Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Berita Terkini & Pengumuman
Pembenahan Saluran Banjir Undaan Mendesak
Pembenahan Saluran Banjir Undaan Mendesak

KUDUS- Keberadaan saluran banjir di Kecamatan Undaan yang dapat mengurangi genangan melalui Sungai Wulan dinilai sudah sangat mendesak.

Selain dapat menyelamatkan hunian sejumlah desa dari banjir, potensi kerusakan sawah petani dapat dikurangi, terutama saat musim penghujan. Kepala Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Edy Pranoto mengemukakan hal itu kepada Suara Merdeka, kemarin.

Ditambahkannya, seharusnya di Undaan terdapat sejumlah sarana pengairan seperti itu. ??Tetapi hingga saat ini hanya satu, yakni di depan balai desa.

Saluran itu biasa disebut saluran banjir Juwana 31B ,??katanya. Saluran banjir dapat digunakan untuk mengurangi genangan pada sawah dan permukiman di sejumlah desa, seperti Undaan Lor, Undaan Tengah, Wates, Larikrejo, Karangrowo, dan Ngemplak. Ditegaskannya, itu bukan untuk kepentingan warga Desa Undaan Lor saja.

Beberapa desa di sekitarnya yang lahan sawahnya terendam, juga dapat memanfaatkan sarana itu untuk mengurangi genangan. ??Saat genangan di sebelah timur tinggi, sebagian debit dialirkan ke Sungai Wulan,??tandasnya.

Perbaikan

Tentu saja, itu dapat dilakukan bila debit Sungai Wulan tidak terlalu besar. Bila debit Wulan besar, pintu air di tempat itu akan ditutup. Persoalannya, kondisi saluran banjir saat ini dianggap tidak lagi ideal.

Penyebabnya, karena saluran sangat dangkal, baik karena sedimentasi maupun sampah. Idealnya, untuk membersihkan saluran sepanjang 450 meter menuju ke Sungai Wulan itu harus menggunakan peralatan berat.

Selain itu, akan lebih baik bila sisi kiri dan kanan saluran ditambahkan penguat permanen. Khusus untuk pintu airnya, diharapkan dapat ditinggikan paling tidak sama dengan tanggulnya. Usulan itu sudah beberapa kali disampaikan kepada pihak terkait. Hingga saat ini, pihaknya masih terus menunggu realisasinya.

05 Februari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
SBY Datang, Jalur Pekalongan Mulus
SBY Datang, Jalur Pekalongan Mulus

PEKALONGAN - Kondisi jalan di sejumlah ruas di Kota Pekalongan dan sekitarnya, Selasa (4/2), mulai mulus. Hal itu terkait kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan ke kota batik itu. Begitu tiba di Stasiun Pekalongan, Presiden beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono langsung meninjau perbaikan jalan yang rusak di Jalan Mayjen S Parman. Meski cuaca tak mendukung, Presiden menyimak paparan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.

Presiden meminta proses perbaikan jalur pantura harus cepat selesai. ?Semoga perbaikan dilaksanakan tepat waktu, tidak membawa dampak yang makin buruk bagi masyarakat,? kata Presiden. Saat Presiden datang, proses penyelesaian masih berlangsung. Hermanto menjelaskan, curah hujan dengan intensitas tinggi sejak 17 Januari lalu telah membuat kerusakan di jalur pantura. Dari total panjang jalur di pantura 410 kilometer, sekitar 30 persen atau 130 kilometer mengalami kerusakan seperti ambles atau longsor. Presiden SBY dijadwalkan mengikuti rangkaian kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gedung Kanzuz Sholawat Habib Luthfiy bin Yahya.

Perbaikan Jalan

Dari pantauan jalan rusak, sekitar 50 lubang ada di jalur pantura Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, ditambal oleh tim Bina Marga. Pengawas Lapangan Bina Marga, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 06 Tegal Pemalang dan Pekalongan, Saudara Simarmata mengatakan, penambalan jalur Pantura baru difokuskan untuk wilayah Wiradesa Pekalongan.

Pengerjaannya dilaksanakan selama dua hari dengan menambal sekitar 50 lubang. Di Pemalang, hasil pantauan Suara Merdeka, jalur Pantura khususnya untuk lingkar utara kerusakannya semakin parah. Lubang yang berada di tengah semakin banyak dan lebar. Untuk malam hari jalur tersebut sangat berbahaya untuk pengendara sepeda motor.

Begitu juga di jalur pantura alas roban semakin dikeluhkan pengguna kendaraan. Karena akibat hujan selama dua minggu dengan intensitas yang tinggi itu, mengakibatkan jalan penuh lubang. Akibatnya jarak tempuh Gringsing-Batang yang biasa 60 menit kini menjadi 120 menit. Semula untuk jarak Jakarta-Surabaya biasa ditempuh dua malam satu hari.

Sepanjang Gringsing-Batang kondisi jalan parah setidaknya ada enam titik. Mulai dari jalan raya Gringsing, Alas Roban-Subah, Clapar-Jrakahpayung-Simbang, Tulis, tikungan sebelah utara Lapangan golf Primatex, Kandeman, sebelah utara Satlantas dalam kota.

05 Februari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Banjir Kanal Timur Meluap
Banjir Kanal Timur Meluap

Sejumlah wilayah di Kota Semarang kembali tergenang banjir dengan ketinggian permukaan air antara 30 hingga 80 centimeter akibat hujan sejak Senin (3/2) hingga Selasa (4/2) pagi. Bahkan, Sungai Banjir Kanal Timur sempat meluap pada sekitar pukul 03.00 hingga 04.00 WIB sehingga air pun menggenangi rumah warga yang berada di sekitar sungai tersebut, termasuk jalan menuju Rusunawa di Pasar Waru Semarang. Namun, dari pantauan, luapan sungai Banjir Kanal Timur tidak sampai masuk ke rusunawa yang terdiri tujuh blok tersebut, hanya jalan menuju rusunawa yang terendam air luapan sungai itu. Sekarang, banjir akibat luapan sungai Banjir Kanal Timur sudah surut, tetapi lokasi rusunawa justru menjadi tempat pengungsian warga yang rumahnya tergenang banjir, kemudian di sekitar jembatan tersebut juga menjadi lokasi pengugsian penduduk. Daerah-daerah di Semarang yang tergenang banjir selain di kompleks rusunawa tersebut seperti Bubakan, Patimura, Jalan Dr Cipto, jalan Soekarno-Hatta, Barito, kawasan Stadion Citarum, Telogosari, dan Genuk. Tetapi, Rumah Sakit Panti Wiloso di Citarum terbebas dari banjir. Hanya, jalan arteri Soekarno Hatta sempat ditutup warga karena ketinggian air mencapai 80 centimeter. Warga dan petugas keamanan berjaga-jaga di jalan tersebut dan memerintahkan pengguna jalan untuk berbalik arah karena jalan menuju Citarum tergenang banjir. Memang ada beberapa pengguna jalan yang naik sepeda motor nekat menerobos banjir, tetapi ternyata motor yang mereka tumpangi macet sehingga harus? mendorongnya untuk mencari tempat yang tinggi. Kepala Paguyuban Rusunawa Blok C Pasar Waru Semarang Yanto, 55, membenarkan bahwa Sungai Banjir Kanal Timur meluap pada Selasa pagi antara pukul 03.00 hingga 04.00 WIB sehingga banyak penduduk yang rumahnya tergenang air mengungsi ke Rusunawa itu. Kini banjir sungai itu sudah surut, tetapi warga masih mengungsi ke Rusunawa dan di jembatan sungai Banjir Kanal Timur.

04 Februari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Banjir di Jawa Tengah Tutup Akses Jalan Nasional
Banjir di Jawa Tengah Tutup Akses Jalan Nasional

Semarang:Banjir di Jawa Tengah telah menutup akses jalan nasional, tepatnya di jalan pantai utara yang menghubungkan Kabupaten Kudus dan Pati. Akses jalan itu tertutup genangan air di kawasan Jekulo Kabupaten Kudus sehingga menghambat kendaraan yang lewat.

"Selain di situ, akses Jepara ke Demak di Welahan juga macet total," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, Sarwa Permana, Selasa, 21 Januari 2014.

Banjir yang mengganggu fasilitas publik itu terus meluas hingga membuat ribuan warga di kawasan Jepara, Kudus, dan Pati dievakuasi. Di Kudus, warga yang mengungsi hingga 1.900 jiwa.

Menurut Sarwa, banjir di Jepara akibat tanggul Sungai Wulan yang jebol sepanjang 10 meter. Kodisi itu menyebabkan kawasan Kecamatan Tahunan dan Pecangaan terendam. Selain banjir, luapan air juga memutus akses jalan antara Kabupaten Jepara dan Demak. Sedangkan di Kabupaten Kudus titik banjir di Kecamatan Jekulo memutuskan akses jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Pati.

Ia menduga meluasnya banjir di kawasan pantai utara itu akibat kondisi tanggul sungai yang kritis. Kondisi itu membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah segera berkoordinasi dengan dinas pengelolaan sumber daya air dan mineral. "Harus ada penanganan darurat sebelum terus meluas dan menimpa perkampungan," katanya.

Luasan banjir yang terus melanda di Jawa Tengah itu membuat Badan Search And Rescue Nasional wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus memobilitas relawan untuk mengevakuasi korban. Sejumlah relawan yang sebelumnya ditempatkan di Kabupaten Batang dan Pekalongan mulai Senin dan Selasa kemarin dikirim di Jepara, Kudus, dan Pati.

22 Januari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Banjir Kian Tinggi dan Meluas
Banjir Kian Tinggi dan Meluas

PATI - Genangan air yang me?ngakibatkan banjir kian bertambah tinggi dan meluas. Hal itu seiring dengan tingginya curah hujan yang terus mengguyur hingga kemarin. Selain itu juga diakibatkan diberlakukannya sistem buka tutup Dam Pengendali Wilalung, di Desa Kali?rejo, Kecamatan Undaan, Kudus. Jumlah wilayah yang terkena ge?nang?an juga tak jauh berbeda, ter?utama di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Juwana.

Koordinator Tanggap Bencana dan Tim SAR BPBD Kabupaten Pati, Tiknya, mengatakan, hingga Senin (20/1), genangan air akibat me?luapnya alur Kali Tus atau Ju?wana (JU) II sudah limpas dan me?masuki halaman rumah warga di Dukuh Kasiyan Tempel, Desa Ka?siyan, Kecamatan Sukolilo. Ke?tinggian air rata-rata mencapai 40 centimeter.

Hal sama juga terjadi di Ke?camatan Gabus, sebanyak lima de?sa juga sudah tergenang akibat meluapnya alur Kali Juwana (JU) I. Ketinggian air antara 60-100 centimeter terjadi di Desa Kosekan, Tanjang, Babalan, Banjarsari, dan Mintobasuki.

Adapun di Kecamatan Jakenan, limpasan alur kali yang sama sudah memasuki permukiman warga di Desa Ngastorejo, Karangrowo, dan Glonggong. Genangan khusus desa yang disebut terakhir, adalah akibat tingginya curah hujan di kawasan Pegunungan Kendeng utara, sehingga gelontoran air dari Kali Kedunglo pun meningkat.

Ketinggian air yang menggenangi desa kawasan hilir, di Glonggong, mencapai 50 centimeter. Ketinggian tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Di Kecamatan Kota Pati, banjir untuk kali ketiga dalam satu bulan terakhir terjadi di Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, dan Sino?man dengan ketinggian air rata-rata mencapai 80-100 centimeter.

Untuk Kecamatan Juwana, me?limpasnya luapan air Kali Ju?wana juga terjadi di Desa Doro?payung yang sepanjang tepi alur kali itu banyak dihuni warga. "Ka?rena ketinggian air rata-rata sudah mencapai 160 cm, maka sebanyak 100 warga terpaksa harus diungsi?kan di balai desa setempat," ujarnya.

Mengungsi

Di sisi lain, kata Tiknya, banjir aki?bat tingginya curah hujan di ka?wasan sisi timur dan utara Lereng Muria juga menggenangi sejumlah desa di wilayah Kecamatan Du?ku?hseti, Pati. Yakni, Puncel, Kem?bang, Dukuhseti, Alasdowo, Dum?pil, dan Ngagel, dengan ketinggian air rata-rata mencapai 60 centimeter.

Akibatnya, 100 lebih warga di Desa Ngagel harus mengungsi di rumah tetangga yang masih aman dari genangan. Di wilayah itu ketinggian air mencapai 120 centimeter. Mereka yang mengungsi ada?lah warga RT 1-6, RW 4. Bantuan logistik berupa bahan makanan sangat diperlukan. Warga sudah meninggalkan rumah sejak Ming?gu (19/1) dini hari.

Selain itu, banjir juga terjadi di Desa Margomulyo, Kecamatan Tayu dengan ketinggian air mencapai 45 centimeter. Adapun di Desa Langgenharjo, Kecamatan Margo?yoso, untuk kali kedua banjir terjadi di permukiman warga dengan ke?tinggian air mencapai 60 centimeter.

21 Januari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Jalur Putus, Bantuan Logistik Terjebak di Welahan
Jalur Putus, Bantuan Logistik Terjebak di Welahan

SEMARANG - Jalur Semarang-Jepara melalui Welahan, Selasa (21/1) siang lumpuh total menyusul banjir yang terimbas dari parahnya banjir di Jepara dimana permukaan air sudah mencapai leher orang dewasa. Sehingga memutus semua bantuan logistik korban banjir Jepara. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Jateng Sarwa Pramana yang mengawal logistik mengaku terjebak di Welahan. "Kondisi akses ke Jepara airnya sudah meluap, sehingga saya minta Dishub Provinsi untuk menutup akses ke Walahan mulai dari Trengguli Demak," katanya, saat dihubungi melalui telepon. Bebarapa sungai yang berada di wilayah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana meluap sehingga untuk kesekian kalinya memutus semua komunikasi antara Semarang ke Jepara, maupun Kudus ke Jepara. Karena semuanya lumpuh, menurut Sarwa, sangat diharapkan kerja sama antarstakeholder yakni Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana untuk segera bertindak. "Saya betul-betul memohon dengan sangat agar para stakeholder bertindak segera mungkin, karena kondisi sudah sangat parah," katanya.

21 Januari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Pati Kembali Dilanda Banjir
Pati Kembali Dilanda Banjir

PATI - Banjir akibat sejumlah alur sungai meluap, sejak Sabtu (18/1) malam lalu menggenangi sejumlah desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Pati. Sedangkan alur Kali Juwana yang berhulu di Dam Pengendali Wilalung, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus juga melimpas memasuki perkampungan warga.

Salah satu di antara pemukiman itu, adalah Dukuh Karangkedempel dan Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus. Ketinggian genangan berkisar 60 cm hingga semeter sejak Sabtu malam sekitar pukul 22.00 mulai mengurung 136 rumah warga di Dukuh Biteng.

Naiknya genangan air, kata Kepala Desa (Kades) setempat, Edy, terjadi hingga Minggu (19/1) kemarin, sekitar pukul 10.00. Bahkan sudah ada rumah warga yang kemasukan air. Karena itu, pihaknya langsung menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati agar dikirim tenda pasukan untuk para pengungsi dari Biteng.

Sebab, fasilitas tempat pengungsian yang dibangun pemerintah melalui Dinas Ciptakarya Jateng beberapa tahun lalu, tidak cukup untuk menampung warga dukuh tersebut. Selain itu, kendaraan bermotor milik warga juga membutuhkan tempat tersendiri, karena tidak mungkin ditinggal dalam rumah yang mulai kemasukan air.

Harapannya, jika cuaca cerah atau hujan tidak turun secara terus menerus selama beberapa hari terakhir ini, air tentu akan bisa cepat surut. Akan tetapi yang menjadi masalah, untuk Dukuh Biteng selain harus menerima limpasan air Kali Juwana juga ditambah gelontoran air dari kawasan Pegunungan Kendeng utara yang juga membuang airnya ke Kali Juwana.

Akibatnya, saat kali pertama terjadi limpasan air pada Sabtu malam tidak hanya lingkungan permukiman dan akses jalan yang tergenang. ''Tetapi, sebagian areal persawahan petani seluas 45 dari 90 hektare yang terdapat tanaman padi mulai berbulir juga tergenang air,'' ujarnya.

Ketiga

Dandim 0718 Pati, Letkol Inf Heri Setiono mengatakan, sejak pukul 07.00 pihaknya sudah memantau langsung ke lapangan atas limpasnya alur Kali Juwana. Air limpasan sudah memasuki halaman rumah warga dengan ketinggian rata-rata sampai lutut orang dewasa, seperti di Desa Tluwah, Jepuro, dan Doropayung, Kecamatan Juwana.

Banjir juga kembali menggenangi permukiman warga, di Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati, untuk kali yang ketiga sejak Desember 2013. Banjir terjadi akibat meluapnya alur Kali Simo dan Kali Bapoh, sehingga hal sama juga dialami warga Desa Sinoman, kecamatan setempat.

Selain 170 rumah warga dukuh setempat, genangan air juga kembali terjadi di areal persawahan yang rata-rata terdapat tanaman padi muda. ''Karena itu, langkah mendesak adalah sebagaimana yang sudah diprogramkan Bupati Pati, kedua alur kali itu harus segera dinormalisasi.''

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Sudjono mengatakan, pihaknya kini sudah menerjunkan tim SAR dan para relawan tanggap bencana. Sebab, banjir juga terjadi di Desa Puncel dan Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti, serta Desa Langgenharjo, Kecamatan Margoyoso.

Tentang data areal persawahan dan tambak milik warga, kini masih didata . ''Sebagai antisipasi kondisi darurat, Pemkab Pati juga sudah mengalokasikan bantuan pangan ke beberapa desa, termasuk di Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus.''

Bupati Pati, Haryanto juga meminta warga yang terkena musibah banjir untuk meningkatkan kesabarannya, karena upaya yang dilakukan pihaknya tetap berkelanjutan, seperti menormalisasi alur Kali Juwana maupun Kali Tus atau Juwana (JU) II. Tahun ini juga tengah dipersiapkan normalisasi lanjutan, termasuk menormalisasi Kali Simo.

Akan tetapi, Allah SWT berkehendak lain, karena melalui kekuatan alam Pati tetap diberi banjir. ''Hal tersebut harus menyadarkan kita, manusia harus selalu ramah kepada alam, dan tak bisa berlaku semena-mena yang mengarah pada perusakan,'' tandasnya.

20 Januari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Waduk Cacaban Harus Selalu Dirawat
Waduk Cacaban Harus Selalu Dirawat

Usai melantik bupati dan wakil bupati Enthus Susmono-Dra Hj Umi Azizah, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.

Di sana, Ganjar sempat berbincang dengan warga sekitar perihal mata pencaharian masyarakat di sekitar waduk. Ganjar meminta, waduk yang pertama kali dibangun setelah era kemerdekaan oleh Presiden RI Ir Soekarno itu, harus dirawat. "Masyarakat dan semua pihak harus ikut merawat waduk Cacaban ini," pinta Ganjar.

Menurut Ganjar, air waduk itu telah memberi manfaat bagi banyak orang, seperti irigasi, pengendali banjir, dan untuk kelancaran industri pabrik gula. "Waduk ini manfaatnya besar sekali ketika musim kemarau. Sebab, airnya bisa untuk irigasi pertanian," cetusnya.

Ganjar juga meminta kepada bupati Enthus Susmono untuk ikut merawat infrastruktur. Termasuk upaya penegakan hukum jika ada pihak-pihak yang secara sengaja merusak infrastruktur.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Prasetyo Budi Yuwono mengemukakan, saat ini, volume waduk Cacaban mencukupi untuk kebutuhan air para petani. Meski demikian, saat ini, tengah dilakukan perbaikan pipa pengatur air. "Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sedang melakukan perbaikan pipa tersebut. Pipa didatangkan dari Jerman,"ujarnya.

Dalam kesempatan itu, turut pula Sekda Haron Bagas Prakosa, Kepala Bappeda, Suharmanto, Kepala DPU Ir Sudaryono MT serta sejumlah pejabat di lingkungan pemprov maupun pemkab.

09 Januari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Tiga Sungai Pengaruhi Sedimentasi Kanal Banjir Barat
Tiga Sungai Pengaruhi Sedimentasi Kanal Banjir Barat

SEMARANG - Tingginya sedimentasi yang terjadi di Sungai Kanal Banjir Barat tidak terlepas dari adanya perubahan tata guna lahan di bagian atas atau hulu sungai. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh tingginya sedimentasi tiga sungai di bagian hulu yang bertemu di Tugu Suharto dan kemudian mengalir di Sungai Kanal Banjir Barat. Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Waduk Jatibarang Anang Mukhlis mengatakan, ada tiga sungai yang menyumbang tingginya sedimentasi Sungai Kanal Banjir Barat yakni Sungai Kripik, Sungai Kreo, dan Kaligarang. Untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi di Kanal Banjir Barat, tahun 2012 lalu sudah diantisipasi dengan membuat dua cek dam di Sungai Kreo dan satu cek dam di Kaligarang. ''Tahun ini rencananya akan ditambah dua cek dam lagi di Kaligarang. Untuk menangani sedimentasi di Kanal Banjir Barat, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sudah mendapatkan dana untuk operasi pemeliharaan dan kami masih menunggu pencairannya,'' kata Anang didampingi Konsultan Supervisi Waduk Jatibarang bagian Monitoring Engineer, Dodhy Indrawirawan. Diungkapkannya, operasi pemeliharaan tersebut akan dilaksanakan dua kali yakni sekitar Februari dengan fokus pekerjaan pengerukan di beberapa titik sedimentasi dan penanganan sampah. Sedangkan sekitar Agustus mendatang baru akan dilakukan pengerukan sedimentasi secara menyeluruh. Dodhy menambahkan, debit Sungai Kanal Banjir Barat masih memungkinkan untuk menampung air dari drainase kota saat hujan meskipun mengalami sedimentasi. ''Kalau melihat debitnya, Sungai Kanal Banjir Barat masih memungkinkan untuk menampung air dari drainase kota yang ada di sekitarnya. Kalau di sekitar sungai tersebut masih ada yang tergenang saat hujan, diperkirakan drainase kotanya yang tidak lancar,'' kata Dodhy. Menurutnya, drainase kota yang tidak lancar dikarenakan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya masih kurang. Disisi lain, banyaknya penutupan drainase untuk lahan parkir dan lainnya dengan cor beton juga menyebabkan pengawasan serta kontrol tidak berjalan maksimal. Selain itu proses pengerukan atau pembersihan sampah juga menjadi sulit karena drainase tertutup cor. ''Saat ini tinggal bagaimana menyadarkan masyarakat untuk mematuhi aturan dan tidak membuang sampah sembarangan,'' katanya. Terkait pemeliharaan Sungai Kanal Banjir Barat, Dodhy mengungkapkan bahwa sebelumnya antara pemerintah pusat, Provinsi Jateng dan Kota Semarang telah menandatangani deklarasi kerjasama pengelolaan sumber daya air di Jateng. ''Dalam deklarasi tersebut, pemerintah pusat, Provinsi Jateng dan Kota Semarang sepakat untuk memelihara Sungai Kanal Banjir Barat secara bersama-sama. Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam Mou antara ketiganya dengan Nomor : UM111-DA/01, Nomor : 116/2013, dan Nomor : 610/275/2013 tentang Pengelolaan Kanal Banjir Barat di Kota Semarang Provinsi Jateng,'' katanya. Adapun draf detail kerjasama yakni Perjanjian Kerjasama (PKS) yang memuat tugas dan kewenangan masing-masing instansi pemerintah masih disusun oleh BBWS Pemali Juana.

09 Januari 2014 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Talud Penahan Ombak Rusak, BBWS Sediakan Bronjong
Talud Penahan Ombak Rusak, BBWS Sediakan Bronjong

Atas rusaknya tanggul penahan ombak di wilayah pantai Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang segera melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana.

Koordinasi dengan BBWS itu terkait kemungkinan ada proyek penahan gelombang di wilayah itu ternyata tidak ada. "Tapi oleh BBWS kami akan dibantu material berupa bronjong untuk bisa dipakai sebagai penahan ombak," kata Bambang Rudi Hartono SH SPH MH, Kabid Kedaruratan dan Logisitik BPBD Kota Semarang, Selasa (24/12).

Bronjong itu, menurut dia, sepanjang 75 meter dan harus diisi batu. "Kami sudah menawarkan apakah para warga sendiri yang akan mengisi batu, tapi mereka menolak karena ketiadaan biaya, maka bronjong itu belum bisa dipasang," sambung Bambang Rudi.

Kelak bronjong yang sudah diisi oleh batu-batuan ini menurut dia bisa ditempatkan di atas talud lama yang kini kondisinya sudah rusak akibat empasan ombak gelombang pasang. Adalah pihak Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kota Semarang yang berwenang untuk menganggarkan pada tahun anggaran 2014.

24 Desember 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Sungai KB-I Jebol, Tanaman Padi Terancam Busuk
Sungai KB-I Jebol, Tanaman Padi Terancam Busuk

Sekitar 230 hektare tanaman padi dan cabe di Desa Tajemsari, Curug dan Curug Kecamatan Tegowanu, Grobogan, terancam busuk karena terendam banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter akibat tanggul Kali Buangan I (KB-I) di Dusun Plosorejo Desa Tajemsari jebol. Hingga Rabu (18/12/2013) malam, air belum juga surut. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah berusaha memperbaiki tanggul yang jebol tersebut dengan alat backhoe (bego). ?Tanggul jebol terjadi Selasa (17/12/2013) malam. Jika dua hari ke depan air belum juga surut, dikhawatirkan tanaman padi yang ada terancam busuk dan mati,? kata Camat Tegowanu Tatang Wahyu SH kepada KRjogja.com. Selain tanaman padi dan cabe, sekitar 75 rumah penduduk juga tergenang setinggi 40 cm. Karena posisi sungai lebih tinggi, arus sungai sulit terkendali masuk areal tanaman padi dan pemukiman penduduk. ?Derasnya arus sungai dari arah hulu juga terus menggerus tanggul. Akibatnya, titik tanggul yang jebol melebar hingga sekitar 25 meter,? terangnya. Jebolnya tanggul ini juga memutus jalur alternatif antara Desa Curug dan Tajemsari. Akibatnya, akses ekonomi antara dua desa terganggu. Puluhan siswa asal Dusun Plosorejo yang menempuh pendidikan di SMPN 2 Curug terpaksa tidak masuk sekolah. Kepala Desa Tajemsari Pujianto mengatakan pada Selasa malam warga sudah diperingatkan agar bersiap melakukan evakuasi jika debit air Sungai KB-I? bertambah. Alasannya, tanggul Sungai KB-I di desanya sering jebol jika elevasinya melebihi batas ambang.

19 Desember 2013 Selengkapnya

Berita Terkini & Pengumuman
Penggenangan Waduk Jatibarang Gunakan Air Hujan
Penggenangan Waduk Jatibarang Gunakan Air Hujan

TANGGUL WADUK - Sejumlah alat berat meratakan batu pada tanggul Waduk Jatibarang di Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungapati, Kota Semarang, Jateng, Rabu (18/12/2013). Pembangunan tanggul penampungan air pada waduk jatibarang terkendala curah hujan yang sangat tinggi, saat ini waduk yang akan berfungsi sebagai pengatur air hujan tersebut sudah mencapai 98 persen karena terkendala pembebasan lahan bberdirinya tower bertegangan tinggi di kawasan tersebut.

  Proyek pembangunan Waduk Jatibarang yang sudah mencapai 98 persen masih terkendala penggantian rugi lahan di bawah beberapa tower yang terdampak genangan. Dari 61 bidang tanah, masih terdapat tujuh bidang belum mencapai kesepakatan harga. Satuan kerja pembangunan Waduk Jatibarang menargetkan sebelum 20 Desember masalah itu terselesaikan. Kepala Satker Pembangunan Waduk Jatibarang, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Anang Muchlis berujar, permasalahan itu mencuat ketika jumlah tower tegangan tinggi di dalam area genangan waduk melebihi dari perhitungans semula. Awalnya, hanya ada tujuh tower ternyata ada 12 tower di lapangan. "Semua tower sudah kami bangun lagi, sekarang beberapa sudah mulai penyambungan kabel. Kira-kira dua minggu lagi selesai," katanya saat ditemui di kantornya, Rabu (18/12/2013). Ia berujar, setelah masalah itu beres. Tahap selanjutnya adalah ujicoba atau penggenangan awal. Pihaknya sudah mendapat sertifikasi dari Komisi Keamanan Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan pengisian air genangan di waduk. Rencananya, penggenangan tersebut dilakukan pada pertengahan Januari 2014. Konsultan Supervisi Pembangunan Waduk Jatibarang, Dodhy Indrawirawan, menambahkan ada beberapa tahap penggenangan. Pada pertengahan Januari, penggenangan akan dilakukan setingggi saluran air intake atau 150 meter. "Kami memperkirakan untuk lama penggenangan sampai sebulan, kami menggantungkan proses pengisian waduk dari air hujan terlebih dulu," ucapnya. Setelah itu, pihaknya akan mulai melakukan ujicoba lagi dengan memenuhi Waduk Jatibarang hingga air penuh. Jika lancar, maka waduk akan penuh dalam waktu dua bulan hingga tiga bulan. "Itu juga tergantung hujan," katanya. Dodhy menambahkan, setelah Waduk Jatibarang penuh air, nantinya akan kembali dikosongkan. Pihaknya akan mengecek apakah ada wilayah tanggul yang longsor atau tidak. "Kalau operasionalnya mungkin baru bisa Januari 2015. Setahun ini kan masa pemeliharaan," jelasnya.

19 Desember 2013 Selengkapnya