Bendung Air Alas

Bendung Air Alas, Kabupaten Seluma. Dibangun tahun 1996 - 1998.

Bendung Air Nipis Seginim

Bendung Air Nipis Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan. Dibangun tahun 1984 - 1986.

Bendung Air Manjuto

Bendung Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko. Dibangun tahun 1983 - 1986.

Bendung Air Lais Kuro Tidur

Bendung Air Lais Kuro Tidur, Kabupaten Bengkulu Utara. Dibangun tahun 1980 - 1983.

Bendung Air Seluma

Bendung Air Seluma, Kabupaten Seluma. Dibangun tahun 1975 - 1980.

Bendung Air Ketahun

Bendung Air Ketahun, Kabupaten Lebong. Dibangun oleh Belanda. Rehabilitasi tahun 1980.

Tonton video-video terbaru kami di laman YouTube BWS Sumatera VII dan jangan lupa like dan subscribe

Monitoring Kekeringan di Kabupaten Mukomuko

blog-thumb

Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah berpotensi mengalami kekeringan. Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bengkulu yang rentan terhadap dampak kekeringan. Terkait hal tersebut Tim Operasi dan Pemeliharaan SDA I BWS Sumatera VII melakukan monitoring kekeringan daerah irigasi ke Kabupaten Mukomuko pada 31 Juli – 4 Agustus 2019.

Monitoring dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Mukomuko yang tergabung dalam luasan daerah irigasi Majunto kiri dan Majunto Kanan. Diantaranya Kecamatan V Koto, Lubuk Pinang, XIV Koto, dan Air Majunto.

Dalam kegiatan tersebut, Tim Operasi dan Pemeliharaan SDA Sumatera VII turut didampingi oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko serta Camat dari masing-masing Kecamatan.

Kasi Operasi dan Pemeliharaan SDA Lanjar Budi Raharjo SP, M.Si, mengatakan pada tahun sebelumnya di Kabupaten Mukomuko juga pernah terjadi kekeringan yang disebabkan oleh debit air irigasi di intake bendung tidak mencukupi. Akibatnya di beberapa daerah irigasi para petani tidak bisa bercocok tanam. Meskipun ada yang bercocok tanam, tanaman tidak bisa hidup karena tidak ada pasokan air.

Dari hasil pemantauan, rata-rata daerah irigasi di empat kecamatan berpotensi mengalami kekeringan. “Kebutuhan minimal layanan irigasi sebesar 4,5 liter/detik sementara kemarin pernah terjadi hanya 3 liter/detik. Jadi kekurangan ini menyebabkan layanan air irigasi kita tidak bisa mencukupi” terang Lanjar Budi.

“Kalau tidak bisa mencukupi ada 3 solusi yang ditawarkan yang pertama dengan sistem giliran (giliran di ruas sekunder dan di petak tersier) dan ubah pola tanam. Solusi ketiga yang dianjurkan oleh pemerintah pusat, pemerintah pusat siap memberikan bantuan pompa air” tambahnya.

Dikatakan Lanjar Budi dari ketiga solusi tersebut, kebijakan yang mungkin akan diambil oleh BWS Sumatera VII adalah dengan mengubah pola tanam, mengikuti perkembangan musim. Namun keputusannya akan dirapatkan terlebih dahulu.

  • Jul, 30, 2019
  • Dilihat 1318 kali
  • Cetak
  • Bagikan :





Arsip