahkan puluhan anggota SAR, dibantu SAR BPBD Jateng, anggota Polres dan Kopdin 0717 Purwodadi. ?Karena banyak material batu kapur yang menimbun korban, serta tebing yang ada rawan ambrol, upaya evakuasi tidak bisa dilakukan secara manual. Kami langsung minta bantuan PT Semen Grobogan untuk mendatangkan backhoe,? ujar Kepala BPBD Grobogan Ir Agus Sulaksono MM. Setelah dilakukan pengerukan selama dua jam, operator backhoe tidak berani meneruskan karena takut tebing di atas ambrol dan akan mengubur alat berat tersebut. Sehingga pengerukan dan proses evakuasi terpaksa dihentikan. ?Panjang arm (lengan) backohoe yang didatangkan hanya empat meter. Jika backhoe dipaksakan mendekat, khawatir tebing ambrol lagi akibat kena getaran mesin dan akan mengenai backhoe. Untuk itu perlu backhoe yang lengannya delapan meter,? jelas Agus. Rencana, BPBD setempat, Kamis (19/12/2013) pagi akan melanjutkan evakusi dengan mendatangkan backohoe berlengan delapam meter dari bantuan sebuah perusahaan dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
18 Desember 2013 Selengkapnya
Debit air tinggi dan arus deras melebihi normal; inilah kondisi Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Sabtu (14/12) sore. Tapi menurut warga Kelurahan Ngemplak Simongan, salah satu wilayah terdekat dengan BKB, kondisi? itu masih cukup aman. Indikasi aman itu terlihat pada ukuran ketinggian air yang terdapat di pintu air Pleret. ?Ya, memang kalau di atas (Ungaran, Red) hujan, maka airnya akan terbawa sampai sini, tapi ini masih wajar-wajar saja meskipun arusnya sangat? deras,? kata Muhari (42), warga setempat, Sabtu (14/12). Sampai pikul 17.26 WIB, permukaan air memang masih terus meninggi, bahkan sudah melebihi angka 50 dan hampir menyentuh angka 100. Jika permukaan air menutup warna hijau, dan mulai menyentuh warna kuning, tampaknya perlu diwaspadai, kata? warga. Sejak normalisasi BKB rampung hampir setahun lalu, kondisi sungai sangat berbeda. ?Sekarang pascanormalisasi, luas sungai dilebarkan sehingga air yang tertampung bisa lebih banyak,? kata Konsultan Supervisi Pembangunan Waduk Jatibarang, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali ? Juana, Dodhy Indrawirawan, Sabtu (14/12). Menurut dia, kondisi seperti itu tidak perlu dikhawatirkan.
15 Desember 2013 Selengkapnya
Debit air tinggi dan arus deras melebihi normal; inilah kondisi Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Sabtu (14/12) sore. Tapi menurut warga Kelurahaj Ngemplak Simongan, salah satu wilayah terdekat dengan BKB, kondisi? itu masih cukup aman. Indikasi aman itu terlihat pada ukuran ketinggian air yang terdapat di pintu air Pleret. "Ya, memang kalau di atas (Ungaran, Red) hujan, maka airnya akan terbawa sampai sini, tapi ini masih wajar-wajar saja meskipun arusnya sangat? deras," kata Muhari (42), warga setempat, Sabtu (14/12). Sampai pikul 17.26 WIB, permukaan air memang masih terus meninggi, bahkan sudah melebihi angka 50 dan hampir menyentuh angka 100. Jika permukaan air menutup warna hijau, dan mulai menyentuh warna kuning, tampaknya perlu diwaspadai, kata? warga. Sejak normalisasi BKB rampung hampir setahun lalu, kondisi sungai sangat berbeda. "Sekarang pascanormalisasi, luas sungai dilebarkan sehingga air yang tertampung bisa lebih banyak," kata Konsultan Supervisi Pembangunan Waduk Jatibarang, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali - Juana, Dodhy Indrawirawan, Sabtu (14/12). Menurut dia, kondisi seperti itu tidak perlu dikhawatirkan.
14 Desember 2013 Selengkapnya
Sedikitnya lima waduk besar di Jawa Tengah akan diperbaiki. Perbaikan dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum. "Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan irigasi. Khususnya bagi area pertanian di lingkungan waduk," kata Kasi Pelaksanaan Operasional dan Pemeliharaan BBWS Pemali Juana, Suroto, kemarin. Suroto menguraikan, lima waduk besar yang akan diperbaiki adalah Waduk Sangeh, Simo, dan Nglangon di Kabupaten Grobogan, Waduk Nggreneng di Blora, dan Waduk Cacaban di Kabupaten Tegal. Lima waduk tersebut kini dalam proses pelaksanaan fisik dengan fokus pekerjaan yang beragam. "Untuk Waduk di Cacaban, perbaikan fokus pada plunger pipa hidromekanikal. Pipa itu gunanya untuk mengatur pasokan air ke irigasi pertanian," terangnya. Selain lima waduk tersebut, juga ada sejumlah waduk lain yang menjadi perhatian pihak BBWS Pemali Juana. Di antaranya, waduk Penjalin di Kabupaten Brebes. Suroto menjelaskan, total biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan waduk-waduk tersebut mencapai puluhan miliar rupiah. "Di waduk Penjalin dan beberapa waduk lainnya, kami masih menyusun detail engineering design (DED) serta rancangan untuk upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UPL-UKL)," urainya. Adapun memasuki musim penghujan, volume air di waduk Cacaban terus meningkat dan mencukupi untuk kebutuhan irigasi di sekitar 7.000 hektare lahan pertanian. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Pemali Comal, Eko Yunianto mengemukakan, dari data yang masuk beberapa hari lalu, volume dan elevasi air waduk jauh di atas angka rencana. Dari perencanaan, elevasi diperkirakan setinggi 67,27 meter di atas permukaan laut (dpl), sedangkan di lapangan, elevasi mencapai 71,38 meter dpl. "Untuk volume air, perencanaan 5,98 juta meter kubik, namun realisasi di lapangan, volume air waduk mencapai 17,4 juta meter kubik. Itu artinya kebutuhan air untuk pasokan irigasi cukup aman," tandasnya.
13 Desember 2013 Selengkapnya
Semarang (4/12) ? 500 bibit pohon telah ditanam di Waduk Jatibarang pada Minggu (1/12). Penanaman tersebut dilakukan oleh Komunitas Hijau Nunggak Semi dan Wahana Pecinta Lingkungan Hidup (Wapalhi) Politeknik Negeri Semarang (Polines). Kegiatan yang mengusung tema ?2000 Bibit untuk Bumiku? ini bertujuan untuk merehabiltasi lahan kritis di sekitar lereng waduk yang rawan akan tanah longsor, serta memperindah waduk yang kedepannya akan menjadi objek pariwisata di Kota Semarang. Selain itu, kegiatan ini termasuk dalam serangkaian perayaan 30 tahun usia Wapalhi. ?Hari ini kita sudah menanam 500 bibit pohon dari 10 jenis tanaman buah. Sisanya akan ditanam pada acara Green Festival Taman Sampangan pada Sabtu (7/12) hingga Minggu (8/12) mendatang. Itu juga termasuk rangkaian kegiatan kita bersama teman-teman komunitas pecinta alam yang lain,? jelas Adhiansyah selaku ketua panitia. Acara penanaman pohon ini diikuti oleh 150 partisipan dari berbagai komunitas mahasiswa pecinta alam (mapala) di sekitar Semarang dan Jawa Tengah. Acara ini dihadiri pula oleh Presiden Mahasiswa Polines, Jamil Abdul Rozaq dan beberapa perwakilan dari Resimen Mahasiswa (Menwa) serta Korps Suka Rela (KSR) Polines. ?Acara ini seru banget, saya bisa menambah teman-teman baru dari mapala Unnes, Unissula dan teman-teman dari Polines sendiri. Kita juga bisa melatih kerjasama walaupun kita dari berbagai komunitas?, tutur Ahmad Yusuf, salah satu anggota Wapalhi. ?Ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kita untuk lingkungan hidup serta bentuk kecintaan kita terhadap alam?, tambahnya. Dilihat dari partisipan yang jumlahnya cukup banyak, menanam 500 bibit pohon dianggap terlalu sedikit bagi sebagian partisipan. ?Kita menanam 500 bibit, sedangkan pesertanya ada 150 orang, dimana tiap orangnya hanya menanam sekitar 3 pohon, kan sayang. Sebenarnya saya rasa kita bisa menanam lebih banyak pohon lagi. Semoga next time masih bisa?, tutur Nining, anggota Komunitas Hijau Nunggak Semi. Kegiatan ini diharapkan bisa dilakukan di lokasi lain yang dirasa masih butuh penghijauan. Diharapkan kegiatan ini juga bisa dijadikan sebagai kegiatan rutin untuk meningkatkan rasa kepedulian manusia terhadap lingkungan. Selain itu, diharapkan manusia lebih bisa menjaga dan merawat lingkungan, bukan hanya menanam lalu dibiarkan begitu saja. Manusia juga harus bisa memelihara, sehingga apa yang telah ditanam tidak? sia-sia. ?Pohon yang kita tanam ini akan terus kita kontrol dan diberi perawatan supaya apa yang kita tanam tidak sia-sia. Pengontrolan dan perawatan akan dilakukan oleh kami bekerjasama dengan BBWS Pemali Juana Waduk Jatibarang,? tutur Adhiansyah.
04 Desember 2013 Selengkapnya
SEMARANG - Pekerjaan bendung utama Waduk Jatibarang hingga kemarin telah mendekati selesai yakni mencapai elevasi 154 meter dari elevasi top 156 meter.
Sementara proses penggenangan pertama direncanakan akan dilakukan pada 18 atau 19 Desember mendatang, setelah ada rekomendasi dari tim Komisi Keamanan Bendungan. Kepala Satuan Kerja Non- Vertikal Tertentu (SNVT) Waduk Jatibarang Anang Mukhlis mengatakan, proses penggenangan ini masih terkendala dengan masalah kompensasi kepada warga yang tanahnya dilewati Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA.
??Dua belas tower SUTT sudah terbangun semua. Tetapi saat ditarik kabel, tanah masyarakat yang berada di bawah saluran memang harus mendapat kompensasi karena nilai ekonomisnya akan berkurang dan itu belum selesai,??kata Anang.
Nilai Kompensasi
Permasalahannya, nilai kompensasi yang diberikan menurut Dinas Pertambangan dan Energi terlalu kecil. ??Meskipun begitu, ini harus segera diselesaikan dan kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Jateng dan Pemkot Semarang.
Sebab target kami, 18 atau 19 Desember proses penggenangan pertama sudah harus dilakukan,??katanya. Dari sepanjang jalur SUTT, ada sekitar 61 bidang tanah di tiga kelurahan yakni Kedungpane, Kandri dan Jatirejo yang perlu segera diselesaikan terkait masalah kompensasi. ??Kami sudah melakukan 5 kali sosialisasi dan belum selesai,??katanya.
Terkait proses penggenangan waduk yang memiliki luas 189 hektare dan daya tampung total 20,4 juta meter kubik tersebut, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sudah dua kali melakukan pembahasan bersama di pusat bersama tim Komisi Keamanan Bendungan.
??Sebelum digenangi, tim tersebut akan datang dan akan melakukan pengkajian apakah bendung tersebut sudah memenuhi persyaratan teknis atau belum,??katanya.
Konsultan Supervisi Waduk Jatibarang bagian Monitoring Engineer, Dodhy Indrawirawan menambahkan, dari 12 tower SUTT150 KVAsudah dilakukan penarikan kabel di empat tower yakni tower 12, 11, 10 dan 9. ??Hingga kemarin sudah ada penarikan kabel di empat tower di Kelurahan Kedungpane,?? katanya.
04 Desember 2013 Selengkapnya
01 Desember 2013 Selengkapnya
Berdasarkan hasil pemetaan BPBD Rembang menyebutkan, sebanyak 13 kecamatan di daerah itu rentan terjadi banjir. Hal ini semakin diperkuat dengan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatolofi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, bahwa curah hujan di seluruh kawasan Kota Garam akan meningkat.
?Pada puncak penghujan yang diperkirakan pada Januari 2014 mendatang, curah hujan biasanya hanya 250 milimeter diprediksi naik antara 300 hingga 400 milimeter,? ujar Kepala BPBD Rembang Suharso, kemarin.
Dia mengatakan, Kecamatan Sluke menjadi satu-satunya wilayah yang masuk kategori paling aman dari banjir. Sedangkan 13 kecamatan lainnya tercatat sebagai daerah rentan banjir, tidak terkecuali kawasan perkotaan.
Suharso mengatakan, selain dipicu meningkatnya curah hujan, bencana banjir terjadi karena belum tuntasnya normalisasi aliran sungai dan saluran air di sejumlah kecamatan. Di antaranya di wilayah Patihan, Desa Sendangsari, Kecamatan Lasem dan di wilayah Pamotan.
?Selain itu perilaku masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan juga menjadi faktor penyebab terjadinya banjir. Untuk itu, jelang musim penghujan ini kami terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk memastikan saluran air di perkotaan bebas dari sumbatan sampah,? katanya.
Suharso menambahkan, saat ini pihaknya juga intens berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Upaya ini ditempuh untuk menjalin komunikasi antara penjaga pintu air embung.
Sebab para petugas tersebut diharapkan bisa siaga setiap saat untuk melaporkan pergerakan debit air.
?Koordinasi ini untuk meningkatkan jalinan komunikasi antara penjaga pintu air embung dengan warga di kawasan hilir. Penjaga pintu air kami harapkan bisa mengabarkan secara cepat, perkembangan debit embung kepada masyarakat di sepanjang alur keluaran air,? imbuhnya.
22 November 2013 Selengkapnya