Pati Kembali Dilanda Banjir
PATI - Banjir akibat sejumlah alur sungai meluap, sejak Sabtu (18/1) malam lalu menggenangi sejumlah desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Pati. Sedangkan alur Kali Juwana yang berhulu di Dam Pengendali Wilalung, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus juga melimpas memasuki perkampungan warga.
Salah satu di antara pemukiman itu, adalah Dukuh Karangkedempel dan Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus. Ketinggian genangan berkisar 60 cm hingga semeter sejak Sabtu malam sekitar pukul 22.00 mulai mengurung 136 rumah warga di Dukuh Biteng.
Naiknya genangan air, kata Kepala Desa (Kades) setempat, Edy, terjadi hingga Minggu (19/1) kemarin, sekitar pukul 10.00. Bahkan sudah ada rumah warga yang kemasukan air. Karena itu, pihaknya langsung menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati agar dikirim tenda pasukan untuk para pengungsi dari Biteng.
Sebab, fasilitas tempat pengungsian yang dibangun pemerintah melalui Dinas Ciptakarya Jateng beberapa tahun lalu, tidak cukup untuk menampung warga dukuh tersebut. Selain itu, kendaraan bermotor milik warga juga membutuhkan tempat tersendiri, karena tidak mungkin ditinggal dalam rumah yang mulai kemasukan air.
Harapannya, jika cuaca cerah atau hujan tidak turun secara terus menerus selama beberapa hari terakhir ini, air tentu akan bisa cepat surut. Akan tetapi yang menjadi masalah, untuk Dukuh Biteng selain harus menerima limpasan air Kali Juwana juga ditambah gelontoran air dari kawasan Pegunungan Kendeng utara yang juga membuang airnya ke Kali Juwana.
Akibatnya, saat kali pertama terjadi limpasan air pada Sabtu malam tidak hanya lingkungan permukiman dan akses jalan yang tergenang. ''Tetapi, sebagian areal persawahan petani seluas 45 dari 90 hektare yang terdapat tanaman padi mulai berbulir juga tergenang air,'' ujarnya.
Ketiga
Dandim 0718 Pati, Letkol Inf Heri Setiono mengatakan, sejak pukul 07.00 pihaknya sudah memantau langsung ke lapangan atas limpasnya alur Kali Juwana. Air limpasan sudah memasuki halaman rumah warga dengan ketinggian rata-rata sampai lutut orang dewasa, seperti di Desa Tluwah, Jepuro, dan Doropayung, Kecamatan Juwana.
Banjir juga kembali menggenangi permukiman warga, di Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati, untuk kali yang ketiga sejak Desember 2013. Banjir terjadi akibat meluapnya alur Kali Simo dan Kali Bapoh, sehingga hal sama juga dialami warga Desa Sinoman, kecamatan setempat.
Selain 170 rumah warga dukuh setempat, genangan air juga kembali terjadi di areal persawahan yang rata-rata terdapat tanaman padi muda. ''Karena itu, langkah mendesak adalah sebagaimana yang sudah diprogramkan Bupati Pati, kedua alur kali itu harus segera dinormalisasi.''
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Sudjono mengatakan, pihaknya kini sudah menerjunkan tim SAR dan para relawan tanggap bencana. Sebab, banjir juga terjadi di Desa Puncel dan Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti, serta Desa Langgenharjo, Kecamatan Margoyoso.
Tentang data areal persawahan dan tambak milik warga, kini masih didata . ''Sebagai antisipasi kondisi darurat, Pemkab Pati juga sudah mengalokasikan bantuan pangan ke beberapa desa, termasuk di Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus.''
Bupati Pati, Haryanto juga meminta warga yang terkena musibah banjir untuk meningkatkan kesabarannya, karena upaya yang dilakukan pihaknya tetap berkelanjutan, seperti menormalisasi alur Kali Juwana maupun Kali Tus atau Juwana (JU) II. Tahun ini juga tengah dipersiapkan normalisasi lanjutan, termasuk menormalisasi Kali Simo.
Akan tetapi, Allah SWT berkehendak lain, karena melalui kekuatan alam Pati tetap diberi banjir. ''Hal tersebut harus menyadarkan kita, manusia harus selalu ramah kepada alam, dan tak bisa berlaku semena-mena yang mengarah pada perusakan,'' tandasnya.